Part 34

697 56 15
                                    

Selamat Membaca🔞
.

.

.
Rehan yang dari tadi sudah kecapean, mulai tertidur akibat dari usapan di punggungnya, Viana langsung mengangkat Rehan kedalam mobilnya dan menidurkannya di kursi penumpang.
.

.

.

Setelah 3 hari Teo dan yang lainnya belum mendapat kabar dari Nadia, Teo memutuskan untuk membuka blokir untuk Nadia, berharap ada panggilan atau pesan yang masuk dari Nadia. Sampai akhirnya sebuah panggilan datang dari handphone Teo.

"Ka Nad" Ucap Teo

"Ka Nad!!"

"Maaf, ini benar dengan pacarnya yang punya HP ini" Ucap suara laki-laki.

"Iy-yaa" Jawab Teo.

"Ini siapa!!! Ka Nad mana" Ucap Teo dengan panik.

"Yang punya HP lagi mabuk berat, sambil menyebut nama Teo, mungkin anda yang bernama Teo" Ucap Laki-laki di seberang sana.

"Dimana??" Tanya Teo.

"Club *****, silahkan jemput"

"Okey, gue langsung kesana. JAGAIN KA NADDD!!!!" Ucap Teo.

"Iya"

Teo langsung bergegas ke alamat yang sudah di berikan oleh barista club, jam 2 malam Teo rela menerjang dinginnya malam hanya untuk bertemu dengan Nadia yang 3 hari ini tidak ada kabar sama sekali.

Teo sampai di club, disambut dengan bau alkohol dan suara musik yang sangat keras. Teo masuk ke dalam club dengan ragu-ragu, tidak sedikit yang menggoda Teo baik itu perempuan ataupun laki-laki.

Teo langsung menuju ke arah barista, dan bertanya dimana Nadia. Barista langsung menunjuk seorang perempuan yang terbaring lemas di sebuah kursi panjang VVIP.

"Ka Nad" Panggil Teo sambil berlari ke arah Nadia.

"Ka Nad, kenapa?" Tanya Teo sambil duduk di kursi dan mengangkat sedikit kepala Nadia serta meletakkan kepala Nadia dipahanya sendiri.

"Ka Nad, sadar ka" Ucap Teo sambil menepuk nepuk pipi Nadia.

Nadia yang mendengar suara Teo langsung menatap ke arah Teo dan memegang dagu Teo.

"Sayang" Ucap Nadia dengan lembut. Mereka saling bertatapan, dan saling tersenyum.

"KELUAR!!!!" Ucap Nadia tiba-tiba sambil berusaha bangun dan mendorong Teo.

"KELUAR SAYANG DARI SINI" Ucap Nadia dengan setengah berteriak.

"Ka Nad kenapa?" Tanya Teo sambil berusaha mendekat ke arah Nadia.

Nadia sedikit mundur kebelakang, setelah melihat Teo yang terus berusaha untuk menggapai kedua tangan Nadia. Nadia langsung menggapai tangan Teo "Kaka mohon sayang, keluar yaa dari sini, nanti kaka hubungi lagi okey, kaka mohonn" Ucap Nadia dengan lemah

Tercium bau alkohol yang sangat menyengat dari mulut Nadia, dan Teo sadar bahwa yang dikonsumsi Nadia bukan hanya alkohol tetapi juga obat-obatan, yang Teo sendiri pun tidak tau itu obat apa. Terlihat dari beberapa bungkus obat yang sudah terbuka diatas meja VVIP.

"Pulang!!!" Ucap Nadia dengan suara yang rendah. Sebenarnya saat itu Nadia menahan untuk tidak melampiaskan nafsunya ke Teo, karena pengaruh obat-obatan terlarang dan kadar alkohol yang dikonsumsinya.

Nadia kembali duduk dengan menyenderkan kepalanya dan memejamkan matanya, sambil memijat kepalanya sendiri.

"K-Ka Nn-aad" Teo yang memberanikan diri mendekati dan memegang tangan Nadia.

Ka Nad langsung memeluk Teo dan menghirup dalam-dalam bahu Teo. "Maaf" Ucap Nadia. Nadia terus mengendus-endus bahu, sampai ke leher Teo. Jangan lupakan tangan Nadia yang dari tadi sudah menjamah badan Teo.

"Eeeemmmmm, Kaah Naddhh" Ucap Teo.

Teo berusaha melepaskan badannya dari eratnya pelukan Nadia, setelahnya Teo membopong Nadia yang sedang mabuk, dengan susah payah keluar club.

Teo memanggil taksi dan mereka langsung pulang kerumah Nadia. "Sayangnya kaka ini, imut banget" Ucap Nadia yang setengah sadar.

"Gemes bangettt" Sambil mencubit pipi Teo. Teo berusaha menenangkan Nadia yang terus mengoceh tidak jelas didalam mobil, sang sopir yang paham dengan keadaan, tidak berkomentar apa-apa.

Sesampainya di rumah, Teo langsung membuka pintu kamar Nadia dan meletakkan Nadia di atas ranjang. Teo membantu melepas jaket dan sepatu yang dikenakan Nadia.

Teo menuju dapur dan menyiapkan air hangat untuk membersihkan badan Nadia. Tidak lupa Teo juga menyiapkan teh hangat untuk Nadia.

"Ka Nad, minum dulu" Ucap Teo yang berusaha membangunkan Nadia dan menyenderkannya di tempat tidur.

Setelah diberi Teo minum, Nadia terus menatap Teo yang sedang membersihkan sebagian badannya.

"Eeeeemmmm" Nadia berusaha mati-matian untuk menahan desahannya sendiri. Nadia berusaha melepaskan tangan Teo dan berucap "Keluar dari sini, kaka mohon"

"Kaka kenapa sih dari tadi nyuruh pulang mulu" Ucap Teo yang tersulut emosi.

"Kaka gak mau kamu kenapa-napa" Ucap Nadia dengan lemas.

"Kenapa apanya?" Ucap Teo lagi.

"Efeknya mulai bekerja" Batin Nadia.

"Keluar sana!" Sambil mendorong-dorong badan Teo.

"GAK, TEO MAU DISINI" Ucap Teo

"Yakin cantik?" Tanya Nadia sambil mengelus-elus paha dalam Teo.

"K-kka" Ucap Teo dengan gagap.

Nadia berjalan sempoyongan menuju pintu, dan mengunci pintu serta menyimpan kuncinya di tempat lain, Teo hanya memandang heran dengan apa yang dilakukan Nadia.

Nadia langsung berjalan kearah Teo dan menerjang Teo, Teo yang belum siap, langsung terbaring di atas ranjang.

Nadia langsung mencium bibir Teo dengan brutal, Teo menolak perlakuan Nadia dengan menggeleng-gelengkan mukanya.

"Ka Nad sadar ka" Ucap Teo.

Nadia kembali menciumi Teo dengan butal, tapi kali ini Teo kehabisan tenaga. Teo menerima ciuman Nadia dan mencoba mengimbanginya.

Setelah puas dengan bibir manis Teo, Nadia kembali menciumi leher sampai ke puting Teo. Jangan lupakan Tangan Nadia yang dari Tadi sudah berhasil membuka kancing baju Teo.

"Mari bermain sayang" Ucap Nadia dengan senyum smirknya.

Nadia menghisap puting Teo dengan ganas kanan dan kiri, Tangan kanannya sudah berada di paha dalam Teo.

"Aaakhh"

"Kkkaaa Naadh"

"Eeeemmmmmm"

"Ssakiit"

Nadia membisikkan kalimat tepat ditelinga Teo "Keluarkan desahanmu sayang, kaka suka" Setelahnya Nadia menggigit daun telinga Teo.

"Kaka, Teo gak mau"

"Kaka sadar"

"Hiks"

Teo menangis dengan ulah Nadia yang membabi buta menerjang badannya. "Kaka udah gak tahan lagi sayang" Ucap Nadia, sambil mengusap air mata Teo.

Nadia membuka pakainnya, dan hanya menyisakan bra sport dan hotpants yang dikenakannya. Nadia berusaha membuka pakaian yang dikenakan Teo tetapi Teo tetap menolak.

"Enggak"

"Jangan dibuka ka, hiks.."

"Hiks...hiks"

"BUKA!!" Ucap Nadia dengan marah, dan membuka paksa pakaian Teo, sampai-sampai terdapat kemerahan di kaki Teo akibat Nadia yang membuka secara paksa.

"Seksi" Ucap Nadia.

.

.

.
______________________________
Lanjut..

Maaf kalau bahasanya masih kurang✌️

Terima Kasih yang udah vote dan komen❣️

Ketos Itu Pacar TeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang