30-Mencoba untuk peduli

2 1 0
                                    

Kevin mulai masuk ke Sekolah dasar nya. Ia baru saja duduk di bangku kelas 1 SD. Alvin senang karena adiknya itu akhirnya masuk ke Sekolah nya. Kevin pun pertama kali berkenalan dengan Novia.
Saat itu, Kevin sendirian karena tidak ada yang mau berteman dengan nya hanya karena dia anak keturunan dari orang terkaya kedua se-Indonesia. Tapi Alvin tak mengakuinya, itu sebabnya ia punya banyak teman.
  "Hai, kok kamu duduk sendirian sih?" Tanya Novia.
  "Kamu kok datengin aku? Padahal nggak ada yang mau berteman sama aku" tanya dan ujar Kevin.
  "Ih, berteman itu bebas tau, nggak boleh pilih-pilih. Sekarang, kamu temenan sama aku. kenalin, nama aku Novia, nama kamu siapa?" ujar dan tanya Novia memperkenalkan diri.
  "Aku Kevin" jawab Kevin senang.

🖇️

  "Kevin, mau pulang bareng nggak?" Tanya Alvin.
  "Ya bareng dong bang!" Jawab Kevin.
  "Kirain mau sendiri aja" ujar Alvin.
  "Dia siapa?" Tanya Novia.
  "Oh, Ovi. Ini Abang nya aku, bang Alvin. Bang, kenalin, ini temen baru aku" ujar Kevin.
  "Hai, salam kenal ya" ujar Alvin.
  "Iya. Aku boleh panggil Abang juga nggak?" Tanya Novia.
  "Boleh kok" jawab Alvin.

🖇️

Rumah Mereka ternyata tidak terlalu jauh. Jadi kadang mereka bermain bertiga. Budi juga seorang pengusaha yang belum terlalu sukses, jadi dia bekerja sama dengan Vino. Ia juga memutuskan untuk memberi tempat les kepada Novia pada Sinta setelah mendengar bahwa ia juga seorang guru saat dulu.
Sinta juga mengiyakan agar mereka bisa belajar bersama. Tapi melihat Novia yang lebih pintar dari Alvin membuat nya merasa kesal kepada Alvin. Akhirnya ia selalu menghukum Alvin meski hanya beda satu saja.

🖇️

  "Aku gak boleh bikin masalah buat bang Alvin. Bang Alvin udah terlalu sering disakitin sama mama" ucap Kevin.
  "Hoi, Kevin!" Panggil Alvin.
Kevin pun menatap Alvin yang sedang melambaikan tangan pada nya. Alvin pun berjalan mendekati Kevin.
  "Pulang?" Tanya Alvin.
  "Iya" jawab Kevin.
  "Vin, main dulu yuk, ke Warnet" ajak Alvin.
  "Main?" Tanya Kevin.
Alvin mengangguk senang.
  "Tapi...".
  "Ayolah, kamu tau kan kalo pulang Abang gak akan dapat waktu luang buat main" ujar Alvin.
  "Tapi bang, gimana kalo nanti mama marah sama Abang?" Tanya Kevin cemas.
  "Tenang aja, nggak akan kok" ujar Alvin.
  "Nggak ah, aku gak ikut. Nanti aku malah bodoh lagi gara-gara main. Abang kan tau kalo aku sendiri gak bisa dapet rangking 10 besar, nggak kayak Abang yang selalu dapet rangking 3 besar" ujar Kevin.
  " Ih, nggak asik. Yakin mau pulang duluan?" Tanya Alvin.
Kevin pun mengangguk mantap.
  "Yaudah, Abang mainnya sama temen Abang aja. Hati-hati ya, jangan bikin ulah" ujar Alvin.
  "Oke bang" jawab Kevin.

🖇️

Kevin berjalan pulang sendirian karena Alvin memutuskan untuk bermain dulu ke Warnet bersama dengan teman nya. Tiba-tiba saja muncul beberapa teman sebayanya yang memang suka mem-bully-nya. Mereka juga membawa sebuah balok kayu. Mereka tersenyum.
  "Akhirnya, gua ngeliat Lo sendirian" ujar Segan.
  "Gue udah kesel sama Lo selama ini" ujar Nazmi.
  "Kalian mau apa?!" Tanya Kevin takut.
  "Lo nanya kita mau apa?" Tanya balik Regar.
Regar pun menatap semua teman-teman nya itu.
  "Hajar dia!" Teriak Regar.
Mereka pun memukuli Kevin dengan balok kayu. Kevin pun berusaha melindungi dirinya sendiri. Candra tertawa terbahak-bahak melihat Kevin yang menderita.

🖇️

Kevin pun pulang dengan badan penuh lebam. Sinta yang melihat itu menatap nya terkejut.
  "Kevin! Kamu kenapa bisa lebam begini?!" Tanya Sinta panik.
  "Kevin dipukulin sama temen" ujar Kevin.
  "Kurang ajar! Abang kamu mana?!" Tanya lagi Sinta.
Kevin pun diam tak menjawab.
  "Jawab mama! Alvin mana?!" Tanya Sinta dengan penuh emosi.
Sinta pun berusaha meredakan amarahnya sendiri.
  "Kevin, Kevin anak baik, Abang kamu mana?" Tanya terus Sinta dengan tenang.
Kevin tetap saja bungkam. Sinta yang terlanjur kesal pun mengambil telpon khusus rumah dan menelpon teman Alvin.
  "Halo!" Ucap Sinta.
Kevin menatap waspada.
  "Tante mau nanya, kamu liat Alvin?" Tanya Sinta.
Kevin pun menatap terkejut.
  "Apa?! Alvin ada di Warnet! Oke makasih atas infonya" ujar Sinta lalu menutup panggilan.
  "Kurang ajar itu anak! Beraninya dia main tanpa lindungin Kevin, anak itu harus di balas!" Ujar Sinta kesal.
  "Ma! Itu bukan salah bang Alvin! Bang Alvin gak salah!" Ujar Kevin mencoba menghentikan.
  "Diam kamu! Abang kamu udah salah karena dia gak pulang bareng sama kamu dan ngebuat kamu dipukulin sama temen kamu!" Ujar Sinta penuh emosi.
  "Tapi ma! Bang Alvin gak salah! Mama jangan pukul bang Alvin! Kevin mohon!" Pinta Kevin.
  "Anak itu emang wajib di pukul!" Teriak Sinta.
  "Jangan ma!".

ALVIN MAHENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang