Musik:Angga Candra
Judul: sekecewa itu.
Vote & coment!!
Happy reading ✨.
Masih di waktu yang sama hujan mengguyur bumi dengan begitu deras, aroma menyengat menusuk hidung diabaikan oleh Guntur yang masih menekuk wajah karena marah, ucapan ngelantur dari Rain sebagai pengisi ruang sunyi di dalam mobil. Guntur merasa amarah nya memuncak,ia marah dengan Rain yang meneguk alkohol,marah juga karena pria lain leluasa menyentuh tubuh Rain sesuka hati. Guntur meremas stir mobil membayangkan jika ia tak cepat sampai mungkin pria itu benar-benar nekat memanfaatkan mabuk nya Rain.
Atensi Guntur yang awalnya fokus menyetir beralih kearah Rain yang sibuk memukul dada nya,air mata juga terlihat menetes turun dari mata yang terpejam,Guntur yakin bukan karena pukulan Rain sendiri yang menyebabkan air mata itu turun. Bibir Rain melengkung kebawah hendak menangis,tangan nya masih sibuk memukul dada sampai Guntur menggenggam lengan Rain agar berhenti menyakiti dirinya.
"Sakit,disini sakit" lirih sekali suara Rain, nada suaranya bergetar karena menahan tangis sejak tadi,tangan nya terus menggeliat mencoba melepas genggaman tangan Guntur.
"Guntur bajingan! Tau gitu dari dulu gue berhenti!"
Genggaman tangan Guntur melemah,hati nya berdenyut sakit mendengar Rain terus menggerutu, kalimat yang terlontar menggores cukup dalam perasaan Guntur.
"Kalau tau cuman jadi pemuas nafsu harusnya dari dulu gue tinggalin" nafas Guntur tercekat untuk beberapa saat, tuduhan Rain begitu menyakitkan, Guntur tidak pernah memperlakukan Rain serendah itu.
Rasa marah karena cemburu beberapa menit lalu menguap entah kemana,kini perasaan sakit lebih mendominasi.
"Kamu gak bisa ninggalin saya gitu aja,kamu milik saya Rain"
Tawa Rain terdengar keras, lelucon yang keluar dari belah bibir Guntur membuat Rain semakin dipermainkan, Rain bukan badut penghibur yang bisa sesuka hati Guntur sewa untuk kesenangan. Mata Rain yang basah menatap kearah Guntur yang masih fokus menyetir,raut wajah Guntur terlihat begitu keruh, Rain tak dapat melihat dengan jelas karena pandangan nya buram tertutup air mata.
"Gue semenyenangkan itu ya dibuat mainan" satu tetesan meluncur begitu saja melewati pipi,Guntur menepikan mobil sembari menatap tajam kearah Rain, wajah Rain yang merah membuktikan bahwa Rain masih dipengaruhi alkohol.
Guntur kesal karena ucapan Rain,hati nya panas setiap kali kalimat keluar dari belah bibir Rain.
"Saya gak pernah merendahkan kamu! Saya tulus cinta sama kamu!"
Rain mendengus mendengar pembelaan dari Guntur, mata nya yang sejak awal menatap kearah Guntur segera ia alihkan,tak sanggup berlama-lama bersitatap dengan mata tajam Guntur. Karena tak dapat lagi jawaban dari Rain, Guntur kembali melajukan mobilnya. Beberapa menit berlalu dalam keheningan,mobil Guntur masuk kedalam pekarangan rumah, Guntur melihat kearah Rain yang ternyata sudah memejamkan mata. Guntur menggendong tubuh Rain ala bridal style masuk kedalam rumah, wanita yang ia bawa tadi masih terjaga duduk di ruang tamu menunggu kedatangan Guntur,mata nya membulat karena terkejut melihat seorang remaja berada dalam gendongan Guntur.
"Belum tidur?"
Wanita itu mendekat untuk melihat lebih jelas siapa kira nya yang berada di dalam gendongan Guntur. Ah,remaja yang tadi datang kerumah Guntur.
"Nungguin mas"
"Sekarang saya udah pulang,cepat tidur udah malam"
Tanpa banyak bicara Guntur naik keatas kamar meninggalkan wanita di tengah rumah yang masih dalam pikirannya,selama ini ia tak pernah melihat Guntur begitu perduli dengan orang lain selain kerabat nya sendiri.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Newton [Guntur-Rain] END
Teen Fiction"Gimana mau jadi pacar saya ciuman aja kamu gak bisa" -Guntur "Gue bisa! Butuh bukti? Sini maju biar gue kokop!"-Rain "Bener bisa? kalau gitu ajarin saya gimana caranya ciuman yang benar"-Guntur Rain tidak pernah tau dengan istilah fisika Setiap ak...