chapter spesial Sadewa x Ian

7.3K 244 20
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨
.

Tepatnya di sebuah bengkel mobil, Sadewa duduk menunggu mobil nya di servis. Mata nya tak lepas memandang seorang pria berwajah galak dengan noda oli di pipi yang gatal sekali ingin Sadewa usap, sebenarnya sudah cukup lama Sadewa memperhatikan pria bertubuh kecil itu, seperti nya montir baru karena Sadewa baru lihat pria itu kerja dua bulan lalu. Bibir Sadewa tertarik keatas melihat sebuah tai lalat kecil di ujung dagu yang membuat wajah itu terlihat sangat manis,bibir nya pun berwarna pink alami sedikit tercoret oli yang menambah kesan menggoda minta di kokop,eh?

"Dah siap" pria itu berdiri sembari mengusap tangan nya ke lap yang penuh dengan oli, Sadewa ikut berdiri karena montir itu sudah berdiri tepat di depan Sadewa. Penampilan yang berbanding terbalik dengan Sadewa yang rapi dan bersih, orang di depan nya seperti tak perduli penampilan, wajah nya yang jutek menjadi kesan tersendiri bagi Sadewa.
Tinggi badan nya hanya sebatas dada Sadewa, sudah seperti anak SMP yang dipaksa kerja, kulit nya putih bersih tapi harus kotor karena baru saja bermain dengan oli.

"Beneran udah selesai?" Kening montir itu mengerut kesal karena merasa Sadewa meremehkan keahlian nya mengotak atik mesin.

"Buruan bayar,masih banyak mobil yang mau gue urus" alis montir itu mengerut dalam karena pelanggan mobil yang berurusan dengan nya begitu bertele-tele,ia tak perduli dengan teman kerja nya yang tadi membantu mengurus mobil Sadewa terus mencoba menenangkan pria bertubuh kecil itu.

Sifatnya hampir mirip dengan Langit,jutek nya saja sih sebenarnya. Duh kenapa Sadewa selalu tertarik dengan orang jutek sih?

"Ini" kini tatapan mata montir itu semakin tajam karena marah melihat sebuah kartu yang sengaja Sadewa sodorkan.

"Uang cash! Ngapain kasih kartu? Mau gesek di mana? Lubang pantat?!" 

"Sabar dek Ian,jangan bikin takut pelanggan"

Teman pria bertubuh pendek a.k.a Ian itu berusaha menarik tubuh Ian yang seperti ingin menerjang Sadewa menggunakan kunci inggris di tangan nya, ketakutan apa nya? Wajah pelanggan nya malah terlihat seperti pedofil, begitu pikir Ian.

Sadewa terkekeh mendengar Ian meledak marah, wajahnya jadi terlihat semakin lucu,diusapnya pipi yang tercoreng oleh oli yang mana langsung di tepis oleh sang empu.

"Gesek pakai punya saya aja gimana? Lebih enak loh"

"Anjing! Gak waras Lo!"

Bukan hanya Ian,teman kerja Ian yang sejak tadi menahan tubuh Ian juga terkejut mendengar ucapan Sadewa yang kurang ajar,lebih baik tadi dibiarkan saja Ian mengamuk memukul Sadewa dengan kunci inggris.

Baru saja pria bengkel itu hendak pergi, Sadewa lantas menarik tangan pria itu sehingga tubuh nya kembali berhadapan dengan Sadewa.

"Bercanda,ini saya kasih cash. Makasih ya..."

Sadewa melirik kearah baju seragam dada kiri pria itu yang terdapat nama pemilik, bibirnya terangkat membentuk sebuah senyuman,nama nya singkat sekali sehingga mudah jika Sadewa ingin mengingat nama pria kecil itu.

"... Iandra"

Ian merampas uang di tangan Sadewa sebelum pergi meninggalkan Sadewa yang masih menampilkan senyum aneh.

"Panggil Ian aja!" Ian tak begitu suka jika ada orang yang memanggil nama panjangnya, sedikit tersinggung karena nama panjangnya terlalu pendek,kalau mau nyalahin ya salahkan saja mama nya yang tidak ingin ribet menambahkan nama panjang kepada Ian.

"Kalau gitu panggil saya mas aja ya" mata Ian mendelik tajam kearah Sadewa yang sedang menarik turunkan alis nya menggoda,sumpah Ian mau pukul kepala Sadewa pakai obeng.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang