service 21+⚠️

18.7K 485 4
                                    

Vote & coment!!
Happy reading
.

Hari ini adalah hari keberangkatan anak kelas duabelas tur, dengan bantuan guru BK dan Guntur sebagai pengawas anak-anak, Langit dan Sadewa yang masih kelas sebelas diikutsertakan karena mereka ketua OSIS dan wakil OSIS yang berperan penting dalam tur anak kelas duabelas sebagai pengawas juga. Semua anak kelas duabelas masuk kedalam bus yang sudah terparkir di lapangan siap untuk berangkat, pihak sekolah menyarankan untuk tidak membawa banyak barang karena akan merepotkan diri sendiri.

Rain sudah duduk di bangku baris ke lima dari belakang,mata nya sibuk melihat keluar jendela menunggu Topan yang lama sekali datang, Rain menolehkan kepalanya saat merasakan seseorang duduk di bangku yang seharusnya di duduki Topan.

Rain sedikit terkejut karena Guntur sudah duduk dengan santai tanpa menoleh siapa yang duduk di sampingnya.

"Loh pak, sini duduk samping saya"

Rain ikut menolehkan kepalanya kearah sumber suara di mana guru BK yang lebih galak dari Langit itu menepuk-nepuk tempat duduk di samping ia duduk,bangku yang bersebrangan dengan bangku Rain.

"Dah nyaman di sini pak"

Jawab Guntur dengan senyum ramah,guru BK kita sebut saja pak Bima itu menatap kearah Rain sebentar kemudian mengangguk saja menghargai keputusan Guntur yang ingin duduk di samping Rain. Tak lama Topan datang dengan tas ransel besar di pundak nya, kening nya mengerut tak suka karena tempatnya di ambil oleh Guntur.
Mata Topan menyisir setiap bangku untuk mencari tempat kosong tapi hanya satu bangku yang kosong,samping pak Bima.

"Pak,saya duduk sini ya"

"Oh iya duduk sini aja"

Sepanjang perjalanan tak ada yang buka suara,Guntur yang masih dilanda merasa bersalah pasca ucapan ngelantur nya kemarin menyingkirkan ego dengan menggenggam lengan Rain yang berada di atas paha, Rain yang tiba-tiba mendapat sentuhan itu tersentak kaget, dilihat nya tangan besar Guntur yang sedang menggenggam tangan nya, sengatan menyenangkan dari sentuhan Guntur mampu membuat debaran di dada Rain semakin meningkat.

Merasa tak ada penolakan Guntur semakin berani menautkan jari-jari nya ke jari-jari Rain yang terlihat begitu kecil,Guntur bahkan bisa menutupi jari tangan Rain dengan satu genggamannya,tapi baru beberapa menit Guntur menautkan jari nya, Rain sudah melepaskan penyatuan tangan mereka,Guntur dapat melihat bagaimana Rain dengan cepat memasukkan tangan nya ke dalam jaket.

Walaupun terlihat jelas bagaimana pipi Rain bersemu merah tapi Guntur tak dapat menampik Rain yang bersikap hati-hati di dekatnya, seperti rasa takut.

"Tangan mu"

Rain yang memandang keluar jendela melihat kearah Guntur yang sudah mengangkat tangan seperti minta sesuatu.

"Kenapa pak?"

"Saya mau pegang"

Tatapan tajam dengan wajah tanpa ekspresi tapi penuh damba benar-benar memporak porandakan hati Rain, sungguh Rain tak bisa menolak jika begini,nada suara dingin namun Rain merasa hangat mendengar nya.

"Pak, jangan mulai ya,ntar saya culik baru tau rasa"

Ancam Rain menakut-nakuti Guntur, bukan nya takut Guntur malah terkekeh merasa lucu dengan gurauan Rain kali ini, yang ada Rain yang Guntur culik bukan sebaliknya,badan kecil begitu berani ngancem mau culik Guntur yang sebesar Titan .

"Berani culik saya?"

Seringai di bibir Guntur terlihat begitu tampan tapi menakutkan di saat bersamaan, Rain sampai menelan ludahnya susah payah.

"Bapak gak takut saya culik?"

'cup'

Kecupan secepat kilat dibibir membuat Rain terkejut,mata nya membulat lucu, Guntur ingin mengecup bibir itu sekali lagi tetapi Rain sudah menahan bibir Guntur yang sudah dekat dua centi dengan bibirnya. Kepala Rain melihat ke segala arah untuk memastikan tak ada yang lihat tapi mata nya terpaku pada Topan yang melihat ke bangku Rain dengan ekspresi wajah kentara marah.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang