Vote & coment!!
Happy reading ✨.
Berapa kira nya masa lalu hilang dalam ingatan?
Satu tahun?
Dua tahun?
Rain bahkan sudah empat tahun berusaha melupakan masa lalu tetapi tak kunjung hilang, perasaan itu membekas abadi di dalam hati. Rain tidak tau bagaimana cara melupakan Guntur,di saat tak sengaja Rain melihat jejeran batang coklat di rak minimarket ataupun rintik hujan turun membasahi bumi,sosok Guntur akan muncul tiba-tiba di dalam ingatan Rain seperti kaset rusak.
Setelah kejadian mengerikan malam itu, Rain tidak ingat pasti apa yang terjadi dan berakhir terbaring di rumah sakit,ayah nya lantas segera membawa Rain keluar kota,tak perduli dengan acara perpisahan yang akan di adakan besok, semua urusan di rumah lama Rain sudah di tangani ayah nya. Rain tak melihat ataupun bertemu dengan Guntur maupun Langit, semua terlalu tiba-tiba. Rian akan marah setiap kali Rain menanyakan tentang apa yang terjadi malam itu karena Rain tau jika ayah nya ada di rumah sakit menjaganya. Ponsel lama Rain di sita ayah nya agar Rain tak lagi memiliki hubungan dengan Guntur,untuk masalah itu Rain juga berfikir mungkin inilah saat nya Rain dan Guntur berpisah.
"Laptop udah masuk ke dalam tas kan sayang?" Rani berteriak dari arah dapur setelah melihat siluet putra nya yang hendak keluar, kepribadian nya masih sama extrovert seperti biasa tetapi sebenarnya Rani menyimpan sebuah luka besar sejak dua tahun lalu dimana ia harus kehilangan suami tercinta, Rian meninggal dalam kecelakaan pesawat.
"Udah mah"
Langkah kaki Rain semakin cepat menghampiri seonggok manusia yang sejak tadi duduk di atas motor nya, seperti biasa Topan akan menjemput Rain untuk berangkat ke kampus. Rumah Topan bukan lagi di samping Rain, sedikit jauh dari rumah Rain bisa dibilang Topan tinggal sendiri di kosan.
Topan menyodorkan helem kepada Rain dan di ambil oleh Rain.Untuk masalah Topan yang Rain tau jika hubungan Topan dan Langit juga tandas, Rian membawa Topan serta ke luar kota dan di kuliahkan di kampus yang sama dengan Rain untuk kembali menjaga Rain, walaupun jurusan yang mereka pilih berbeda tetapi Topan harus selalu menjemput Rain setelah kelas usai. Rain lebih memilih jurusan biologi sedangkan Topan memilih jurusan teknik, sebentar lagi kuliah mereka juga akan selesai karena sudah di semester akhir, hanya tinggal membuat skripsi lalu di lanjut dengan sidang.
"Udah dapat judul?" Topan membuka topik pembicaraan.
"Belum" Rain yang duduk di belakang menjawab dengan nada suara yang lesu, sebenarnya dalam benak Rain saat ini sedang memikirkan dosen pembimbing yang akan membantu Rain dalam skripsi,sulit sekali pembimbing nya itu di hubungi padahal sudah baik-baik Rain mencoba menghubungi dosen pembimbing nya agar segera membantu Rain.
"Lo udah?" Rain gantian bertanya, Topan itu tipe mahasiswa yang aktif di kampus,sama seperti masa SMA Topan termasuk mahasiswa populer di jurusan teknik.
"Udah,dosen pembimbing gue bisa di ajak kerjasama"
Bibir Rain semakin maju karena iri dengan Topan yang tidak ada masalah apapun dalam melakukan skripsi, sejujurnya Rain mulai kesal dengan dosen pembimbing yang bahkan hanya dua kali Rain bertemu,itupun Rain tak dapat melihat wajahnya karena pak dosen itu memakai masker dengan alasan sedang flu yang menular.
Topan memarkirkan motornya di parkiran kampus, keadaan kampus sudah lumayan ramai. Hari ini mereka datang ke kampus untuk melakukan bimbingan dengan dosen pembimbing.
Cuaca lumayan panas walaupun masih pagi, setelah menyerahkan helm kepada Topan segera Rain pergi kearah ruang kelas, siapa tau dosen pembimbing nya sudah ada di sana. Langkah Rain berhenti saat mendengar suara pesan masuk di ponsel nya, kening Rain mengerut dalam bingung karena ada nomor baru mengirim pesan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Newton [Guntur-Rain] END
Teen Fiction"Gimana mau jadi pacar saya ciuman aja kamu gak bisa" -Guntur "Gue bisa! Butuh bukti? Sini maju biar gue kokop!"-Rain "Bener bisa? kalau gitu ajarin saya gimana caranya ciuman yang benar"-Guntur Rain tidak pernah tau dengan istilah fisika Setiap ak...