10-Kencan?

3 1 0
                                    

Elgara duduk sendirian di dalam sebuah cafe bernama One Fifthteenth Coffee. Tak lama kemudian, Alvin dan Amira datang ke sana. Alvin melihat ada Elgara, ia pun tersenyum.
  "Hoi, lagi ngapain?" Tanya Alvin.
Elgara menatap Alvin kesal.
  "Kepo aja sih!".
  "Well, aku emang kepo sih. Btw, sendirian aja. Kayak aku dong bawa pacar, ya kan sayang?" Tanya Alvin.
Amira pun tersenyum manis.
  "Mau datang kesini sama siapa pun, aku bebas! Gak perlu bawa pacar!" Ucap Elgara kesal.
  "Oh, oke. Kalo gitu, mau gabung gak sama kita? Kasian sendirian" tawar Alvin.
  "Gue gak mau!".
  "Oh, terserah. Udah ah, yuk duduk" ajak Alvin pada Amira.
Amira pun tersenyum. Alvin menarik sebuah kursi dan mempersilahkan Amira untuk duduk. Ia pun duduk di ikuti oleh Alvin.
  "Mau pesan apa?" Tanya Alvin.
  "Mmm, terserah aja" ujar Amira.
Amira bingung harus memesan makanan apa. Jadi ia menyerahkannya pada Alvin.
  "Gimana kalo kita makan Ramen sama Stik daging ayam?" Tanya Alvin.
  "Terserah kamu aja" ucap lagi Amira.
  "Oke deh, pelayan!" Panggil Alvin.
Seorang pelayan laki-laki mendatangi Alvin yang memanggilnya.
  "Iya, apa anda siap memesan?" Tanya nya.
  "Saya mau pesan Ramen dan Stik daging ayam 2, minumannya air putih aja, kalo kamu mau apa?" Tanya Alvin.
  "Boleh gak aku pesen es teh?" Tanya Amira.
  "Oke, es teh satu" ujar Alvin.
  "Pesanan akan segera datang dalam 7 menit" ujarnya lalu pergi.
Elgara masih sibuk melahap Ramen yang ia pesan tadi dan juga Stik daging ayam. Tapi kali ini, ia merasa kesal karena melihat Alvin dan Amira yang sedang pacaran.
Setelah menunggu, akhirnya makanan mereka sampai. Alvin pun segera memakan makanannya itu dengan lahap. Bukan lahap, lebih tepatnya, agar cepat.
Amira terlihat membaca do'a lalu ia baru memakan makanannya dengan santai. 5 menit berlalu, Ramen milik Alvin sudah habis dan tersisa Stik daging ayam.
  "Kamu ini kelaparan atau gimana?" Tanya Amira.
  "Biar cepat! Kamu tau, kalo mau makan cepat kenyang, kamu harus makan dengan lahap!" Ujar Alvin beralasan.
  "Oh, gitu. Aku baru tau" ujar Amira menyetujui.
3 menit berlalu dan daging ayam itu tersisa setengah. Elgara pun terlihat pergi dari sini. Alvin yang melihatnya pun pura-pura mengecek ponselnya.
  "Waduh, kayaknya aku ada urusan mendadak" ujar Alvin.
  "Hah, terus gimana dong?" Tanya Amira.
  "Tenang, aku bayarin kok makanannya" ujar Alvin.
  "Aku ikut!" Pinta Amira.
Alvin terlihat berpikir 2 kali.
  "Oke deh" ucap Alvin mengiyakan.
Ia pun mendatangi kasir dan membayar semuanya sebanyak 350.000.00 disana.
  "Ambil aja kembaliannya" ucap Alvin.

🖇️

Elgara duduk di sebuah kursi taman dekat danau sembari memakan es krim coklat yang tadi ia beli di sebuah warung. Cukup banyak orang di sana.
Alvin menarik tangan Amira lalu ia duduk di kursi taman di ikuti oleh Amira.
  "Loh, katanya urusan? Kok ke taman?" Tanya Amira bingung.
  "Iya urusan, urusan mencintai kamu" gombal iblis Alvin.
Amira yang mendengar hanya bisa tersenyum malu.
  "...Vin, aku seneng deh bisa jalan sama kamu. Dan, untungnya ayah aku gak marah" ujar Amira.
  "Kamu kasih tau ayah kamu?" Tanya Alvin.
  "Iya, masa sih aku pacaran diem-diem" ujarnya.
  "Ayah kamu marah pas tau aku beda agama?".
  "Yaa, dikit sih. Tapi akhirnya dia ngijinin. Terus ayah bilang, besok datang ke rumah" ujar Amira memberi pesan.
Alvin menatap terkejut.
  "Aduh, Mira, kayaknya besok aku gak bisa keluar deh. Gak ada waktu" ujar Alvin ngeles.
  "Hah, masa sih gak ada satu pun?" Tanya Amira.
  "Asli, Mir. Aku sibuk belajar besok, kalo aku gak belajar, mama aku bakal marah" ujar Alvin.
  "Oh, gitu ya, yaudah deh kapan-kapan aja" ujar Amira.
Elgara menatap ke sekitarnya dan tanpa sengaja melihat Alvin dan Amira yang sedang pacaran. Ia pun seketika kesal melihat hal itu. Entah kenapa, ia tidak ingin kalau Alvin dekat dengan orang selainnya. Entah kenapa juga ia terus bertemu dengan 2 orang itu.

🖇️

Alvin berjalan masuk ke dalam rumah dan sudah di sambut dengan kedua orangtua nya yang menatap tajam padanya serta Kevin yang sudah menundukkan kepalanya.
  "Alvin, darimana saja kamu?!" Tanya ibunya yang bernama Sinta.
Alvin pun menghela nafas dan menundukkan pandangan nya.
  "JAWAB ALVIN! KAMU DARIMANA?!" teriak Sinta.
  "Alvin dari luar" jawab Alvin pelan.
  "Bagus kamu! Bukan nya belajar pas libur, kamu malah enak-enakan keluar. Siapa cewek tadi?!" Tanya lagi Sinta.
Alvin terkejut mendengar pertanyaan dari ibunya itu.
  "Jawab!".
  "I-itu, pacarnya Alvin" jawab Alvin gugup.
  "Putusin dia! Kamu mau kurang hajar sama mama!" Titah Sinta.
  "Udahlah, ma. Jangan terlalu keras" pinta Vino, papanya.
  "Nggak bisa, pa. Alvin udah di larang untuk pacaran tapi dia malah pacaran. ALVIN! Cepat putusin cewek kamu itu! Kamu lebih pantes belajar daripada harus pacaran!" Titah lagi Sinta.
  "Alvin bakal putusin dia kok kalo udah waktunya. Lagian ini kan hidup Alvin dan Alvin udah gede" ujar Alvin.
  "Kurang ajar kamu!".
Plakk!
Alvin mendapat tamparan keras dari Sinta. Itu sangat panas di pipinya.
  "Berani kamu bicara! Udah berani kamu sama Mama!".
Vino pun mencoba menahan amukan dari istrinya itu.
  "Alvin! Besok kalo kamu keluar rumah! Akan Mama bunuh cewek itu!".
  "Sabar Ma" pinta Vino.
Alvin diam-diam menatap Sinta dengan tajam. Kevin menatap Alvin.
  "Dasar wanita penyakitan" ucap Alvin kesal.
Itulah mengapa Alvin tidak menyukai sifat wanita. Karna Sinta yang selalu memperlakukannya dengan kasar. Sejak kecil ia memang selalu di tuntut untuk selalu belajar dan belajar. Tapi ia muak.
  "Vin" ucap Kevin.
Alvin pun pergi ke kamarnya.
  "Vin, biarin gue bicara! Buka pintunya!" Pinta Kevin.
  "Pergi Lo sana!" Usir Alvin.
  "Tapi, Vin".
  "Pergi! Gua gak mau di ganggu!" Teriak Alvin.
Kevin pun menundukkan kepalanya lalu ia menghela nafas. Kevin paham kalau mamanya itu memiliki penyakit darah tinggi. Tapi ia tidak pernah mendengar dia berucap bahwa dia akan membunuh.

ALVIN MAHENDRA [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang