59-Terasa menyedihkan

1 0 0
                                    

Alvin membuka pintu rumah nya dan langsung masuk ke dalam. Ia melihat Sinta dan Vino sedang duduk bersama. Tapi, seperti nya Sinta sedang menangis.
  "Loh, Mama kenapa?" Tanya Alvin.
Sinta pun menatap Alvin. Ia bangkit dari duduknya dan berjalan mendekati Alvin.
  "Alvin... Maafin Mama yak, sayang" ucap Sinta tiba-tiba.
Alvin pun terdiam mendengar apa yang diucapkan oleh ibunya itu. Ia merasa hatinya terasa lebih senang.
  "Maaf, karena Mama suka marah sama kamu. Kamu maafin Mama kan?" Tanya Sinta.
  "Alvin maafin Mama kok dari dulu" ujar Alvin.
  "Maaf, maaf" ucap Sinta terus menerus.
Tiba-tiba Kevin datang dan melihat Sinta yang menangis di dekat Alvin. Sinta memegang kedua pipi Alvin.
  "Anak Mama udah gede yak? Tapi, kenapa harus kayak gini?" Ucap Sinta.
Alvin pun menatap kebingungan. Ia beralih menatap Vino.
  "Kita udah tau semuanya" ucap Vino.
Jantung Alvin seketika berdebar kencang mendengar apa yang dikatakan oleh Vino.
  "Tau apa?" Tanya Alvin.
  "Sayang, kenapa? Kenapa harus di tutupi? Padahal kamu bisa bilang sama Mama, kalo kamu gak baik-baik aja" ujar Sinta dengan sedih.
  "Kamu, kamu bohong kan soal kamu, kanker hati? Plis, kamu bilang bohong" ujar Sinta.
  "...Mama, tau darimana, kalo Alvin sakit kanker?" Tanya Alvin terkejut.
Kevin ikut terkejut mendengar apa yang dikatakan oleh ibunya. Ia tidak menyangka bahwa mereka akan mengetahui penyakit yang diderita oleh kakaknya itu.
Tiba-tiba saja Alvin merasakan sakit pada perut bagian kanan nya. Ia merasa sesuatu sedang menyerang nya. Sinta yang melihat itu seketika panik.
  "Alvin! Ada apa?! Apakah sakit?!" Tanya Sinta.
Vino dan Kevin segera mendekati Alvin.
  "Kenapa?!" Tanya Sinta.
Alvin yang sudah tidak kuat menahan rasa sakit pun seketika terjatuh ke lantai.
  "Alvin!".
  "Bang! Bangun!" Ucap Kevin.
  "Alvin! Kamu gak papa, kan?!" Tanya Vino.
Perlahan-lahan, kesadaran Alvin memudar. Ia tidak bisa mendengar apa yang diucapkan oleh mereka.

🖇️

Alvin membuka matanya. Yang ia lihat hanyalah langit-langit serba putih. Ia melihat ke arah lain dan melihat tangan nya yang sedang di infus. Itu adalah rumah sakit. Ia juga memakai selang pernapasan.
Seorang laki-laki masuk ke dalam ruangan itu. Tentu saja itu adalah orang yang ia kenali. Ia menatap ke arah Alvin.
  "Alvin, Lo udah sadar?" Tanya Adista.
Alvin hanya diam. Lemah, tak berdaya. Meskipun ia ingin mengucapkan sepatah kata, ia kesulitan untuk bicara dengan kondisi seperti ini.
  "Gue panggilin dulu dokter yak!" Ujar Adista.
Dokter segera datang untuk memeriksa kondisi Alvin. Itu juga karena Adista berteriak sambil berlari untuk memanggil dokter itu.
  "Kondisi saudara Alvin sudah stabil, tidak ada kendala apapun. Tapi, saudara Alvin hanya perlu istirahat, sebelum keadaannya benar-benar siap" ucap dokter itu.
Adista merasa kesal dengan apa yang dikatakan oleh dokter itu. Tapi, ia hanya bisa diam saja dan menyembunyikan perasaan kesal nya.

🖇️

  "Kok, gue bisa ada disini?" Tanya Alvin
  "Jelas-jelas, orang tua Lo yang udah nganter Lo kesini. Semua orang udah tau penyakit Lo" ujar Adista.
  "Apa?! Jadi Elgara tau?!" Tanya Alvin.
  "Kecuali dia. Gue sengaja bilang ke orang-orang buat gak bilang ke dia kalo Lo sakit" ujar Alvin.
Alvin pun bernafas lega mendengar hal itu. Ia benar-benar tidak ingin Elgara tau soal ini. Tapi jika memang sudah takdir, mungkin ia akan kembali bertemu dengan Kekasih nya itu saat ia sekarat. Ia tidak ingin memperlihatkan hal yang sangat menyedihkan seperti itu. Tidak sekali pun.
  "Gue, udah berapa lama, koma di sini?" Tanya Alvin.
  "Bentar, Gue liat dulu jam" ujar Adista.
  "Lo pingsan jam 5, sekarang udah jam 8 lebih, sekitar setengah hari. Oh yak, Lo gimana? Besok malam kita Prom Night dan Lo lagi sakit" tanya dan ujar Adista.
  "Hah, Prom Night?! Oh, iya juga! Pokoknya, gue bakalan hadir kesana!" Ujar Alvin.
  "Lo yakin?! Tapi kan, Lo harus istirahat di sini!" Ujar Adista.
  "Adista! Lo pikir gua gak mau istirahat dulu! Gue mau istirahat! Tapi, kalo gue kelamaan diem mulu disini, entar Elgara malah curiga! Emang Lo tega gak bisa nemuin dia sama gue?" Tanya dan ujar Alvin.
Adista pun terdiam.
  "Gue gak mau Elgara sedih".

ALVIN MAHENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang