Vote & coment!!
Happy reading ✨.
Tangan Rain terus mendorong dada besar yang semakin menekan tubuh Rain di atas sofa,suara kecipak basah terdengar jelas di telinga yang mana membuat suasana panas menjelang siang semakin terasa panas,lidah hangat sang dominan terus mendominasi dengan menuntut karena kepalang rindu. Kepala bergerak ke kanan dan ke kiri untuk memperdalam ciuman,melawan rasanya tak guna karena tenaga Rain yang tidak sebanding,entah air liur siapa yang turun melewati ujung bibir Rain.
Mata Rain terpejam erat mencoba menolak sentuhan dari tangan Guntur yang tidak bisa diam,jantung nya bergemuruh dengan cepat terdengar di telinga. Rain ingin lepas dari belenggu sentuhan panas sang dosen,ini cinta fana yang menyakitkan, Rain tak ingin jatuh di lubang yang sama.
Gigitan pada bibir bawah dan sesapan di bibir atas membuat tubuh Rain bergetar samar,tanpa sadar ia memekik karena merasakan rasa pedih pada bibir nya. Pukulan menjadi cara terakhir agar Guntur menghentikan ciuman nya, Rain butuh bernafas.
Benang saliva terlihat menjuntai dari masing-masing mulut yang terbuka,nafas keduanya memburu hebat karena baru melakukan aktifitas menguras nafas. Guntur menjilat bibir bawah nya dengan senyum seringai puas karena merasakan rasa manis setelah sekian lama. Melihat wajah Rain yang berantakan di bawahnya adalah salah satu yang Guntur rindukan.
Baru saja Guntur menyentuh pipi yang basah karena keringat itu ditepis kasar oleh sang empu,kening Guntur mengerut kesal karena Rain terus menolak sentuhan nya."Adek gak rindu sama mas?" Panggilan sayang yang seharusnya tabu di dengar kembali tapi entah kenapa mampu membuat jantung Rain semakin bergemuruh berisik di telinga. Dorongan kuat berhasil membuat Rain keluar dari kungkungan badan Guntur, secepat kilat Rain mengambil tas berisi laptop yang tergeletak di lantai dan bergegas bangkit untuk segera pergi. Daripada kembali berurusan dengan masa lalu Rain lebih memilih meminta kepada dekan untuk mengganti dosen pembimbing.
Tak ada sepatah kata,
Tak ada juga aksi Guntur yang bisa saja mengejar Rain agar tak keluar dari rumah, Guntur hanya diam duduk di sofa dengan kedua lengan bertumpu pada paha menatap kepergian Rain tanpa ekspresi.Rain keluar dari dalam rumah Guntur dengan hati yang kacau, sumpah serapah yang tak dapat dikeluarkan saat berada di depan Guntur meluncur begitu saja dari belah bibir Rain sepanjang ia jalan.
"Sshh...bangke!" Rain meringis sakit merasakan bibir nya perih karena terlalu kasar ia gosok untuk menghilangkan bekas ciuman Guntur yang lembab di bibir. Rain kembali memesan gojek untuk segera bergegas ke universitas,hari ini juga Rain ingin mengajukan kepada dekan bahwa Rain ingin ganti dosen pembimbing. Tak lama gojek yang ternyata tadi pagi mengantar nya kembali datang dengan senyum lebar pada wajah,dengan wajah kusut Rain naik keatas motor.Butuh dua puluh menit untuk Rain sampai di universitas, Rain segera bergegas turun dari atas motor bahkan Rain tak menghiraukan sapaan ramah dari supir gojek.
Rain mengetuk pintu ruang dekan dengan sopan, setelah mendengar suara yang menyuruh nya masuk segera Rain masuk kedalam. Kata-kata yang sudah Rain susun rapi menguap begitu saja, Rain bingung sendiri ingin bicara bagaimana. Sedangkan sang dekan yang duduk di bangku nya sedari awal Rain masuk sudah menampilkan senyum tipis pada bibirnya seakan sudah mengenal Rain dengan akrab, peristiwa itu semakin membuat Rain menjadi gugup.
"Kamu mahasiswa akhir kan? Ada masalah?"
"Saya ingin ganti guru pembimbing pak" setelah cukup lama terdiam akhirnya Rain mencoba mengeluarkan kata, diliriknya sedikit sang dekan yang kini menampilkan raut wajah bingung.
"Kenapa tiba-tiba?"
Rain tidak tau apakah dekan nya ini akan percaya atau tidak jika Rain mengatakan guru pembimbing nya berlaku kurang ajar, melecehkan mahasiswa yang sedang pusing perihal skripsi.
"Saya di lecehkan oleh pak Guntur" Rain tersentak kaget saat mendengar dekan nya tertawa, sejujurnya Rain merasa tersinggung sekali, apakah seorang pria yang dilecehkan terdengar begitu lucu?
"Tidak mungkin,pak Guntur dosen yang berkepribadian baik,pak Guntur juga menjadi panutan banyak mahasiswa di sini apalagi kampus ini milik keluarga pak Guntur mana mungkin pak Guntur kurang ajar"
Rain hampir mendengus di depan dekan, apa dekan tidak melihat bengkak pada bibir Rain dan sedikit lecet sebagai bukti pelecehan? Itu jelas sekali bahwa Rain tak menikmati ciuman Guntur tetapi tangan Rain yang terkepal erat karena mendengar rentetan kalimat memuja dari sang dekan untuk Guntur perlahan melunakkan wajah nya,kalimat terakhir dekan berusaha Rain cerna dengan baik.
"Kampus ini punya keluarga pak Guntur?"
Dekan di depan Rain mengangguk dengan semangat, tampaknya jika membicarakan tentang pemilik kampus ini pak dekan adalah orang yang paling semangat.
"Benar,kampus ini milik sepupu pak Guntur,buk Geisha namanya. Sudah kamu jangan banyak alasan untuk tidak buat skripsi"
Rain yang masih berdiri di depan dekan itu dengan pikiran berkecamuk di dalam kepala pamit keluar,ini adalah alasan yang jelas kenapa Guntur bisa menjadi dosen di sini.
Seolah tau jika urusan Rain dan dekan selesai, Guntur menelpon Rain dengan nomor baru karena nomor sebelumnya sudah Rain blokir saat ingin kembali ke universitas.
"Berhasil ganti saya dengan dosen lain?"
Baru saja Rain mengangkat panggilan telpon Guntur telinga Rain langsung di sambut oleh suara dalam serak basah yang seksi milik Guntur,Rasa kesal di dada Rain semakin membuncah, terlebih saat mendengar suara kekehan pada akhir kalimat yang terdengar begitu menyebalkan.
"Sebenarnya apa mau bapak?"
Hening beberapa detik sebelum suara di sebrang sana kembali terdengar di telinga Rain.
"Mau saya..?"
Sengaja,Guntur sengaja menjeda ucapan nya yang mana membuat Rain semakin jengkel.
"Saya mau kamu Rain"
Hampir saja Rain mematikan sambungan telepon itu jika tak mendengar tawa Guntur sembari mengatakan bercanda di tengah tawa seakan puas menertawakan Rain.
"Kalau mau skripsi mu cepat selesai besok datang lagi kerumah saya, tadi udah saya bilang kan kalau saya udah nemuin judul bagus untuk skripsi mu. Oh,atau saya yang harus datang ke rumah mu?"
Rain terkesiap mendengar ucapan terakhir Guntur, Rain tak ingin mama nya kembali melihat Guntur,cukup Rain saja yang berurusan dengan Guntur lagi,keluarga nya tidak usah.
"Saya yang datang tapi kalau bapak kurang ajar lagi maka saya benar-benar akan laporkan tindakan bapak pada polisi!"
"Good boy, laporan kamu akan saya tunggu" sambungan telepon di putus Guntur lebih dulu. Rain membuang nafas lelah, kenapa takdir kembali mempertemukan mereka. Ah, Rain bahkan tak yakin ini hanya kebetulan, melihat betapa gila nya Guntur, Rain merasa Guntur merencanakan semua ini.
.
.
.
.
.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Newton [Guntur-Rain] END
Teen Fiction"Gimana mau jadi pacar saya ciuman aja kamu gak bisa" -Guntur "Gue bisa! Butuh bukti? Sini maju biar gue kokop!"-Rain "Bener bisa? kalau gitu ajarin saya gimana caranya ciuman yang benar"-Guntur Rain tidak pernah tau dengan istilah fisika Setiap ak...