Vote & coment!!
Happy reading ✨.
Atensi Guntur di depan kompor teralih kearah Rain yang sedang menuruni anak tangga, terlihat Rain mengusap rambut nya yang basah menggunakan handuk kecil,baju putih yang di kenakan oleh Rain begitu kebesaran padahal menurut Guntur itu baju paling kecil yang Guntur punya. Selangka Rain terlihat dengan jelas karena kerah baju yang lebar,tetesan air jatuh dari ujung rambut. Apa Rain benar-benar mengeringkan rambutnya dengan benar?
Untuk anak urakan seperti Rain seharusnya Guntur tau Rain anak yang tidak bisa di andalkan dalam urusan apapun.Saat Rain tepat di depan nya Guntur dapat mencium wangi sabun segar sama seperti yang ia gunakan tapi entah kenapa wangi dari tubuh Rain tercium lebih manis.
"Anterin saya pulang"
Guntur mengerjapkan mata nya berkali-kali,ia melihat kearah jendela yang memperlihatkan betapa lebat nya hujan di luar sana.
"Masih hujan,saya gak bisa liat jalan"
Rain ikut melihat kearah jendela dan benar itu hujan lebat banget.
"Makan dulu nanti kalau dah reda saya anter pulang"
Rain mengikuti langkah Guntur ke meja makan dari belakang,di kedua tangan Guntur ada dua cup mie instan rasa ayam bawang.
Karena memang perut Rain yang sudah lapar akhirnya Rain memakan mie cup yang di sajikan Guntur untuk nya juga.
Mata Rain tak pernah lepas melihat kearah luar jendela, Guntur yang melihat itu jujur saja merasa risih di tambah Rain yang tidak banyak bicara. Guntur seperti merasa kosong karena tidak mendengar ocehan Rain seharian ini."Uhuk"
Guntur tersedak kuah mie saat mata nya tak sengaja melihat dua tonjolan di dada Rain yang terlihat karena kerah baju yang rendah, tonjolan berwarna kecoklatan itu mampu membuat gundukan di antara selangkangan Guntur bangkit,sial penis nya murahan sekali.
Bahkan saat Guntur tersedak batuk Rain tak juga mengalihkan atensi nya dari jendela, Rain hanya memberi air milik nya di gelas kepada guru fisika nya.
"Kok gak reda-reda sih ni hujan"
Gumaman Rain terdengar jelas di telinga Guntur walaupun suara Rain lebih seperti bisikin, Guntur yang mendengar itu memutar bola matanya jengah, Rain seperti tidak ingin berlama-lama berada di dekat Guntur, terlihat sekali dari gestur tubuh Rain yang sejak tadi tidak bisa diam dari duduk nya.
Guntur berdiri dari duduknya menghampiri Rain yang makan mie cup hanya dua sendok saja pasalnya sejak tadi Rain lebih fokus melihat kearah luar jendela daripada memakan makan malam nya.
"Ayo naik ke kamar"
Atensi Rain kembali kearah Guntur saat ia merasakan tangan besar Guntur yang hangat menggenggam tangan nya.
"Kata nya mau anterin saya pulang pak kok malah ngajak naik ke kamar sih?"
Rain benar-benar ingin pulang, melihat wajah Guntur dengan ekspresi dingin seperti biasa seakan tak terjadi apapun untuk di jelaskan membuat hati Rain semakin sakit.
Guntur memutar bola matanya,sekali tarik Rain sudah bangun dari tempat duduknya,ingin menunggu Rain selesai makan mungkin tidak akan siap.
Guntur memaksa Rain naik keatas kamar nya, saat Rain sudah masuk ke dalam kamar dan duduk di atas ranjang Guntur dengan segera mengunci pintu dari dalam.
"Saya mau pulang"
Suara Rain sedikit mengecil saat mata nya kembali melihat kearah bingkai foto di atas nakas,Guntur mengikuti arah pandang Rain dan tersadar bahwa bingkai foto pernikahan nya belum di simpan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Newton [Guntur-Rain] END
Teen Fiction"Gimana mau jadi pacar saya ciuman aja kamu gak bisa" -Guntur "Gue bisa! Butuh bukti? Sini maju biar gue kokop!"-Rain "Bener bisa? kalau gitu ajarin saya gimana caranya ciuman yang benar"-Guntur Rain tidak pernah tau dengan istilah fisika Setiap ak...