Part 36

687 52 9
                                    

Selamat Membaca🌾
.

.

.

"Sama kaka ya sayang, kaka yang antar pulang" Ucap Nadia sambil terus membujuk Teo, sedangkan Teo hanya menggelengkan kepalanya.

"Maaf sayang, maaf" Ucap Nadia yang duduk didepan Teo

"Maaf sayang, maaf, kaka minta maaf, kaka mohon sayang. Pukul kaka sayang, pukul kaka, gak papa, asal kamu maafin kaka" Ucap Nadia dengan lirih sambil terus memohon untuk meminta maaf.

.

.

Nadia mencoba memegang tangan Teo tetapi langsung ditepis oleh Teo.

"Minggir" Ucap Tian

"Pakai ini dulu, biar gak kedinginan" Ucap Tian sambil memakaikan ke badan Teo. Nadia yang semakin kaget melihat banyak sekali memar di badan Teo. Hati Nadia semakin sakit melihat banyak sekali memar akibat ulahnya sendiri.

"Kalo lo udah gak suka sama Teo, kasih ke gue, gue yang akan ngerawat Teo, bukan lo jadikan dia kaya gini Nad!!!" Ucap Tian tepat didepan muka Nadia dengan penuh penekanan.

"Gue gak tau kalian punya masalah apa, tapi ngeliat lo nyiksa Teo kaya gini sampai badannya banyak memar, udah bikin Teo makin benci sama lo Nad" Ucap Tian.

"KA TIANNN" Teriak Teo saat melihat Tian yang akan menampar Nadia.

"Teo mau pulang sekarang" Ucap Teo dengan lirih.

"Kita Pulang" Ucap Teo sambil menggendong Teo ala bridalstlye karena tidak memungkinkan Teo untuk berjalan. 

Diperjalanan Teo tidak berbicara sama sekali, sedangkan Tian tidak enak hati ingin bertanya bagaimana keadaan Teo, dan apa yang sebenarnya terjadi.

Sesampainya di rumah Teo, Tian langsung menggendong Teo dan masuk ke rumah Teo.

"Semoga orang tua lo gak ada di dalam" Ucap Tian.

"Pintunya dikunci, lo ada bawa kunci rumah" Tanya Tian.

"Di bawah pot tanaman itu ada kunci" Jawab Teo sambil menunjuk sebuah tanaman kecil.

Tian menggendong Teo sampai ke dalam kamarnya dan membaringkannya dengan hati-hati. "Lo belum makan, gue cari makan bentar" Ucap Tian.

"Gak usah ka, Teo mau langsung istirahat aja" Ucap Teo, karena tidak enak hati

"Okey, tapi harus minum obat" Ucap Tian sambil mengusap kepala Teo.

Tian kekeh untuk tetap membelikan Teo makanan dan obat, sesampainya di rumah Teo, Tian menyiapkan makanan,  teh hangat dan obat untuk Teo.

"Teo" Ucap Tian dengan lembut.

"Ka Tian" Kaget Teo.

"Makan dulu, dikittt aja, terus minum obat, biar gak makin sakit badannya" Ucap Tian. Tian tau pasti sekarang badan Teo lagi sakit karena beberapa memar yang mulai keunguan.

Teo mengikuti saran Tian, karena takut kalau orang tuanya khawatir dengan keadaannya.

"Kalau ada apa-apa, telpon gue" Ucap Tian sambil membaringkan kembali badan Teo dan menyelimutinya, sedangkan Teo hanya mengangguk.

.

Tian langsung melajukan mobilnya kearah rumah Nadia dengan kecepatan penuh. 

"NAD!!!!!" Ucap Tian sambil membuka pintu rumah Nadia dengan kasar. 

"KELUAR GAK LO!"

"BANGSAT!" Tian yang langsung berlari kearah kamar Nadia.

"BRENGSEK LO NAD!" Ucap Tian sambil memegang kerah baju Nadia.

"Lo apain Teo bangsat, HAH!" Ucap Tian.

"Tt-tiiann" Ucap Nadia dengan lemah.

"LAWAN GUE NAD"

"LAWAN!!!!"

"Keluarin basic bela diri lo"

"LAWAN GUE" Ucap Tian dengan marah. 

Hiks....

Hiks...hiks...

"Tampar gue Tian, tampar" Ucap Nadia dengan air mata yang sudah berlinang.

"Tampar gue ppliissss" Ucap Nadia dengan lirih.

Tian langsung memeluk Nadia dan mereka terduduk di lantai kamar Nadia. hikss...hiksss.. "G-gue gak sadar Tian, gue gak sadar" Ucap Nadia sambil memukul-mukul dada Tian.

"Teo benci gue Tian, Teo pasti benci gue" Ucap Nadia

"Aaaaaaaaaa, gue benci diri gue sendiri"

"Gue emang brengsek Tian, Gue bajingan, Gue bangsat, Gu...." Ucapan Nadia terpotong akibat pelukan Tian yang semakin erat. "Aaaaaaaa....hiks...hiks..."

Tian melihat-lihat sekitaran, dan sadar kalau kamar Nadia makin berantakan, dari pada saat dia menjemput Teo. Tian melihat beberapa pecahan kaca yang sudah ada di lantai kamar Nadia.

Tian baru sadar bahwa telapak kaki Nadia dipenuhi oleh darah akibat serpihan kaca. "Astaga Nad, lo habis ngapain, sampai berdarah kaya gini?" Tanya Tian. 

Bukannya menjawab Nadia malah mempertanyakan keadaan Teo sekarang. "Teo gimana keadaannya" Tanya Nadia sambil menatap mata Tian.

"Teo udah gue suruh makan dan minum obat" Jawab Tian.

"Teo pasti marah kan sama gue, Teo pasti benci kan sama gue, gue gak mau putus dari Teo, gue harus ke rumah Teo sekarang" Ucap Nadia yang berusaha untuk berdiri, tetapi langsung di pegang oleh Tian, dan Nadia kembali terduduk dihadapan Tian.

"Biarin Teo istirahat" Ucap Tian sambil mengelus helaian rambut Nadia. "Masih ada gue dan bunda Nad, kami semua sayang sama lo, jadi lo jangan merasa sendirian lagi. okey" Ucap Tian.

"Tante?" ucap Nadia.

"Tian-Tian, jangan bilang ke tante ya, gue kaya gini. Gue gak mau ngecewain tante lagi" Ucap Nadia dengan panik sambil menggoyang-goyangkan tangan Tian. 

"Janji gak diulangi lagi?" Tanya Tian dan mendapat anggukan dari Nadia. Tian terus mengelus rambut Nadia, sampai Nadia merasa mengantuk dan mulai ketiduran. Tian memindahkan Nadia ke kamar lain, karena tidak memungkinkan kamar Nadia untuk di tempati.

Tian mengambil air hangat dan kotak P3K, membersihkan darah yang ada di telapak kaki Nadia dengan hati-hati, dan menggulungkan perban dengan telaten ke kaki Nadia. 

"Jangan merasa sendirian ya dek" Ucap Tian sambil menyelimuti dan berjalan keluar membiarkan Nadia untuk istirahat sejenak. 

.

Beberapa saat kemudian.

Teo terbangun dari tidurnya dengan badan yang masih sakit, dan di tambah badan yang sedikit panas. Teo berjalan menuju kamar mandi dengan sangat perlahan, dan mulai membersihkan badannya.

Teo melihat di kaca kamar mandi, banyak sekali bercak keunguan yang ada dibadannya, dari mulai leher sampai paha dalamnya tidak luput dengan warna keunguan.

"Sakit...hikss" Teo kembali menangis, mengingat kejadian tadi malam.

Teo kembali ke kasurnya dan memakan makanan yang tadi masih tersisa, serta kembali meminum obat. Teo baru sadar bahwa baju yang dipakainya bukan bajunya, melainkan baju Nadia.

Teo mengganti baju dengan susah payah, setelahnya dia kembali beristirahat, semakin Teo bergerak maka pantatnya semakin sakit. 

Teo bertekat untuk menyembunyikan kejadian ini dari orang rumah dan teman-temannya. Teo membuka HP dan melihat banyak sekali notifikasi dari Nadia yang meminta maaf dan telpon yang sama sekali Teo tidak angkat, karena posisi HP masih dalam keadaan silent.

Teo ketiduran dengan tontonan doraemon di youtubenya.
.

.

.
___________________________
Lanjut..

Maaf kalau bahasanya masih kurang✌️

Terima kasih untuk kalian yang menyukai cerita ini.❣️

Ketos Itu Pacar TeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang