Fakta Guntur

11.5K 507 3
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨
.

Rain menghembuskan nafas kasar untuk yang kesekian kalinya,tangan nya mengotak atik mesin motor nya yang mogok, Rain itu bukan otomotif jadi tidak tau mana yang salah dengan motor nya yang buat itu motor tidak bisa jalan. Diliat bensin full lalu kenapa ini tidak bisa hidup, Rain frustasi sendiri. Malah Topan udah pulang duluan karena dapat telpon dari Tante Nesya mama topan kalau beliau sedang sakit.

Membicarakan tentang Topan, Rain jadi ingat permintaan nya kemarin. Walaupun Topan itu sahabat sejati sejak jaman mereka janin nyatanya Topan tidak ingin bantu, Rain bahkan tadi pagi terus memaksa Topan untuk membantunya, kemana Topan pergi maka Rain setia mengikuti.

Flashback

"Ayo lah pan, sebentar doang elah"

Topan tak menjawab, langkah nya semakin cepat membuat Rain yang mengikuti di belakang harus lari. Kan capek.

"Nyet! Ayolah ajarin gimana teknik nya,gue malu ketemu pak Guntur gak bisa cipokan"

Hanya terdengar suara decakan kesal dari belah bibir Topan tapi Rain tak putus asa, walaupun capek harus terus ngejer tuh kaki panjang Rain tak perduli.

"Ajarin sat! Pake lidah!"

'bruk'

Hidung Rain rasanya sakit karena terbentur dada bidang Topan yang tiba-tiba berbalik badan, Rain usap hidung nya menahan sakit.

"Anak setan! Kalau mau berhenti bilang bangsat! Sakit ini"

Tatapan mata Topan semakin tajam, rasanya Rain seperti ingin di koyak habis.

"Kenapa harus gue?"

"Si bangsat, kalau bukan Lo ya siapa lagi?Langit si pendek itu? Mana bisa dia"

Tepat saat Rain mengatakan unek-unek nya Langit yang tak jauh berdiri di belakang Topan sudah bersiap-siap ingin melempar Rain menggunakan kardus di tangan nya.

"Bukan Lo! Nama langit tuh banyak "

Topan membalikkan badan nya,mata nya bertemu mata Langit tapi sang empu sudah memutus tatapan itu dengan pergi terburu,selalu seperti itu tapi Topan tak perduli sama sekali.

"Cepat sat mumpung sepi di sini, kalau Lo gak mau praktek Lo bimbing gue aja gimana cara-caranya?"

Topan boleh gak sih nendang badan Rain sampai tuh anak gelinding ke tangga yang di belakang Rain?
Ngebet banget mau ciuman sama pak Guntur padahal jadian aja belum,malah minta ajarin ciuman sama Topan kan kit ati Topan.

"Pak Guntur mau ciuman sama Lo?"

Pertanyaan yang bikin Rain kembali berpikir ulang,betul juga kemarin aja waktu Rain cium pak Guntur si empu tak balas ciuman Rain,sial double sialan! Rain rasanya makin malu.

End Flashback

Karena pertanyaan Topan tadi siang membuat Rain terus berusaha menghindar dari yang namanya Guntur, setiap guru fisikanya itu lewat di lorong yang sama dengan Rain maka Rain dengan cepat berbalik cari jalan lain,untung saja hari ini Guntur tak mengajar ke kelas Rain.

"Sialan! Ini kenapa motor gak mau idup!"

Sangking fokus nya Rain dengan motor besar nya sampai tak sadar guru fisikanya melewati tempat ia berjongkok, Guntur mencoba acuh tetapi kembali menghampiri Rain setelah melihat awan putih berubah menjadi abu-abu terlebih waktu yang sudah hampir gelap.

Deheman kuat yang sengaja agar mendapat atensi Rain membuat Rain terkejut,ia mendongak lalu kembali tertunduk setelah melihat guru fisikanya berdiri di samping. Guntur mengernyitkan keningnya kesal karena merasa di abaikan, biasanya Rain heboh jika Guntur ada di dekatnya.

"Biar saya antar"

"Gak usah pak,bentar lagi bisa ini"

Guntur tau jika Rain berbohong, lagipula mana ada orang yang benerin motor nya asal seperti Rain,anak itu pura-pura membenarkan motornya berharap Guntur pergi.

Rain terkejut saat tangan nya di tarik kuat sampai Rain harus mengikuti langkah Guntur ke parkiran khusus Guru, hanya tinggal mobil Guntur yang terparkir di sana.

"Motor saya pak aelah! Pak bentar itu motor saya gimana?!"

Tepat saat Rain sudah duduk di dalam mobil hujan yang awalnya rintik-rintik berubah dengan sangat deras,sedikit menghalangi pandangan karena sangking lebat nya hujan turun.

"Nanti di bawa montir saya,kamu gak liat hujan gede gini?"

Selama perjalanan tak ada yang buka suara, sebenarnya Guntur menunggu Rain untuk buka suara, biasanya Rain itu berisik sampai telinga Guntur ingin pecah rasanya tapi hari ini Rain tidak seperti itu, Rain menghindari nya.

"Kamu ngehindar dari saya?"

Kepala Rain yang awalnya melihat kearah luar kembali menatap kearah Guntur yang masih fokus menyetir.

"Perasaan situ aja paling,saya gak ada ngehindar"

Guntur mengangguk saja antara percaya tidak percaya lebih ke tidak percaya sih sebenarnya.

"Loh kenapa belok pak? Rumah saya masih jauh"

Rain yang sadar arah rute ke rumah nya tiba-tiba berubah menjadi panik,ini bukan jalan rumah nya,agak over thinking karena Guntur tak mengindahkan ucapan nya

"Rumah saya"

Sampai beberapa menit berlalu, mereka sampai di rumah besar milik Guntur, rumah Rain juga besar tapi tak sebesar milik Guntur ini.

Jantung Rain rasanya mau pecah sangking berdetak kencang,kaki nya lemas saat Guntur menuntun nya masuk ke dalam,ini gak bakal ngapa-ngapain kan ya? Kok Rain jadi kepikiran bakal ada iyaiya,malah cuaca mendukung pula.

Rain duduk pada sofa di ruang tamu sendirian soalnya Guntur permisi masuk ke kamar untuk mandi, Rain yang di tinggal sendiri hanya melihat kesana kemari menilai bentuk hiasan Guntur yang cantik, rumah sebesar ini kok penghuni nya cuma satu,pak Guntur gak takut apa?

Guntur datang dengan pakaian lebih santai,kenapa Guntur terlihat lebih tampan sih?
Kaos hitam dengan celana training yang pas di badan bikin otot dada Guntur terlihat menonjol, ditambah rambut basah yang menetes air dari ujung rambut itu membuat Rain merasa hawa di sekitarnya panas,pak Guntur terlihat benar-benar seksi.

Sampai sebuah handuk kecil yang awalnya di gunakan untuk mengusap rambut basah Guntur di lempar begitu saja ke wajah Rain.

"Mandi sana,kamar mandi kamar saya aja pake kamar mandi lain rusak"

Rain melempar kembali handuk Guntur ke arah Guntur, wajah nya merengut karena perbuatan Guntur barusan,mau tidak mau Rain beranjak dari duduk nya dengan malas kearah kamar mandi yang letak nya di dalam kamar Guntur.

Tanpa permisi Rain masuk begitu saja, terlihat sebuah baju kaos di atas kasur lengkap celana pendek dan dalaman baru sudah di siapkan, sepertinya Guntur yang menyiapkan sebelum dia turun.

Baru mau ingin ke kamar mandi mata Rain tak sengaja melihat kearah bingkai foto kecil di nakas milik Guntur,foto pernikahan Guntur dan istrinya. Hampir pakaian di tangan Rain jatuh karena terkejut dengan fakta baru kalau Guntur sudah beristri. Hati Rain berdenyut sakit, dadanya terasa sesak ternyata Guntur memang di takdirnya bukan untuk dimiliki oleh Rain,Guntur sudah ada yang punya rupanya.

Sial! Rain mengejar-ngejar suami orang selama ini, tapi kenapa Guntur hanya diam saja tidak bilang apapun,ya walaupun selalu ada penolakan tapi Rain mana tau penolakan itu karena fakta Guntur sudah beristri.

"Mau mati aja rasanya,bangsat emang si Guntur ngapa gak bilang udah punya istri sih!"

Dengan perasaan kacau Rain kembali masuk ke dalam kamar mandi,habis mandi Rain pokoknya mau minta di antar pulang,malu banget udah kayak pelakor aja ngejer-ngejer laki orang.

.
.
.
.
.
TBC

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang