cahaya lilin

5K 222 10
                                    

Vote & coment!!
Happy reading ✨

.

Topan merebahkan tubuhnya yang terasa remuk ke atas ranjang,baru saja Topan menyelesaikan satu bab skripsi milik nya.

"Kayak nya bakal mati lampu" gumam Topan sembari menatap kearah jendela yang terlihat cahaya putih sesekali tertangkap retina,gemuruh geluduk sejak tadi terdengar sesekali, Topan sedikit benci daerah kosan nya tempat ia tinggal, jika hujan turun dengan lebat biasanya lampu akan di padamkan serentak terlebih jika hujan bersamaan dengan petir yang menyambar.

Sedang sibuk memejamkan mata karena lelah,suara berisik dari luar mengganggu Topan.

"Ck, berisik banget bangsat,udah malam juga!" Topan mengubah posisinya menjadi duduk, diusapnya rambut dengan kasar, istirahat nya merasa di ganggu.

Seperti nya ruang sebelah Topan baru diisi orang, sejak pagi Topan bangun dari tidur mobil angkutan barang sibuk membawa barang entah milik siapa, bahkan di malam hari seperti ini pun suara berisik orang di sebelah yang sepertinya sudah siap berbenah mengganggu sekali, padahal Topan sudah merasa nyaman tinggal sendiri tanpa tetangga sebelah sebelumnya.

Tawa dua orang pria yang begitu berisik membuat Topan tak tahan ingin mendatangi ruang sebelah,di cek terlebih dahulu lewat jendela untuk memastikan keadaan,di luar tampak keluar satu orang sedang menuju kearah kendaraan mobil yang terparkir di depan. Topan menyipitkan matanya untuk mempertajam penglihatan orang yang hendak masuk kedalam mobil, Topan seperti kenal dengan pria itu.

"Besok mampir lagi ya, bantuin gue beberes" suara itu,suara yang menghantui Topan selama empat tahun belakangan,suara dari sosok yang Topan rindukan. Tidak mungkin dia kan?

"Siap,telpon gue aja besok habis ngampus gue langsung datang ke sini" pria lain menjawab sebelum masuk kedalam mobil.

"Itu.. Sadewa" lirih Topan melihat mobil yang mulai menjauhi pekarangan rumah. Suara pintu tertutup di ruang sebelah terdengar dalam keheningan,jantung Topan bergemuruh tidak karuan,badan nya panas dingin jika mengingat sosok kecil rapuh kesayangan Topan.

Hujan deras mulai turun membasahi bumi, sosok Topan masih berdiri di dekat jendela menatap kearah luar yang sudah basah, pepohonan bergoyang kesana-kemari akibat angin kencang melanda disertai kilat dan gemuruh guntur, tepat saat kilat kembali menyambar lampu mati secara tiba-tiba. Topan tersadar karena penglihatan menjadi gelap.

"Shit! Hp gue lowbat!"

Topan meraba dinding berjalan perlahan menuju kearah lemari kecil dekat ranjang,di rogoh laci untuk mencari lilin tapi tak juga ditemukan. Bibir rasanya ingin menyumpah serapah cacian maki,kenapa lampu mati di saat yang tidak tepat.

Tetapi pergerakan tangan Topan berhenti setelah satu pikiran terlintas di benaknya,mungkin tetangga sebelah punya lilin. Suatu kesempatan yang bisa Topan pakai sebagai alibi untuk memastikan bahwa tetangga sebelah nya benar mantan nya atau bukan.

Topan kembali meraba dinding menuju kearah pintu,diluar juga gelap gulita yang mana membuat Topan berhati-hati melangkah takut tersandung sesuatu.
Setelah yakin jika yang ia sentuh adalah pintu, Topan mengetuk dengan sabar. Jantung nya berdetak kencang saat pintu itu terbuka, seorang pria bertubuh pendek berdiri di ambang pintu sembari memegang lilin di atas piring kecil,cahaya lilin yang remang-remang menangkap jelas rupa Topan yang rupawan. Walaupun Topan yakin jika tetangga sebelah nya adalah Langit tetapi melihat wajah Langit tepat di depan mata nya Topan tetap merespon dengan terkejut, berbanding terbalik dengan Langit yang menatap nya dalam diam,tak ada ekspresi berlebihan saat retina mata nya menangkap sosok Topan berdiri di depan pintunya.

"Ada apa ya?" Topan kembali tersadar dari pikiran nya setelah mendengar suara Langit,jantung nya semakin bergemuruh saat Langit melangkah mendekat memastikan bahwa tamu di depan nya baik-baik saja.

Hukum Newton [Guntur-Rain] ENDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang