Selamat Membaca 🌾
..
.
✉️ (chat Teo untuk Ka Nad)
"Teo percaya Ka Nad kok, tadi Teo cuma kaget aja ada yang tiba-tiba kirim foto"
"Maaf, jangan marah. Habis ini Teo gak bakal kaya gitu lagi👉👈"
✉️ (Balasan Ka Nad)
"Iya sayang, gak ada yang marah kok. Udah yaa, jangan nangis, nanti matanya bengkak"
✉️ (Balasan Teo)
🥺🥺
.
.
.
Hari sudah larut malam, tapi mata Viana belum juga bisa terpejam. Dia memutuskan untuk jalan-jalan keluar kamar dengan pakaian tidur yang dilapisi jaket dan berakhir di taman samping hotel.
Sayup-sayup Viana mendengar ada seorang yang lagi latihan puisi. Puisi yang dibawakannya sangat indah. Rangkaian kata dan mimik muka sangat selaras. Viana memperhatikan orang tersebut dengan tatapan kagum.
"Energinya kuat juga. Malam-malam masih latihan" Batin Viana
Ini terakhir kalinya Rehan latihan, karena tepat jam 9 besok dia akan maju dalam lomba puisi mewakili SMA Kalimantan.
"Ehan pasti bisa"
"Ehan pasti bisa juara satu"
"Kalau Ehan juara satu pasti Ayah senang" Ucap Rehan menyemangati dirinya sendiri.
Viana muncul tepat dibelakang Rehan dan langsung memakaikan jaket yang tadi dipakainya. Tanpa menunggu jawaban Rehan, Viana langsung berbalik dan kembali kedalam hotel.
Rehan yang terkejut pun, tidak sempat bersuara dan hanya bisa memandangi Viana yang masuk kedalam hotel.
Kalau kalian kira Viana langsung masuk kamar, maka kalian salah besar. Viana sekarang berada dibalik gorden yang langsung mengarah ke taman.
Keesokan harinya Rehan bangun terlambat dan langsung bersiap-siap menuju tempat lomba bersama anak-anak lainnya. Tempat untuk lomba di sekolah SMA Antasari yang tidak jauh dari hotel. Viana yang melihat Rehan dari jauh pun merasa khawatir.
"Semoga aja gak terjadi apa-apa. Kenapa anak itu terlalu obsesi buat menang?" Batin Viana.
"Yuk Via berangkat" Ucap Ka Nad dan mendapat anggukan dari Viana.
"Nomor urut berapa paskibra tampil" Tanya Ka Nad.
"Nomor 3 Nad, mungkin jam 10 atau lebih dikit"
"Okey. Good luck" Ucap Ka Nad.
"Nad boleh minta tolong gak" Tanya Viana
"Boleh, tolong apa?"
"Liatin Rehan yang nanti baca puisi. Kayanya dia belum sarapan" Ka Nad menatap bingung Viana. "Bukan apa-apa, lo kan ngawasin kita-kita, takutnya tuh anak kenapa-napa lagi"
"Lo kenal Rehan?"
"Gak juga" Bohong Viana
"Lo gak pinter bohong Via. Udah gue mau cari Tian dulu"
"Hem"
.
Ka Nad mulai berkeliling melihat teman-temannya yang akan lomba. Mulai dari lapangan sampai ke dalam ruangan tidak luput dari kunjungan Ka Nad.
Ka Nad berakhir di ruangan tempat lomba puisi dan langsung melihat Rehan. Rehan yang di tatap pun tersipu malu dan menjadi semangatnya kembali.
"Nomor urut 4 dari SMA Kalimantan" Suara MC memanggil peserta. Rehan naik dengan yakin, dan memulai membaca puisinya. Baju seragam yang rapi, senyum yang manis di tambah poni yang menutupi dahi menambah kegemasan dari diri Rehan, tapi itu semua berbanding terbalik dengan suaranya yang sangat lantang. Sampai-sampai banyak yang kagum dengan kelantangan puisi Rehan yang bertema pahlawan.
Disisi lain Viana sedang menunggu giliran tampil. Ada kecemasan yang nampak di raut wajahnya, tetapi bukan cemas ingin tampil melainkan dipikirkannya hanyalah Rehan yang sekarang lagi lomba puisi.
"Via, habis ini giliran kita tampil" Ucap kawan segrup Viana.
"Hem"
✉️ Nadia
"Via gue udah di tempat Rehan. Lo gak usah khawatirin dia"
✉️ Viana
"Siapa juga yang khawatir"
✉️ Nadia
"Okey-okey ✌️"
.
✉️ Nadia
"Via, lo udah selesai lomba?
✉️ Viana (30 menit kemudian)
"Baru aja Nad selesai, kenapa?"
✉️ Nadia
"Rehan pingsan pas baru turun dari panggung. Kami di ruang UKS"
✉️ Viana
"Gue kesana"
Detak jantung Viana berdebar tak karuan. Dia berlari dari lapangan menuju UKS untuk melihat keadaan Rehan.
Setelah sampai Viana melihat Ka Nad sedang menyuapi Rehan makan. Viana menunda untuk masuk, karena melihat Rehan yang semangat untuk makan. Ada sedikit perasaan tidak suka saat melihat Ka Nad menyuapi Rehan. Viana memutuskan untuk pergi keruangan lain dan bergabung dengan anak paskibra lainnya.
"Sudah enakan badannya" Tanya Ka Nad
"Sudah Ka, tapi tadi Ehan kenapa?" Tanya Rehan
"Lo pingsan saat turun dari panggung. Udah istirahat, gue mau ke anak-anak lainnya"
"Iya Ka Nadia" Rehan kembali berbaring dan Ka Nad keluar dari UKS
.
Viana masuk dan melihat kondisi Rehan yang sedikit pucat. Viana mengusap-ngusap rambut Rehan dengan sayang.
"Eeuuhhh" Tidur Rehan terganggu
Viana langsung naik ke atas ranjang dan memeluk Rehan dengan Erat "Makasih Ka Nadia" Itu suara Rehan.
"Masih berfikir gue Nadia" Batin Viana tetapi masih dengan posisi yang sama, dengan memeluk Rehan.
.
"Hay kesayangan kakaaa" Ucap Ka Nad. Saat ini Ka Nad sedang VC dengan Teo.
"Apa! Teo ngantuk mau tidur" Ketus Teo
"Kok marah, kaka ada salah lagi" Tanya Ka Nad.
"Gak ada, cuma Teo aja yang cemburuan, udah ah Teo mau tidur"
"Tunggu, coba ngomong salah kaka dimana" Cegah Ka Nad
"Kaka gak salah Teo bilang"
"Ayo ngomong kaka gak bakal marah"
"Kaka gak salah Teo bilang, kenapa sih"
"Hey, kamu mau kaka marah atau enggak" Teo menggelengkan kepalanya
"Coba ngomong, apa yang bikin kamu kesel sama kaka"
"Gak ada. Maaf" Cicit Teo
"Apa sayanggg"
"Maaf, kaka gak salah. Udah Teo mau istirahat, kaka juga pasti butuh istirahat kan. Teo gak marah kok, tenang aja. Have fun" Ucap Teo. Belum sempat Ka Nad menjawab, Teo langsung mematikan Telponnya secara sepihak.
"Pasti ada apa-apa" Batin Ka Nad.
..
.
______________________________
Lanjut..Maaf kalau bahasanya masih kurang✌️
Terima kasih buat yang masih menunggu cerita ini. Maafkan keterlambatan ini.
Aku sayang kalian
Eh ralat..
Maksudnya sayang Teo😌
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketos Itu Pacar Teo
RomanceCerita ini berlatar belakang di sebuah sekolah SMA, yang salah satu karakternya adalah seorang anak pemilik sekolah, dengan latar belakang keluarga yang sangat berbeda. Nama-nama yang ada di dalam cerita ini murni khayalan penulis, tidak ada maksud...