52-Hari yang buruk

0 0 0
                                    

2 bulan, kini telah berlalu. Hari dimana Alvin akan segera lulus tinggal 2 Minggu lagi. Ia harap tidak ada hal buruk setelah dirinya lulus nanti. Saat ini, semua orang masih belum tahu tentang penyakitnya. Kecuali Adista, Kevin, Novia dan juga gang motornya. Bahkan orang tua nya pun tidak tahu.
Terkadang, Abyzar memaksa agar Alvin kembali mengikuti pengobatan kemoterapi. Tapi Alvin terus menolaknya. Alvin sadar, bahwa tidak ada lagi harapan untuk nya.
  "Bang!" Panggil Novia.
Alvin yang sedang duduk sendirian seketika langsung menatap Novia.
  "Eh, kenapa ya?" Tanya Alvin.
  "Katanya, Tante Sinta sama om Vino mau pulang nanti malam" ujar Novia.
Alvin seketika berdebar ketika ia mendengar soal itu.
  "Apa? Pulang?" Tanya Alvin.
Novia mengangguk pelan.
  "Pulang ya?" Ucap Alvin.
  "Lo kenapa sih?" Tanya Novia bingung.
Alvin mencoba menenangkan perasaan nya itu.
  "Nggak kok" ucap Alvin.
Novia duduk di samping Alvin.
  "Lo, pasti takut mereka datang ya? Gue paham kok perasaan Lo gimana" ujar Novia.
Kedua nya pun hening. Alvin tiba-tiba terpikirkan sesuatu.
  "Nov, gue boleh gak, minta bantuan sama Lo?" Tanya Alvin.
  "Bantuan?" Tanya balik Novia.
  "Gue takut sesuatu mungkin terjadi. Yak, sebenarnya ini bukan bantuan sih. Kalo, gue ngejodohin Lo, Lo mau gak?" Tanya Alvin dengan basa-basi.
  "Hah, ngejodohin gue?".
  "Ya, kalo Lo gak mau yaudah" ujar Alvin.
  "Eh, iya iya iya. Gue mau. Emang ngejodohin gue sama siapa?" Tanya Novia.
Alvin terdiam sejenak.
  "Elgara" ucap Alvin.
Novia menatap Alvin terkejut.
  "Elgara? Kok tiba-tiba?" Tanya Novia dengan bertanya-tanya.
Alvin terdiam memikirkan.
  "Gue sadar, kalo gue dan Elgara gak bisa berjodoh atau pun menikah. Masa, timun sama timun ketemu. Hasilnya filled dong. Gue pengen ngerubah Elgara, supaya dia gak jadi gay lagi".
"Gue gak mau ngeliat Elgara sama cowok lain, karena gue tau, kalo cowok gak semuanya baik" ucap Alvin panjang lebar.
Alvin menatap Novia.
  "Lo tau sendiri kan, kalo gue gak punya waktu yang lama lagi. Gue tau kalo Lo adalah orang yang tepat buat dia" lanjut Alvin.
  "Lo, serius? Lo, yakin ngejodohin gue sama Elgara?" Tanya Novia memastikan.
Novia menundukkan kepalanya.
  "Jujur bang. Sebenarnya gue gak suka sama dia, soalnya dia lebih cantik dari gue. Tapi, kalo itu keinginan Lo, gue gak ada pilihan lain selain nerima".
  "Tapi bang, gue harap, waktu Lo itu nggak bener-bener bentar. Gue mau kalo Lo terus ada sama dia. Gue takut kalo Lo pergi. Jadi, tetap semangat ya bang!" ujar Novia.
Alvin tersenyum kecil. Gue juga berharap begitu, Novia batin Alvin.

🖇️

Alvin membuka pintu rumahnya berharap bahwa orang tua nya akan kembali malam ini adalah mimpi buruk. Tapi ternyata, mimpi buruk itu terjadi hari ini. Alvin melihat kedua orang tuanya duduk di sofa ruang tamu.
  "Eh, Alvin. Baru pulang? Mana Kevin?!" Tanya Sinta.
Alvin seketika terdiam. Ia pikir mereka akan kembali saat malam. Tapi ternyata mereka sudah ada di sini sore ini.
  "Jawab!" Teriak Sinta.
  "Dia lagi main sama temen nya" jawab Alvin pelan.
  "Main?! Bukannya langsung pulang dan belajar, dia malah main?! Kenapa kamu gak cegah dia?!" Tanya Sinta berteriak.
Alvin hanya diam tak berani menjawab. Ia hanya diam mematung di depan pintu masuk rumah.
  "Udah Ma, jangan dimarahin mulu. Udah setahun gak ketemu kok malah marah-marah. Alvin, kamu masuk ke kamar ya, biar papa yang nyariin Kevin" ujar Vino.
Vino memegang bahu Alvin. Alvin pun mengangguk dan pergi ke kamarnya.

🖇️

Begitu masuk kamar, ia langsung mengunci pintu kamar nya.
  "Fu*k! Kenapa sih mereka ada di sini?! Ya, gue seneng papa pulang, tapi kenapa harus ada Wanita itu?! Dipikir-pikir lagi gua jadi ngeri ngeliat dia" ucap Alvin.
Alvin pun menggantungkan tasnya lalu berbaring di atas kasurnya.
  "Gue harap ini cuma mimpi!" Ucap Alvin.
Alvin menutup matanya dengan sebelah tangannya berusaha untuk tidur. Tapi ia tidak bisa tidur sekarang. Alvin pun menghela nafas.
  "ARRGH!" Teriak Alvin.

ALVIN MAHENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang