ujian susulan

7.3K 312 3
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨

.

Rain kembali ke sekolah setelah kemarin meliburkan diri selama dua hari, badannya yang sakit sudah terasa lebih segar, Rain juga sudah bisa berjalan normal.

"Rain,gak lupa kan hari ini?" Rani sedikit berlari menyusul langkah Rain yang sudah berdiri di teras sedang menali tali sepatu, Rain mendongakkan kepalanya sembari mengangguk.

"Jangan lupa loh ya,om mu itu harus di bawa,mama mau liat alpha mana yang bisa bikin anak mama ini ketagihan hihihi.."

Rain merinding mendengar kalimat terakhir mama nya, Guntur bukan hanya memberinya rasa ketagihan tapi juga candu yang sulit di rangkai kata.

'cup'

Satu kecupan mendarat pada pipi Rani, sebenarnya ini hari pertama setelah sekian lama mama nya tak ikut ayahnya keluar kota, karena ayah nya akan pulang nanti sore.

Saat gerbang di buka, Topan sudah menunggu dengan motor besar nya,mulai pagi ini Rian tak mengijinkan Rain naik motornya sendiri, Rain harus selalu ikut Topan kemana Topan pergi. Topan sih tak masalah harus menjaga Rain karena sejak kecil juga Topan sudah biasa di titipkan kepada Topan.

"Kiss buat gue mana?"

Topan memajukan pipi kanan nya menagih sebuah ciuman di pipi setelah tak sengaja melihat interaksi ibu anak itu lewat celah gerbang, bukan nya mendapat ciuman Topan malah mendapat tamparan pada pipi.

"Sakit anjir! Gue minta cium bukan minta tampar"Topan mengelus pipi nya yang memerah, pukulan Rain ini walaupun pelan tapi membekas,sakit nya bukan main.

"Muka Lo minta di gampar, udah ayo buruan gue gak sabar mau ketemu mas Guntur" Topan mendelik jijik mendengar bisikan Rain saat menyebut nama guru fisikanya, berharap mama Rain yang masih berdiri di teras itu tak dengar ucapan Rain.

"Pikirin ujian susulan Lo, empat pelajaran itu"

Asal yang mengawasi Guntur sih Rain tidak perduli dengan ujian susulan. Topan melajukan motornya dengan kecepatan sedang,angin semilir menghembus poni Rain yang tidak menggunakan helm, setiap gerakan Rain di belakang sana terekam jelas pada mata Topan yang memperhatikan sesekali lewat kaca spion. Walaupun hati nya sudah mantap ingin menghilangkan rasa cinta nya kepada Rain tapi tetap saja itu tak mudah, cinta pertama Topan sejak kanak-kanak sampai saat ini mana bisa di hapus dengan mudah.

Motor Topan masuk kedalam parkiran khusus siswa, Rain turun dengan hati-hati di bantu tangan Topan yang dibuat pegangan oleh Rain, saat tangan Topan akan merapikan poni Rain yang berantakan terkena angin berhenti di udara saat mata nya menangkap siluet OSIS yang melewati parkiran, Topan dengan langkah lebar mendekati Langit yang seperti nya sedang santai. Kesempatan bagi Topan karena Langit jalan sendiri tidak di dampingi Sadewa yang selalu mengikuti kemana Langit pergi.

"Dek" tangan Topan menahan lengan Langit yang membuat sang empu berhenti,kening Langit mengerut dalam karena mencoba mengenali seseorang yang sedang menahan tangan nya, pasalnya saat ini Topan belum melepas helm full face nya.

Saat Topan membuka helmnya baru Langit tau jika yang sedang menahan nya adalah orang yang sejak seminggu lalu mengganggu Langit.

"Mau bantu di bawain?"

Tatapan Topan begitu berharap, Langit tak perduli dan berlalu begitu saja membawa setumpuk kertas yang Topan tak tau apa isinya.

"Ck,jutek amat" gumam Topan sembari menyusul langkah Langit seperti tak kenal lelah.

"Dek,sini biar Abang bantu bawain"

Langkah Langit kembali berhenti karena Topan tiba-tiba berdiri tepat di depan nya, hampir Langit menubruk dada bidang Topan jika tak sempat berhenti.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang