Vote & coment!!
Happy reading ✨.
"Lo semua,habisi dia!"
Perintah mutlak itu segera di laksanakan, pukulan tiba-tiba yang membuat tubuh Rain mundur sedikit jauh dari Langit,pipi Rain memar karena pukulan yang kuat bukan main. Rain tak ingin diam saja,di balas nya pukulan yang tadi hampir menumbangkan nya,satu lawan lima tapi jiwa Rain tak gentar. Langit diam-diam mengambil balok kayu yang tidak jauh dari nya dan memukul ke sembarang arah membabi buta,asal tak ada yang mendekati tubuh Rain yang sudah tumbang karena tendangan dari arah lain. Kedua tangan Langit juga ditahan setelah salah satu di antara mereka berhasil merampas balok kayu di tangan Langit.
Rain hampir di keroyok masa jika saja suara sirine polisi tak terdengar, rombongan anak motor itu bubar karena suara sirine polisi terdengar kian jelas. Langit buru-buru menghampiri badan Rain yang penuh debu, wajah nya babak belur.Tepat saat Langit membangunkan badan Rain untuk ia topang, seorang pria bertubuh kekar datang dengan terburu, dimatikan nya ponsel yang sejak tadi bunyi suara sirine polisi,diambil alih tubuh Rain kedalam dekapannya,tangan besar berurat itu memeriksa wajah Rain yang babak belur.
"Kurang ajar!" Geram nya setelah melihat memar pada pelipis dan sudut bibir Rain yang sedikit berdarah.
"Udah saya bilang kan biar saya antar!"
Nada nya begitu tajam sampai membuat Rain dan Langit diam kaku,mata tajam Guntur yang awalnya masih menatap kearah Rain dengan menusuk kini menatap kearah Langit yang masih diam tak berkutik.
"Kalian naik ke mobil saya. Sekarang "
Perintah mutlak dengan nada suara dingin,mau tak mau Rain diikuti Langit masuk ke dalam mobil Guntur yang masih terparkir di dekat minimarket.
Sepanjang perjalanan tak ada yang berani buka suara, Langit bahkan tak ada niat menjelaskan apa yang baru saja terjadi menimpa nya, Rain juga yang duduk di samping kemudi menjadi bungkam setelah melihat rahang Guntur yang keras menahan marah.
"Makasih bang Rain,pak Gun"
Akhirnya Langit menjadi yang pertama buka suara,tak enak juga sudah di tolong tapi tak mengucapkan kata terimakasih.
"Dia siapa nya Lo? Kok maksa gitu" rasa penasaran Rain begitu tinggi, orang bernama Arthur itu juga bermasalah dengan Topan.
"Dia mantan gue, bang" jawaban yang membuat Rain membalikkan badannya melihat kearah Langit dengan terkejut,tipe Langit yang urakan seperti itu? Rambut saja di warnai seperti kuas sate,jaket kulit usang dan wajah yang tidak terlalu tampan. Serius tipe Langit itu cowok Jamet?
"Tipe Lo cowok Jamet?"
Langit mendelik tak terima dengan ucapan Rain,dulu Arthur itu keren sekali di mata Langit,tak ada rambut kuas sate dan gerombolan anak motor yang setia mengikuti dari belakang.
"Dia juga punya masalah sama Topan,Lo tau masalah mereka apa?"
Saat membahas tentang Topan wajah Langit semakin keruh,ia memalingkan wajahnya keluar jendela seakan tak ingin membahas yang namanya Topan. Raut wajah Langit terbaca penuh oleh Guntur yang diam-diam melihat dari kaca spion, Guntur bahkan mendengar percakapan mereka dalam diam.
"Tanya sendiri sama pacar Lo bang!"
Kembali dengan suara keras yang jutek, Rain sampai mengernyit karena telinga nya sakit mendengar nada tinggi Langit tiba-tiba.
"Topan bukan cowok gue Cok"
Tanpa sadar pula Guntur mengangguk mengiyakan jawaban Rain. Tepat saat belokan simpang rumah Langit, Guntur menghentikan mobilnya,tak akan muat masuk jika ia membawa mobil sampai kedalam gang.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hukum Newton [Guntur-Rain] END
Teen Fiction"Gimana mau jadi pacar saya ciuman aja kamu gak bisa" -Guntur "Gue bisa! Butuh bukti? Sini maju biar gue kokop!"-Rain "Bener bisa? kalau gitu ajarin saya gimana caranya ciuman yang benar"-Guntur Rain tidak pernah tau dengan istilah fisika Setiap ak...