Part 37

452 41 3
                                    

Selamat Membaca🌾

.

.

.

Teo bertekat untuk menyembunyikan kejadian ini dari orang rumah dan teman-temannya. Teo membuka HP dan melihat banyak sekali notifikasi dari Nadia yang meminta maaf dan telpon yang sama sekali Teo tidak angkat, karena posisi HP masih dalam keadaan silent.

Teo ketiduran dengan tontonan doraemon di youtubenya.

.

.

.

Nadia di pagi hari sudah berada di depan rumah Teo untuk bersama-sana turun ke sekolah. Sebenarnya Nadia kurang enak badan, bahkan Tian pun melarang untuk masuk sekolah, tetapi karena keinginan Nadia untuk bertemu Teo lebih besar, jadilah sekarang Nadia berada di depan rumah Teo. 

Nadia dari tadi sudah menghubungi Teo tetapi HP nya tidak aktif,  dan memutuskan untuk menunggu Teo keluar rumah, tetapi dari tadi yang keluar rumah hanya abah dan abangnya saja jadi Nadia memutuskan untuk berjalan masuk dan mengetuk pintu rumah Teo.

"Permisi Tante, Teonya ada?" Ucap Nadia saat mama Teo membukakan pintunya.

"Teo ada, tapi hari ini gak masuk sekolah dulu" Jawab mama Teo.

"Kenapa ya tante?" Tanya Nadia

"Lagi sakit, demamnya tinggi banget, tapi udah minum obat tadi pagi" 

"Boleh Nadia liat Teo di kamarnya?" Ucap Nadia.

"Boleh-boleh, tapi pelan-pelan, takut bangun"

Nadia berjalan menuju kamar Teo dengan perasaan was-was, mencoba masuk dengan perlahan dan Nadia berhasil membuka pintu kamar tanpa membangunkan Teo. 

Hati Nadia sakit melihat Teo dengan muka yang pucat dan kepalanya yang di tempelkan bay-bay faver. Nadia ingin sekali meminta maaf tetapi enggan untuk membangunkan Teo. 

Hati Nadia lebih sakit lagi saat mengusap-usap kepala Teo tetapi tangannya merasakan panas dari kepala Teo. 

"Maaf" Ucap Nadia dengan lirih

"Bisa gak kaka aja yang sakit?" Ucap Nadia dengan air mata yang hampir menetes, tetapi buru-buru diusapnya.

"Kaka sayang Teo"

"Cepat sembuh kesayangan kaka" Ucap Nadia sambil mengecup kening Teo dengan hati-hati,  berjalan keluar dan membiarkan Teo untuk beristirahat.

Nadia berpamitan ke mamanya Teo dan kembali pulang. Nadia tidak ke sekolah padahal sudah memakai seragam sekolah, tetapi tidak juga pulang ke rumah, tetapi menuju pantai dan melihat laut. Sudah menjadi rutinitas Nadia, apabila Nadia dalam keadaan yang terpuruk tempat paling nyaman adalah melihat lau, karena dengan melihat laut Nadia seperti melihat orang tuanya.

Nadia duduk dan menatap laut dengan perasaan yang sedikit membaik, tanpa ketakutan akan apapun, Nadia bahkan tertidur di kursi yang sudah di sewanya untuk bersantai.

Tian yang panik tidak mendapati Nadia di sekolah, langsung menuju kelas Teo dan mendapat kabar dari teman Teo kalau Teo tidak masuk sekolah di karenakan sedang sakit. 

Tian yang bingung harus berbuat apa, memikirkan tempat mana saja yang kemungkinan bakal didatangi Nadia. Sampai akhirnya terbesit di pikiran Tian kalau Nadia pasti sekarang berada di pantai.

Tian yang mendapati Nadia tertidur di pinggir pantai langsung duduk di kursi samping Nadia, sambil menikmati angin yang sejuk, dengan masih menggunakan seragam sekolah.

Beberapa saat kemudian Nadia terbangun dan mendapati dirinya masih berada di pinggir pantai, tetapi yang membuat Nadia kaget adalah sejak kapan Tian berada disampingnya.

"Tian" Panggil Nadia dengan lemah.

"Nyenyak tidurnya?" Tanya Tian dan mendapat anggukan dari Nadia.

"Kenapa jadi kesini?" Tanya Tian.

"Teo sakit" Jawab Nadia.

"Demam?" Tanya Tian.

"Hem" Jawab Nadia sambil menganggukkan kepalanya.

"Tanggapan orang tua Teo gimana?" Tanya Tian

"Baik, kayanya Teo gak cerita apa-apa"

"Besok pasti Teo udah sembuh, Teo gak selemah itu Nad" Ucap Tian.

"Tapi dia jadi lemah gara-gara gue" Ucap Nadia dengan air mata yang hampir menetes. "Sore ini gue mau ke rumah Teo lagi, buat minta maaf" Ucap Nadia.

"Biarin Teo istirahat, takutnya kalau lo ke rumah, Teo jadi tambah takut. Besok aja ketemu di sekolah" Tian yang berusaha memberikan nasehat ke Nadia.

Tian menatap Nadia yang sedang menangis dan memeluknya. "Gue jahat Tian, gue jahat. Teo pasti gak maafin gue" Ucap Nadia dipelukan Tian. 

"Teo orang baik, Teo juga sayang sama lo, pasti dia maafin lo" Ucap Tian tetapi mendapat gelengan dari Nadia. 

.

Sudah seminggu ini Teo tidak masuk sekolah dikarenakan masih sakit, senakal-nakalnya Teo, dia belum pernah izin sampai satu minggu. Nadia setiap hari selalu menunggu di lorong kelas Teo, tetapi hasilnya nihil, Teo tetap belum masuk sekolah. 

Nadia sebenarnya sudah mencoba untuk menghubungi Teo, tetapi sampai saat ini belum ada balasan dari Teo. Tetapi Nadia merasa sedikit lega dikarenakan Teo tidak sampai memblokir nomor Nadia. 

Apakah Nadia hanya berdiam diri saja?

Oooh tentu tidak, Nadia sudah beberapa kali mendatangi rumah Teo, tetapi tentu saja Teo menolak untuk bertemu dengan Nadia. Mamanya selalu memberikan alasan yang sama "Teonya sudah mulai membaik, tapi katanya mau istirahat dulu". Entah memang benar mau istirahat atau tidak mau bertemu dengan Nadia.

Mama Teo sadar dengan tingkah Teo yang selalu menghindari Nadia setiap kali berkunjung ke rumah, mamanya sadar bahwa Teo dan Nadia lagi ada perang dingin, tetapi mamanya tidak mau ikut campur urusan anak muda.

Setiap kali Teo ditanya "Kenapa, marah sama Nadia?", Teo tidak pernah menjawab apapun, hanya menunduk, dan terkadang langsung menutupi mukanya dengan selimut.

Segala cara sudah Nadia coba, tetapi sampai ini Nadia belum mendapatkan info apalagi bertemu dengan Teo. 

Ratusan chat dari Nadia masih tersimpan dengan baik tanpa ada niatan untuk membalas, jangankan membalas, sedekar dibaca aja Teo enggan. 

Teo hanya sesekali membaca chat Nadia lewat notifikasi dari Hpnya, semua chat dari Nadia berisi permintaan maaf dan perasaan menyesal, sampai Nadia yang tidak mau hubungan mereka berakhir.

Hari ini seperti biasa Nadia akan kembali menunggu Teo di lorong tepat menuju kelas Teo. Dan ini menjadi pemandangan yang cukup asing bagi mereka yang melewati lorong tersebut.

Mereka menyadari bahwa seorang ketua osis yang biasanya sibuk dengan kegiatannya, akhir-akhir ini selalu menyempatkan waktu untuk sekedar berdiri sambil menunggu seorang Teo.

Mereka tidak ada yang menyadari bahwa terjadi perang dingin antara Teo dan Nadia, yang mereka tau bahwa ternyata seorang ketua osis juga sangat bucin kepada pacarnya, bahkan teman-teman Teo pun tidak menyangka bahwa temannya sangat dicintai oleh seorang Nadia.

Mereka tidak tau saja, apa yang didapatkan Teo lebih sakit dari pada hanya berdiri dilorong setiap pagi. 

.

.

.
_______________________________
Lanjut..

Maaf kalau bahasanya masih kurang✌️

Terima kasih untuk kalian yang menyukai cerita ini.❣️

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 15 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Ketos Itu Pacar TeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang