Taruhan

12.5K 549 10
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨
.

Di parkiran sekolah Rain menunggu Topan mengeluarkan motor nya,tadi pagi Rain menumpang pada Topan karena motornya yang masih di perbaiki.

"Naik"

Rain naik pada jok belakang Topan,motor besar Topan melaju dengan kecepatan sedang,angin sepoi-sepoi berhembus membuat poni Rain bergoyang karena tiupan angin,sampai tiba-tiba Topan mengerem mendadak membuat tubuh Rain maju dengan kuat.

"Mau ngerem bilang goblok! Sakit hidung gue kepentok helm Lo!"

Rain memukul helem belakang Topan sembari tangannya yang lain mengusap hidung mancungnya yang merah karena terantuk helm cukup kuat.

Rain melihat kearah depan di mana jalan mereka sedang di hadang oleh sekumpulan anak motor, jumlah mereka sekitar lima orang,salah satu dari mereka melepas helm full face nya dan mendekati Topan yang masih duduk dengan tenang di atas motornya. Rain tak kenal siapa mereka tapi sepertinya Topan kenal anak-anak itu.

"Kebetulan ketemu di sini"

Pria tinggi berjaket kulit itu membuka kaca full face milik Topan kurang ajar,senyum seringai pada belah bibir itu membuat Rain yang duduk di belakang merasa terganggu, kalau dibilang teman Topan sudah pasti bukan.

"Siapa Lo pada? Ngalangin jalan orang aja!"

Pria tinggi itu mengalihkan atensi nya kearah Rain,di dekati Rain dengan perlahan membuat Topan menahan tangan pria itu.

"Pacar Lo?manis juga, gimana taruhan nya ganti sama dia?"

"Jangan sentuh"

Pria tinggi berjaket kulit itu diam untuk sesaat,aura Topan begitu mengintimidasi membuat nya bergidik ngeri, ia tertawa sembari mengangguk kan kepalanya mengerti.

"Oke gue ngerti,gue cuman mau ngingetin aja jangan lupa nanti malam. Kalau Lo gak datang berarti Lo pengecut"

Sekelompok anak motor itu pergi meninggalkan Topan dan Rain yang masih diam di tengah jalan.

"Nanti malam Lo mau ngapain?"

Topan kembali menghidupkan kembali motornya dan melaju dengan kecepatan lebih tinggi.

"Bukan urusan Lo"

Rain kembali memukul helem Topan dari belakang, Topan selalu menyembunyikan banyak hal dari Rain.

Setelah mengantar Rain pulang tanpa kata Topan pergi begitu saja, padahal Rain masih ingin bertanya mengenai orang-orang tadi dan taruhan, Rain tidak pernah tau jika Topan bergaul dengan anak geng motor seperti mereka.

Malam hari nya Rain merasa sangat lapar padahal tadi sudah dibuatkan capcay sayur oleh bik Atun,pembantu rumah yang akan pulang jam delapan malam. Jika ada yang bertanya kemana orang tua Rain maka jawabannya adalah keluar kota,mama Rain akan selalu ikut kemana papa nya pergi dan Rain dititipkan keluarga Topan yang sudah di anggap keluarga dan bik Atun.

Rain beranjak dari kasur dengan malas,di ambilnya uang dari dalam lemari dan bergegas turun untuk pergi keluar membeli jajanan yang masih nangkring di pinggir jalan.

Baru lima langkah dari rumah nya suara telpon Rain berdering kencang,nama mas Guntur tertera di di layar ponsel,kening Rain mengerut penuh tanya tumben sekali Guntur menelpon.

"Halo mas,tumben nelpon"

Suara decakan kesal dari sebrang sana membuat Rain tertawa, Rain yakin jika Guntur merasa risih dengan panggilan yang ia ucapkan tadi.

"Rumah mu di mana?"

Hampir suara Guntur tidak terdengar kerena suara gerusuk berisik dari sebrang sana, Rain berusaha mendengar suara Guntur yang putus-putus.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang