Vote & coment!!
Happy reading ✨.
Suara kecipak basah dari dua bibir yang bertemu semakin menambah panas pada ruangan itu,entah Saliva milik siapa menetes ke dagu Rain. Tubuh kecil Rain terus dihimpit pada dinding seakan takut Rain pergi dari pelukan Guntur, kepala terus di miringkan ke kanan ke kiri memperdalam ciuman. Lidah terus berperan di tarik ulur antara mulut Rain dan Guntur bergantian.
"Ah!" Rain terkejut saat tangan Guntur terus memainkan puting pada balik baju seragam nya.
Hisapan kuat pada bibir Rain menimbulkan bunyi nyaring ciuman basah yang kentara, tangan-tangan Rain terus meremas bahu Guntur karena menikmati euforia yang Guntur ciptaan.
"Emhh napashh..mas!"
Rain menyudahi sesi ciuman mereka sedikit paksa,di palingkan wajahnya kesamping untuk memutus ciuman tapi bibir Guntur terus saja berusaha mencari bibir Rain yang masih terbuka karena meraup oksigen, Rain mendorong bahu Guntur yang terus memberi nya ciuman basah pada pipi, Rain menggelengkan kepalanya menolak ciuman Guntur yang sudah berada di ujung bibir.
"Udahhh..tung..gu ..!"
Jilatan pada dagu semakin menciptakan percikan api gairah yang Rain tau Guntur sudah terpancing, saat bibir Guntur merambat pada leher Rain dengan kuat mendorong guru fisikanya,mata mereka bertemu dengan nafas yang sama memburu. Terlihat jelas sekali kilatan nafsu di kedua mata itu, sesuatu yang mengeras di antara paha Guntur sengaja di gesekan pada perut Rain,Guntur sudah benar-benar tak tahan dengan gairah seksual yang mereka ciptakan beberapa menit lalu.
"Janji nya tadi cuma ciuman kan"
Rain memperingati Guntur yang ingin membuka baju seragam nya,di cium nya sekali lagi bibir Rain sebelum Guntur benar-benar menjauh dari tubuh Rain yang berantakan karena ulahnya. Guntur memejamkan mata nya erat mencoba menguasai dirinya sendiri, Rain yang juga mulai tenang mengancingkan kembali kancing atas nya yang di buka Guntur.
Bibir Rain terasa kebas, warnanya sudah berubah menjadi warna merah dan bengkak karena ulah Guntur. Rain kembali pada meja nya, tinggal beberapa soal lagi maka Rain sudah menyelesaikan ujian fisikanya.
Guntur memilih kembali duduk pada meja guru nya,mata nya meneliti wajah Rain yang serius kembali mengerjakan ujian susulan,ujung bibir Guntur tertarik membentuk sebuah seringai merasa puas saat melihat bibir Rain yang bengkak berwarna merah karena ulahnya,Guntur menjilat bibirnya sendiri,gairah seksual yang sempat mereda sial nya kembali terasa karena melihat bibir Rain yang mengkilap basah.
Rain meletakkan pensil nya dan menyerahkan jawaban soal yang berhasil Rain selesai kan,Guntur hanya meletakkan kertas jawaban Rain dan mata nya kembali fokus pada Rain yang bersiap ingin keluar.
"Jangan keluar sebelum cerita kenapa kamu pulang sebelum nunggu saya?"
Rain harus kembali duduk pada bangku nya, tatapan Guntur yang menuntut itu membuat nyali Rain sedikit ciut.
"Orang tua gue pulang, kalau tau gue gak di rumah bisa habis"
Guntur manggut-manggut saja mulai mendengar Rain bercerita.
"Nekat pulang setelah saya gempur semalaman?"
Seringai pada bibir Guntur terlihat jelas, Rain mendengus merasa kesal tapi berdebar di saat yang bersamaan,entah kenapa setiap kali berduaan dengan Guntur hawa panas begitu terasa padahal ruangan Guntur itu ber AC, sebenarnya yang panas itu tubuhnya, darahnya di pacu begitu cepat karena jantung nya berdebar kencang tak karuan.
"Orang tua gue tau"
Rain hampir melupakan pesan orangtuanya yang menyuruh Guntur untuk datang ke rumah, sepertinya Rain akan mengundang Guntur setelah ujian susulan nya selesai saja.
"Mereka tau?"
"Hm, mereka pikir gue nyewa om-om"
Tawa Guntur meledak saat itu juga, pria muda tampan seperti nya di bilang om-om?
"Padahal yang gue sewa guru ganteng gue sendiri"
Ucapan Rain yang ini sih bohong, Rain cuman mau goda Guntur saja karena setelah ucapan nya barusan tawa Guntur perlahan mereda,mata nya yang tajam terus menatap kearah Rain seakan ingin menelanjangi,bibir itu kembali menyeringai.
"Saya ganteng?"
Rain mengangguk mengiyakan karena jujur Guntur itu memang definisi cowok ganteng idaman cewek-cewek,badan nya tinggi menjulang dengan bisep yang akan terlihat jelas saat Guntur mengenakan kemeja ataupun kaos.
Merasa tak akan ada percakapan lagi Rain memilih berdiri menghampiri meja Guntur,diketuk dua kali kertas jawaban milik nya menyuruh Guntur fokus memeriksa jawaban soalnya.
"Gue keluar pak"
Sebelum benar-benar pergi Rain menyempatkan diri mengecup pipi Guntur yang sejak awal tidak di perhatikan.
Baru saja Rain keluar dari kantor guru tangan nya sudah ditarik Topan menuju kearah gudang sekolah yang sudah pasti sepi.
"Apa sih sat! Main tarik aja"
"Gue mau tanya sesuatu tentang Langit" kening Rain mengerut dalam, dikiranya Langit itu BESTie nya apa? Rain mana tau apa-apa tentang Langit.
"Yang harus nya Lo gusur itu Sadewa bukan gue"
"Ogah,gue tau dua hari lalu Lo ketemu sama Langit kan?"
Ah, kejadian sebelum Rain dan Guntur main kuda-kudaan. Rain mengangguk karena memang sebelumnya ia bertemu dengan Langit.
"Langit ketemu sama Arthur gak?"
Rain kembali mengangguk jujur, sebenarnya Rain juga memiliki banyak pertanyaan di benak nya tentang Topan yang sedang mengintrogasi nya ini, darimana Topan tau?
"Langit hampir di kokop" Rain menambahkan kebenaran yang mana membuat Topan semakin di sulut amarah, seperti api yang diberi minyak.
"Anjing!" Kening Topan mengerut dalam pertanda amarah nya sebentar lagi meledak, ekspresi Topan ini lah yang membuat Rain semakin penasaran.
"Gue juga mau nanya tentang Lo sama Langit"
Kerutan pada kening Topan perlahan hilang,mata Topan tak ingin bersitatap dengan mata Rain, kebiasaan Topan saat sedang panik.
"Perasaan Langit dulu gak benci sama Lo kok sekarang kayak benci banget sama Lo. Lo apain Langit?"
Topan berdehem gugup sembari mengusap tengkuknya yang tiba-tiba terasa dingin,kok malah jadi Topan yang di interogasi begini.
"Gak sengaja "
Rain semakin bingung dengan jawaban Topan,apa nya yang gak sengaja?
"Ck! Gue gak sengaja perkosa dia,gue mabuk. Yang gue bayangin waktu bobol dia itu.."
Topan tak meneruskan ucapan nya,hampir saja Topan keceplosan dengan mengatakan kalau yang ada di mata Topan waktu bobol Langit itu Rain.
"Anjir! Tolol banget Lo! Ternyata Lo cowok brengsek!"
Rain menatap kearah Topan dengan tatapan tidak percaya,dipukul badan Topan membabi buta yang mana membuat empunya kesakitan.
"Sakit bangsat! Gue udah bilang gak sengaja! Gue dibuat mabuk sama Arthur,terus ketemu Langit di jalan,dia mau bantu gue tapi gue malah perkosa dia. Gue geret Langit masuk ke dalam bar lagi yang masih ada Arthur di sana,waktu gue perkosa Langit ternyata Arthur udah buat rencana ngerekam gue sama Langit,rekaman itu dia buat untuk ngancam gue"
Rain menganga mendengar rentetan cerita Topan,Gilak betul teman nya ini.
"Gue bingung harus gimana lagi minta maaf sama Langit" Topan mengusap kepala nya frustasi, Rain sebenarnya tak tega melihat Topan seperti ini.
"Gue takut Arthur ngancam Langit juga pake video itu biar Langit mau balikan lagi sama Arthur. Gue gak terima kalau sampai itu terjadi,gue mau tanggung jawab sama Langit"
Tatapan Topan berubah sendu, Rain hanya bisa menepuk pundak Topan yang lemas.
"Gue bantu sebisa gue"
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Newton [Guntur-Rain] END
Teen Fiction"Gimana mau jadi pacar saya ciuman aja kamu gak bisa" -Guntur "Gue bisa! Butuh bukti? Sini maju biar gue kokop!"-Rain "Bener bisa? kalau gitu ajarin saya gimana caranya ciuman yang benar"-Guntur Rain tidak pernah tau dengan istilah fisika Setiap ak...