pakai lidah

13.5K 548 8
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨

.

Topan bukan hanya dianggap sebagai sahabat sejak kecil oleh Rain, Topan sudah seperti keluarga. Dari dalam kandungan juga mereka sudah bersama ditambah rumah bersebelahan membuat hubungan Topan dan Rain semakin erat bak perangko dan surat yang tidak bisa terpisahkan.

Dengan awan mendung di atas kepala Rain sudah berdiri di depan pintu rumah Topan,celana pendek di bawah lutut dan baju kaos berwarna navy sebagai pakaian santai Rain siang ini,tanpa permisi Rain masuk ke dalam rumah, tidak terlihat ada satu manusia pun yang terlihat, ruangan besar itu juga minim cahaya.

"Misi! Paket! Topan!! Gue di bawah ini! Woi Lo di mana?!"

Suara Rain menggema membuat pemilik rumah keluar dari dalam kamar,wajah bantal adalah hal pertama yang Rain lihat. Topan menggaruk rambutnya yang berantakan sembari menuruni tangga menghampiri Rain yang sudah tersenyum tanpa dosa.

"Berisik nyet! Ganggu orang tidur aja"

Topan menguap dengan lebar pertanda kantuk masih menyerang nya,baru saja Topan tidur tak lebih dari setengah jam tapi Rain sibuk bertamu,ingin melanjutkan tidur pun sudah kepalang tanggung.

"Kata nya mau ngajarin gue fisika,kok malah turu sih!"

Rain menarik tangan Topan kearah sofa, sudah di anggap seperti rumah sendiri, Topan di belakang hanya mengikuti dengan langkah sedikit lunglai.

"Kan gue bilang nanti malam sat!"

Walaupun kalimat tak suka terus keluar dari bibir Topan tapi pria jangkung itu tetap mengikuti kemana Rain menuntun nya untuk duduk.

Topan mulai membuka buku cetak berjudul fisika milik Rain, tugas dari pak Guntur untuk Minggu depan sudah Topan kerjakan sekarang ia membantu Rain untuk mengerjakan tugas nya pula, sebenarnya bukan membantu lebih tepat jika di bilang Topan yang mengerjakan.

Rain yang duduk di samping Topan itu sibuk memperhatikan bagaimana cara Topan mengerjakan tugas milik Rain,menghitung Newton dan dilanjut pertanyaan nomor berikutnya tentang gaya benda. Sampai mata Rain tepat melihat kearah kalung yang bergantung di leher Topan, berbentuk salip kecil bergerak kesana-kemari mengikuti pergerakan Topan yang sibuk menulis.
Mata Rain jatuh pada jakun Topan yang menonjol naik turun saat topan menelan ludahnya sendiri.

Sebenarnya Topan ini sangat tampan,anak basket pula tapi kenapa Topan masih belum punya pacar?
Begitu isi pikiran Rain saat ini.

"Topan.."

Topan melirik kearah Rain sekilas karena tidak ingin konsentrasi nya terganggu.

"Lo ganteng"

Kalimat yang sukses buat Topan berhenti dari aktivitas tulis menulis nya,jujur jantung nya berdetak dua kali lipat karena ucapan jujur dari Rain.

"Tapi kok Lo belum punya pacar? Gue yakin banyak yang mau sama Lo"

Kembali Topan menggerakkan tangan nya mencari jawaban dari soal milik Rain.

"Lo aja yang jadi pacar gua,mau?"

Tawa lepas terdengar setelah Topan mengatakan kalimat tanya membuat Topan mengernyitkan dahi nya tidak suka, pertanyaan serius yang begitu sakral di ucapkan itu malah di anggap bercandaan oleh Rain.

"Gue kan sahabat Lo, lagian nih ya gue lagi usaha ngejer mas Guntur"

Topan membuat gaya seolah muntah saat mendengar Rain mengganti panggilan pak Guntur menjadi mas Guntur.

Saat menyebut nama Guntur, Rain jadi teringat kemarin siang dimana Rain di beri hukuman oleh Guntur di ruangan Guntur, wajah Rain berubah merah tiba-tiba.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang