Part 14

1.3K 59 0
                                    

Selamat Membaca🌾
.

.

.
"Ka Nad, eeemm mau lagi"

"Maaf ya, cokelatnya habis, nanti kaka belikan"

"Bukan it-ttu"

"Terus"
.

.

.
(POV Author)

Teo tanpa malu langsung duduk dipangguan Ka Nad, sebenarnya Ka Nad tau maksud Teo apa, cuma mau liat keberanian Teo untuk ngomong langsung aja.

Teo menciumi leher dan telinga Ka Nad, sedangkan Ka Nad langsung melajukan mobilnya ke rumah miliknya. Teo terus bergerak gelisah dipangguan Ka Nad, yang menyebabkan Ka Nad harus menahan desahannya sambil terus melajukan mobilnya.

Sambil sesekali memejamkan mata dan berdehem untuk meredakan tenggorokannya. Tidak berselang lama, mereka sampai di rumah Ka Nad. Ka Nad langsung menggendong, membuka pintu rumah dengan tergesa-gesa, langsung menuju ke kamar pribadinya.

Membanting Teo ke kasur, dan langsung menindihnya. Masih dengan baju seragam lengkap Ka Nad mengecup dahi, hidung, pipi kanan dan kiri serta mulut Teo. Sampai akhirnya Ka Nad langsung menciumi leher putih Teo dengan rakus.

Teo yang keenakan hanya bisa pasrah, sedangkan tangan Ka Nad membuka kancing baju Teo dan membuangnya ke sembarang arah serta membuka baju dalaman Teo, otomatis sekarang Teo tidak memakai atasan apapun.

Ka Nad beralih ke puting Teo, mengisap, manjilat, dan menggigit-gigit puting tersebut, sedangkan puting sebelahnya dimainkan, diremas, dan diplintir oleh Ka Nad.

Teo yang kesakitan sekaligus keenakan menjadi semangat untuk Ka Nad. Ka Nad menyusu dengan haus seakan-akan muncul air dari puting Teo.

"Kkaa Nad"

"Kaka sssakit"

"Aaahhh"

"Eeeemmmmm aaakkhh"

Ka Nad memang lihai ngetreat Teo sampai bisa merem-melek. Teo yang malu mulai menutup wajahnya dengan tangan dan menahan suara desahannya.

Ka Nad yang sadar dengan Teo yang menahan desahannya mulai mengangkat Teo kearah kaca besar di dalam kamar tersebut. Mereka duduk sama-sama menghadap kaca dengan Ka Nad yang duduk di depan Teo, sambil memeluk Teo dari belakang.

"Liat di kaca, bagaimana indahnya badan kamu" Dengan suara yang rendah di telinga Teo

"Lihat di kaca, semenggoda apa kamu"

"Lihat di kaca, gimana permainan indah kita" Teo yang terduduk dengan lemas sedangkan tangan Ka Nad yang mengelus-elus tubuh Teo.

"Kaka gak suka mukanya ditutup-tutup"

"Kaka gak suka suaranya ditahan-tahan"

"Semakin kamu mendesah dengan nikmat, atau suara kesakitan yang kamu keluarkan, maka semakin kaka buat kamu melayang sayang" Teo hanya mendengarkan suara bisikan dari Ka Nad hanya bisa mengangguk-angguk.

"Jadi keluarkan suara merdu kamu manis"

"Iy-yahh"

Mereka berciuman dengan lembut, seakan-akan tidak ada hari esok, sampai-sampai air liur berceceran kebawah. Tangan Ka Nad semakin kebawah, mengelus-elus sesuatu yang masih terbungkus celana. Teo dengan tanpa malu memberikan akses ke tangan Ka Nad dengan mengangkang, Ka Nad yang melihat respon Teo tersenyum smirk.

"Aaahhh kaka" Ucap Teo dengan badan yang membusung dan kaki yang mengangkang.

"Kaka Teo mau pipis" Ucap Teo sambil menyingkirkan tangan Ka Nad.

Ketos Itu Pacar TeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang