33-Sakit??!

1 0 0
                                    

  "Saudara Alvin... untuk saudara, anda dinyatakan di vonis mengalami kanker hati stadium awal. Itu sebabnya mungkin anda selalu merasa pusing" ujar seorang dokter.
  "Apa? Abang saya menderita kanker hati?!" Tanya Kevin terkejut.
Alvin yang mendengar itu pun hanya bisa menunduk diam.
  "Benar. Apa saudara ingin mencoba untuk kemoterapi? Saya harap dengan kemoterapi kanker itu akan sembuh" ujar dan tawar dokter itu.
  "Dokter, mana mungkin Abang saya terkena penyakit kanker! Anda salah memvonis bukan?!" Tanya Kevin cemas.
  "Mohon maaf, tapi saya telah mengecek nya berkali-kali, namun hasilnya tetap sama" ujar dokter itu.
Kevin pun ikut menunduk. Ia menghela nafasnya kasar.
Sekarang Lo harus gimana bang? Batin Kevin.

🖇️

Alvin dan Kevin duduk bersama di halte bus. Mereka tidak membawa motor jadi nya harus menunggu bus. Kevin pun menatap Alvin yang terus saja diam. Ia ingin membuka suara tapi ia merasa tidak enak dengan nya.
  "Gua minta, Lo jangan ngasih tau Elgara" ujar Alvin membuka suara.
Alvin menatap Kevin.
  "Jangan kasih tau dia, Gue gak mau nyusahin atau kehilangan dia" ujar Alvin menambahkan.
  "Oke bang" jawab Kevin.
Kevin kembali menatap lurus ke depan. Ia pun kembali lagi menatap Alvin.
  "Bang, kok bisa sih sampe kayak gini? Lo ngapain aja?" Tanya Kevin cemas.
Alvin tersenyum.
  "Kenapa? Lo khawatir sama gue? Gue gak perlu rasa kasihan dari Lo" ujar Alvin.
  "Tapi bang, gimana gue gak khawatir, Lo sakit!" Ujar Kevin bersikeras.
  "Gak usah peduliin gue! Gue gak suka tiba-tiba aja di peduliin. Kenapa sekarang?! Hah?! Kenapa gak dari dulu?!" Tanya Alvin berteriak dengan kesal.
Kevin pun kembali diam tertunduk.
  "Gue gak sakit, selalu aja disakitin, giliran gue sakit Lo kayak gini? Anj*ng!" Teriak Alvin.
Alvin kembali tersenyum.
  "Jadi, Lo gak usah repot-repot buat meduliin gue" ujar Alvin.
Bus pun tiba. Alvin bangkit dari duduknya.
  "Cepet pulang!".

🖇️

Alvin duduk di samping Elgara.
  "Gimana?" Tanya Elgara.
Alvin mengambil kedua tangan Elgara dan menggenggam nya.
  "Mereka udah di tangkap, urusan nya sisa sama polri aja" ujar Alvin.
  "Ouh, bagus deh kalo gitu" ujar Elgara.
  "Ra, kamu mau pulang nggak?" Tanya Alvin tiba-tiba saja.
  "Pulang? Kemana?" Tanya balik Elgara.
  "Ke rumah kamu" jawab Alvin.
  "Aku nggak mau pulang. Ada ayah di rumah, aku takut" ujar Elgara.
  "Kenapa takut?" Tanya lagi Alvin.
  "Soalnya, ayah suka mukulin kita, ibu, bang Dista. Aku takut" ujar Elgara menjelaskan.
  "Gak usah takut. Kan bisa kamu lawan" ujar Alvin.
  "Kalo aku lawan dia, dia bakalan nge-balas balik, dia bakalan bentak aku. Aku, aku gak suka di bentak, aku takut" ujar Elgara.
  "Tapi, kenapa aku baru ngeliat ayah kamu?".
  "Ayah di penjara. Udah 10 tahun, kenapa dia harus balik?" Ujar Elgara.
  "Terus, kamu gak akan maafin ayah kamu?" Tanya Alvin dengan nada sedikit desahan.
  "...aku gak tau. Tapi dia udah nyakitin ibu aku, ibu aku sakit karena ayah" ujar Elgara menjelaskan.
  "Jadi, kamu nggak bisa cinta sama aku?" Tanya Alvin begitu tiba-tiba.
Elgara pun menatap Alvin kesal. Cowok di hadapan nya itu memang sulit untuk di tebak.
  "Kok tiba-tiba aja nanya kayak gitu?" Tanya balik Elgara.
  "Ya, kan kamu takut sama ayah kamu, tapi kok bisa kamu cinta sama aku?" Ujar Alvin.
Elgara berpikir 2 kali. Benar juga apa yang di ucapkan oleh Alvin. Ia takut dengan nya tapi ia bisa menyukai Alvin.
  "A-aku gak tau. Yang pasti, semua cowok itu berbeda" ujar Elgara.
  "Jadi, kamu maafin ayah kamu?".
  "Aku, juga gak tau" ujar Elgara bingung.
Alvin pun tiba-tiba saja memeluk tubuh Elgara dengan erat. Elgara pun menatap kebingungan.
  "Loh, tiba-tiba?" Tanya Elgara.
  "Cuma lagi pengen meluk aja, bosen kalo meluk guling terus" ujar Alvin.
Elgara pun terdiam sambil di peluk oleh Alvin.
  "Ra" ucap Alvin.
  "Hmm, kenapa?" Tanya Elgara.
  "Tidur bareng sama aku yuk" ajak Alvin.
Elgara pun mendorong tubuh Alvin. Alvin menatap Elgara santai. Elgara merasa panas mendengar nya.
  "K-kenapa tiba-tiba? Biasanya juga tidur ke pisah" tanya dan ujar Elgara.
  "Kamu gak mau?".
Pipi Elgara pun merona. Ia mengerjapkan matanya berkali-kali.
  "Ayo, kita tidur bareng" ajak lagi Alvin.
  "T-t-tapi!".
  "Umm, kita udah ciuman, pelukan, mesra-mesraan, masa kita gak bisa tidur bareng?" Ucap Alvin dengan nada manja.
Pipi Elgara semakin merona. Alvin pun bangkit lalu menarik tangan Elgara untuk pergi ke kamar nya.
  "Ayo! Udah malem!" Ujar Alvin.

ALVIN MAHENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang