32-Bantuan segera tiba

1 0 0
                                    

Kevin berjalan dengan menunduk ke arah Indra, ketua dari gang sceleton. Indra pun menatap Kevin.
  "Ada apa, Vin? Kok Lo lesu gitu?" Tanya Indra.
  "Dra, gue minta maaf" ucap Kevin.
  "Minta maaf? Minta maaf kenapa?" Tanya lagi Indra bingung.
  "Gue, gue mau keluar dari gang" ujar Kevin.
Indra pun bangkit dari duduknya.
  "Loh, kenapa?! Tiba-tiba banget" tanya dan ujar Indra.
  "Abang gue nggak ngebolehin kita temenan" ujar Kevin.
  "What? Terus Lo nurut aja gitu?" Tanya Indra.
  "Sorry Dra, tapi Abang gue lebih penting buat gue" ujar Kevin.
Indra pun tersenyum kesal.
  "..Lo inget gak pas Lo masih sendirian? Siapa yang nemenin Lo dan ngajak Lo masuk gang? Kok Lo gitu sama kita? Kalo bukan karena kita, Lo gak akan mungkin punya temen!" Ujar Indra kesal.
Kevin pun menghela nafasnya.
  "Mungkin, itu bener. Tapi yang udah nemenin gue selama ini bukan kalian semua, tapi itu Abang gue" ujar Kevin membela.
  "Kurang ajar Lo!" Bentak Indra.
Para anggota pun menatap ke arah mereka berdua.
  "Gak tau terima kasih! Emang Abang Lo sekuat apa sih sampe-sampe Lo mau aja nurut sama dia?!" Tanya Indra dengan berteriak.
  "Gak penting dia kuat atau apa! Tapi dia itu saudara gue!" Ujar Kevin.
Indra pun kembali tersenyum kesal karena jawaban dari Kevin.
  "Kalo gitu, panggil Abang Lo yang sok-sokan itu! Suruh dia ngadepin gue sendiri buat jemput Lo!" Pinta Indra.
Pintu masuk pun di buka dengan paksa. Semua orang menatap terkejut ke arah pintu masuk markas. Alvin pun masuk ke dalam.
  "Gak usah repot-repot panggil gue, gue udah ada di sini!" ujar Alvin dengan tegas.
Kevin pun menatap terkejut. Udah gue bilangin jangan ikut masuk, kok Lo susah banget sih? Batin Kevin kesal.
  "Oh, jadi Lo yang udah bikin Kevin milih keluar dari gang daripada tetep sama kita?! Kurang ajar Lo" ucap Indra kesal.
  "Lo yang kurang ajar Bangs*t!" Teriak Alvin, "Lo mau ngerusak adek gua, hah?! Emang patut dikasih kata ANJ*NG gang Lo" ujar Alvin dengan tekanan.
  "Apa Lo bilang?!" Teriak Indra kesal.
  "Bukan nya, emang bener ya? Kalian kan yang Mukulin warga cuma karena di hina doang sampe warga itu masuk rumah sakit?! Ta* Lo. Ketua macam apa Lo?" Ujar Alvin dengan ultinya.
Indra yang kesal pun mencengkeram erat kerah baju Alvin.
  "Beraninya Lo nge-hina gue!" Teriak Indra.
Kevin yang melihat itu berusaha melepaskan tangan Indra dari kerah baju Alvin.
  "Lo nggak pantes buat nge-hina gue!" Teriak terus Indra.
  "Lepasin tangan Lo dari Abang gue!" Teriak Kevin.
Alvin pun memberi kode agar dia tidak bertindak. Kevin pun terdiam. Alvin memegang tangan Indra yang menyentuh kerahnya. Alvin menipiskan jarak antara wajah mereka.
  "Ngerasa ya? Emang pantes kok" ujar Alvin tajam.
Indra yang terlanjur kesal pun memberi bogem mentah pada wajah Alvin. Alvin pun sedikit terpental. Bibir nya berdarah. Ia tersenyum dan meludahkan darahnya.
  "Wow, Lo belajar bela diri apa, nich? Gue jadi penasaran" ujar Alvin.
Alvin pun perlahan mendekat dan langsung meninju rahang Indra dengan keras. Indra seketika terjatuh.
  "Lo aja masih kecil. Dasar bodoh" ujar Alvin.
Indra menggertakan giginya kesal.
  "Hajar dia!" Teriak Indra.
Para anggota yang mendengar itu pun segera menyerang Alvin. Alvin pun meninju mereka satu persatu dengan keras. Sesekali Kevin ikut membantu karena ia tidak mendalami ilmu bela diri.
Tiba-tiba saja sebuah kaki menendang perut kanan Alvin. Alvin yang merasakan sakit seketika terdiam seolah dirinya membeku.
  "Bang, Abang!" Panggil Kevin.
Alvin merasakan sakit pada perut kanan bawah dada nya. Melihat Alvin yang diam, mereka seketika mengeroyoknya.
  "Polisi! Angkat tangan!" Teriak seorang pria.
Mereka pun terhenti dan mengangkat tangan nya ke atas. Terlihat di luar ada banyak polisi.
  "Kalian semua akan kami tangkap atas tuduhan pelaku kriminalitas pada tanggal 20 Maret kemarin!" Ujarnya.
Mereka pun menangkap semua anggota yang berada di sana termasuk Indra. Tapi entah kenapa Alvin harus segera dilarikan ke rumah sakit padahal ia tidak mendapatkan serangan yang parah.

ALVIN MAHENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang