Sudah 4 hari semenjak perpisahan dengan Prom Night yang mengakibatkan Alvin kembali koma. Elgara merasa sedih, karena ia baru tau kalau ternyata Alvin menyembunyikan hal itu kepadanya. Ia juga belum bangun sampai hari ini.
Elgara duduk diam di hadapan Alvin yang terbaring koma di atas nakas. Air matanya tidak bisa berhenti untuk keluar. Sesekali orang akan datang untuk menjenguk Alvin di sana.
"Jadi....jadi, ini yang kamu bilang akan pergi jauh? Kamu bohong. Alvin, kamu bilang kalo kamu gak akan pernah ninggalin aku, kapan pun. Plis, kamu gak akan beneran pergi, kan?" Ucap Elgara kesal.
Elgara menundukkan wajahnya. Ia meremas tangan Alvin.
"Kalo kamu pergi, aku sama siapa?" Tanya Elgara.
"...Aku gak akan pergi jauh kok" ujar Alvin.
Elgara yang terkejut kembali menatap wajah Alvin.
"Alvin?" Ucap Elgara terkejut.
Alvin tersenyum tipis.
"Aku akan selalu ada di sini, di hati semua orang, termasuk hati kamu sendiri" ujar Alvin.
Alvin menghapus air mata Elgara dengan tangan nya.
"Jangan nangis yak" pinta Alvin.🖇️
Orang-orang datang ke rumah sakit setelah mendengar bahwa Alvin sadar dari komanya. Tapi yang semua orang tidak tahu adalah, bahwa ini adalah hari terakhir Alvin berada di sini.
"Lo baik-baik aja kan?" Tanya Adista.
"Kok Lo nanya gitu?! Dia kan lagi sakit!" Protes Guntur.
"Udah! Jangan ribut disini! Kasian Alvin" ujar Hari.
Abyzar pun datang ke rumah sakit beserta dengan beberapa anggota lainnya.
"Alvin! Lo dah bangun?!" Tanya Abyzar.
Semua orang menatap kedatangan mereka.
"Eh, Lo kan ketua gang motor yang waktu itu?! Lo ngapain ke sini?!" Tanya Petir.
"Sst! Diem Lo, Tir" pinta Alvin.
Elgara menatap bingung. Abyzar pun masuk ke dalam dan mendekati Alvin.
"Lo gak akan mati, kan?" Tanya Rizka santai.
"Heh! Mulut Lo yak!" Protes Hari.
"Gak tau, gimana takdir aja" ujar Alvin.
"Ih, jangan ngomong gitu!" Protes Elgara.
"Ngomong-ngomong, gua gak liat Billy di sini? Kemana si batu itu?" Tanya Alvin.
"Billy sad, dia gak jadi batu lagi kayak dulu. Dia ngerasa bersalah karena dulu malah ngikutin apa kata Mirzuna buat gak bilang soal penyakitnya sama kita".
"Gue juga ngerasa bersalah, karena gue sebagai ketua, nggak peka sama kondisi kesehatan dia" ujar Abyzar.
"Udah, jangan merasa bersalah. Gue juga wakil ketua, harusnya gue lebih perhatian sama dia" ujar Rizka.
"Ini kenapa malah saling nyalahin diri sih?! Bukan ini yang gua mau!" Protes Rizky.
Mereka pun terdiam.
"Dah ah, daripada dengerin kalian ribut mulu lebih baik gua tidur lagi" ujar Alvin.🖇️
Elgara masih duduk diam di sana sore itu. Elgara tidak mau pergi dari Alvin. Padahal Alvin sedang tidur sore itu. Tapi Elgara khawatir.
"Nak, kamu temennya Alvin?" Tanya Vino.
"Eh, iya om" jawab Elgara.
"Kok kamu gak pulang? Kamu gak laper emang?" Tanya Vino khawatir.
"Saya mau di sini aja, jagain Alvin" ujar Elgara.
Vino pun menghela nafas.
"Kalo gitu, kamu tunggu bentar yak" pinta Vino.
Vino yang baru datang kembali keluar dari ruangan. Entah apa yang akan dilakukan pria itu.
Beberapa menit kemudian, Vino kembali datang sambil membawa sebuah makanan yang ia beli barusan.
"Ini, makan dulu yak. Kasian kalo dibiarin, nanti malah jadi penyakit" ujar Vino.
"Nggak om, makasih" tolak Elgara.
"Loh, kamu ini gimana sih? Ditawarin kok nolak. Padahal om udah capek loh beliin ini. Ayo makan dulu" pinta Vino.
Akhirnya karena Elgara merasa tidak enak, ia pun memakan makanan yang diberikan oleh Vino.
Tit! Tiit! Tiiiiit!
Tiba-tiba saja saat Elgara sedang makan, monitor Alvin menunjukkan bahwa detakan jantungnya semakin kecil. Vino yang panik segera berlari untuk memanggil dokter. Elgara yang sedang makan pun terhenti dan langsung menghampiri Alvin.
"DOKTER! DOKTER!" Teriak Vino.
Dokter segera datang untuk memeriksa Alvin.
"Semuanya! Siapkan defibrillator!" Ujar dokter itu.
Vino dan Elgara dipaksa keluar ruangan oleh para perawat. Beberapa perawat membawa sebuah alat yaitu defibrillator, untuk memacu kembali jantung.
Vino dengan cepat menghubungi Sinta dan juga Kevin sedangkan Elgara menghubungi Adista. Adista juga menghubungi teman yang lain termasuk Blue Fire Gang.🖇️
Alvin sekarang baik-baik saja. Namun, kondisinya tidak bisa stabil. Akhirnya Alvin dipindahkan oleh dokter ke ruangan ICU. Kali ini bukan lagi selang pernapasan, tapi ia harus memakai CPAP masker oksigen.
Elgara duduk diam di kursi lorong rumah sakit. Sedangkan Vino tak bisa berhenti cemas dan berjalan pontang-panting kanan kiri. Sinta dan Kevin datang dengan berlari karena cemas.
"Papa! Pa! Alvin mana?!" Tanya Sinta.
"Alvin ada di dalam ruang ICU" ujar Vino.
"Terus Pa, gimana keadaan bang Alvin?" Tanya Kevin penasaran.
Vino menggelengkan kepalanya.
"Papa juga belum tau" ujar Vino.
Adista dan yang lainnya pun datang bersama dengan Blu Fire Gang ke rumah sakit.
"Gara!" Panggil Adista.
Elgara pun bangkit dari duduknya.
"Alvin gimana keadaannya?!" Tanya Abyzar panik.
Elgara menggelengkan kepalanya.
"Gak ada yang tau" ujar Elgara.
Mereka pun menghela nafas setelah mendengar perkataan Elgara. Seorang dokter keluar dari dalam ICU. Sinta yang melihat itu segera menghampiri.
"Dokter! Gimana keadaan anak saya?!" Tanya Sinta.
"Permisi, saudara Alvin mencari orang yang bernama Elgara" ujar dokter itu.
Elgara yang mendengar itu pun terkejut.🖇️
Elgara masuk ke dalam dengan pakaian khusus rumah sakit untuk masuk ke dalam ruangan ICU. Ia melihat Alvin yang terbaring lemah.
"Alvin" panggil Elgara.
Alvin menatap Elgara dengan sorot mata yang tipis. Elgara duduk di hadapan Alvin.
"Kenapa?" Tanya Elgara.
"Ga-ra, kamu, harus janji sama aku" ucap Alvin berat.
Alvin menggenggam erat tangan Elgara dengan tenaga nya.
"Kalo aku gak ada, kamu harus kuat. Jangan gampang nangis. Kamu, harus tetap tegar" ujar Alvin.
Elgara berusaha menahan air matanya untuk tidak keluar. Alvin membuka masker oksigen yang ia pakai.
"Kamu, gak akan lupain aku, kan?" Tanya Alvin.
Elgara menggelengkan kepalanya dengan keras. Alvin tersenyum melihat jawaban dari Elgara. Alvin membuka masker yang di pakai oleh Elgara. Ia pun menarik wajah Elgara agar ia bisa berciuman dengan nya. Alvin pun berbisik pada telinga nya.
"Janji, jangan lupa sama aku" bisik Alvin.
Di saat itu juga, Alvin menghembuskan nafas terakhirnya. Elgara yang sadar pun diam mematung. Ia mengepalkan erat kedua tangannya. Monitor pun terus saja bergeming.
"Alvin" ucap Elgara tidak kuat.
KAMU SEDANG MEMBACA
ALVIN MAHENDRA [END]
Ficção AdolescenteAlvin Mahendra adalah seorang cowok cool dan tampan yang di sukai semua cewek yang ada di sekolahnya. Tapi ia tidak menyukai mereka. Ia lebih menyukai seorang cowok cantik dan imut. Elgara Klenysthin, Seorang cowok cantik dan imut yang bisa membuat...