9 | Tidak Tertangkis

795 77 48
                                    

- UPDATE SETIAP HARI
- DUA EPISODE SETIAP UPDATE
- JANGAN LUPA BERIKAN VOTE, KOMENTAR, DAN FOLLOW AKUN WATTPADKU.

* * *

Makhluk itu akhirnya muncul. Karin meminta semua orang yang ada di ruang tamu untuk benar-benar mundur dan tidak berusaha mendekat. Itu bukan pertama kalinya bagi Karin melihat makhluk gaib, jadi Karin jelas tidak terlalu kaget meski dia bukan seorang indigo. Justru yang terlihat kaget adalah Alwan. Karena selama ini pria itu belum pernah sekalipun melihat wujud makhluk gaib, meski sudah sering ikut bekerja bersama yang lain.

"Wah, makhluk itu bertaring ternyata," ujar Alwan.

"Gigi makhluk itu memang tajam semua, Al. Jadi jangan menyebutnya taring," sebal Rasyid.

Makhluk itu menatap ke arah tujuh orang yang akan segera ia serang. Namun sebelum menyerang, makhluk itu tampak membuat sesuatu di atas lantai yang bentuknya seperti lingkaran.

"Apa itu?" tanya Alwan.

"Berpencar!!! Dua orang sebaiknya menjaga Mahesa di belakang sana!!! Jangan injak lingkaran itu, atau makhluk itu akan menyerang kalian dengan sangat parah melebihi serangannya yang tadi!!!" Ziva memberi peringatan.

Rasyid dan Alwan segera mundur untuk menjaga Mahesa. Hani dan Mika mendekat pada Tari--yang sudah menggenggam parang peraknya sejak tadi--meski jarak mereka tetap harus terpisah. Ziva dan Raja juga berpencar, karena tahu bahwa akan sulit mengahadapi makhluk itu jika terus saling berdekatan. Makhluk itu mulai menyerang secara membabi buta. Namun semua serangannya berhasil ditangkis oleh kelima orang yang sedang berusaha mengepungnya tersebut.

Ziva melompat ke samping dan memanjati lemari yang ada di dekatnya, ketika lingkaran yang dibuat makhluk itu menjadi semakin besar. Raja juga melompat ke pinggiran tangga menuju lantai dua, lalu tangannya mencengkram kuat-kuat pada pegangan tangga. Karena mulai kewalahan--setelah beberapa lama memberi serangan dan tetap tidak bisa menumbangkan salah satu dari kelima orang tersebut--akhirnya makhluk itu menargetkan orang yang memiliki energi paling lemah di antara mereka. Hani adalah sasaran yang dipilihnya, karena energi Hani jelas tidak sebanyak energi Mika atau Tari yang berada tidak jauh darinya. Makhluk itu terus menyerang Hani, namun Hani tidak mau menyerah dan terus menangkis serangannya. Sayangnya, langkah Hani terus saja terdesak mundur ke belakang akibat diserang terus-menerus.

Mika melihat dengan jelas, kalau Hani akan terpojok dan langkahnya akan segera menyentuh lingkaran. Meski Hani terus melawan serangan makhluk itu habis-habisan, tetap saja dia akan kalah jika sampai menginjak lingkaran. Mika jelas tidak bisa diam saja. Pria itu memutuskan melempar kedua samurainya ke arah kaki Alwan yang masih bebas di belakang, lalu melompat dari atas meja makan untuk meraih tubuh Hani dan mendorongnya ke arah Tari agar bisa ditangkap.

BRUKKK!!!

Hani dan Mika sama-sama terjatuh. Bedanya, Hani terjatuh setelah tubuhnya ditangkap oleh Tari, sementara Mika terjatuh ke lantai dan setengah tubuhnya kini tepat berada di atas lingkaran yang sejak tadi mereka hindari. Mika sadar bahwa ia tidak akan bisa lari. Makhluk itu sudah berbalik dan menatapnya dengan beringas.

"MIKA!!!" teriak semua orang dari posisi masing-masing.

SCRAAATTTCCCHHHH!!!

BLAAAMMM!!!

Makhluk itu menyayat dada Mika begitu dalam hingga mengalami pendarahan hebat. Tubuh Mika pun terlempar jauh ke belakang, namun dengan cepat ditangkap bersama oleh Alwan dan Rasyid sebelum membentur dinding ataupun lantai. Tari dan Hani segera berlari ke arah pria itu. Kesadarannya masih tersisa meski hanya sedikit. Tatapan Mika langsung terarah pada Hani, yang saat itu sudah menangis hebat ketika melihat darah segar mengalir dari tubuh Mika.

TELUH BANYUTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang