jangan buka!

15.2K 558 4
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨

.

Baju lembap yang membungkus tubuh kuning Langsat semakin basah menempel pada permukaan kulit yang hangat,rambut hitam jabrik dengan poni hampir menutup mata itu juga basah karena rintik hujan deras yang tiada henti sejak semalam.

Rain dengan tenaga yang tersisa berlari di tengah lapangan mengabaikan hujan dan tatapan ratusan siswa yang menyaksikan hukuman nya dari dalam kelas,kaki yang sejak awal berlari itu tidak juga berhenti meski sesekali terpeleset karena lapangan yang licin.
Mata nya terus mengedar kearah jendela guru,di sana terlihat guru fisikanya melihat Rain berlari,tangan nya tanpa malu melambai-lambai menyapa, Guntur yang di sapa membuang nafas panjang lelah,sudah biasa melihat Rain dihukum membuat nya jengah juga.

"Woi! Lari yang bener!"

Pria lain memegang payung dengan warna transparan di tangan kanan nya dan ranting kayu pada tangan kiri nya itu kesal melihat Rain berhenti dari lari nya,tangan Rain masih melambai keatas di mana letak jendela guru,pria kecil itu mengikuti arah pandang Rain, terlihat jelas di atas sana guru fisika sedang memperhatikan di balik jendela.

Pria pendek itu memutar bola matanya jengah,siapa di sekolah ini yang tidak tau jika Rain selalu usil dengan guru fisika mereka.

"Heh! Tuli!"

Atensi Rain kembali pada pria kecil berdiri tak jauh dari nya setelah dapat lemparan ranting kayu panjang yang tepat mengenai kepala nya. Walaupun tak besar tapi itu cukup sakit!

Mata bulat Rain menajam menatap pria pendek yang berdiri dengan dagu keatas,angkuh.

"Sakit Anj-! Main lempar aja!"

Kening pria kecil itu mengerut kesal, Rain selalu menyebut nya dengan panggilan tak pantas.

"Nama gue Langit Lois Widjaya bukan Anjing!"

Gertak Pria dengan tinggi 165cm itu tidak terima,mata nya yang sipit itu di paksa untuk melotot galak, bukan nya seram malah terlihat aneh, sudah tau mata sipit tapi di paksa untuk di buka lebar, dasar ketua OSIS si babu guru kalau kata Rain.

Rain tidak menghiraukan gertakan Langit, buktinya sekarang Rain masih saja melihat kearah jendela guru yang sial nya Guntur sudah tidak terlihat di sana,Rain berdecih lalu pergi meninggalkan Langit yang masih berdiri di lapangan berteriak marah karena masa hukuman Rain belum selesai tapi sudah pergi entah kemana.

"Bangsat!"

Maki nya karena merasa Rain tak pernah menghargai nya sebagai ketua OSIS,pipi nya yang sedikit tembam itu memerah sangking putih kulitnya akibat marah.

Rain yang sudah melarikan diri itu melangkahkan kaki nya cepat ke kantor guru, Rain mau menagih janji Guntur yang ingin menghukum nya setelah ia mendapat hukuman dari ketua OSIS karena perintah guru BK.

Baru mau mengetuk pintu guru Guntur sudah lebih dulu membuka pintu dari dalam, Rain tersenyum menatap Guntur sudah tepat berada di depan nya.

"Pak,hukuman nya?"

Guntur melewati Rain begitu saja,mimik wajahnya acuh melihat Rain masih memakai seragam nya yang basah,jaket milik Topan pun ikut basah karena Rain tak melepas nya saat melakukan lari lapangan di bawah hujan, seakan tak menghiraukan Guntur yang acuh Rain terus membuntuti dari belakang,jejak air menetes sepanjang jalan tak juga Rain hiraukan.

Guntur berbelok kearah ruangan ganti siswa, biasanya ruangan itu di gunakan siswa laki-laki yang ingin berganti pakaian olahraga,banyak loker tersusun di sana, beberapa baju seragam baru pun tersimpan rapi di salah satu loker paling ujung.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang