Part 21

1.3K 63 2
                                        

Selamat Membaca🌾
.

.

.
"Mimpi indah manis" Ucap Ka Nad mencium kening Teo.
.

.

.
Keesokan harinya Teo bangun dalam keadaan sedikit membaik, Teo yang melihat Ka Nad sudah siap berangkat sekolah, mulai bangun dan bersiap untuk berangkat sekolah.

"Gak usah masuk, nanti kaka izinin sama walikelasnya" Ucap Ka Nad sambil merapikan beberapa buku.

"Mau sekolah" Cicit Teo

"Jangan keras kepala, jangan lupa makan dan minum obat"

"Suapin"

"Makan sendiri, jangan manja. Makanan nanti diantar sama bibi, sekalian obatnya" Ketus Ka Nad.

"Kaa Naad" Lirih Teo dengan mata yang sudah bengkak.

Ka Nad berangkat sekolah seperti biasa dan langsung menuju kelas Teo untuk memberi pesan kepada ketua kelas, bahwa hari ini Teo sakit. Ka Nad berusaha berjalan seperti biasa dan menghiraukan goresan dikedua lututnya.

"Kaki Ka Nad kenapa" Tanya Rehan tiba-tiba bertemu di jalan menuju kelasnya.

"Gak papa"

"Yakin, kok jalannya sedikit—eeemmm pincang"

"Gak papa Rehan, gue duluan"

"Iya Ka" Sementara itu sepasang mata sedang mengawasi interaksi mereka, tidak lain adalah ketua paskibra

Setelah dari kelas Teo, Ka Nad langsung menuju ke kelasnya untuk mengikuti pembelajaran seperti biasanya. Setelah sekolah selesai Ka Nad harus mengikuti rapat di kantornya

Di lain tempat Teo yang sampai siang belum mau makan dan minum obat sama sekali membuat bibi khawatir sekaligus mulai bingung gimana bujuk Teo untuk makan.

Tok....tok....tok....

"Den Teo makan yuk, nanti tambah lemes badannya" Ucap bibi yang bekerja di rumah Ka Nad

"Gak mau" Teriak Teo

"Terus maunya apa, apa mau ganti menu aja, nanti bibi yang bikinkan" Teo tetap menggeleng

"Mau disuapin Ka Nad" Cicit Teo

"Bibi aja ya yang suapin, kan non Nadia sekolah"

"Nanti aja, tunggu pulang yaaa" Ucap Teo

"Ya udah, nanti kalo lapar cari aja ya bibi ke dapur" Teo mengangguk

Teo menghabiskan waktunya hanya berguling-guling di kasur. Scroll ig, tiktok dan chattan dengan circlenya. Teo sebenarnya lapar, tapi Teo merasa harus menang melawan keegoisan Ka Nad, karena Teo yakin Ka Nad bakal luluh kalo Teo mogok makan. Gak ada sejarahnya orang mati hanya karena gak makan sehari, yang penting gak dehidrasi.

Di lain tempat Ka Nad yang lagi mengikuti rapat bersama jajaran staf dikantornya dan tentu saja didampingi papahnya Ka Tian mulai terlihat gelisah, pasalnya 2 jam yang lalu mendapat chat dari bibi bahwa Teo belum makan sama sekali.

"Kenapa Nadia" Ucap papahnya Ka Tian

"Boleh gak aku pulang duluan"

"Boleh, kan kamu ikut rapat buat belajar aja, jadi gak papa kalo mau pulang duluan"

"Makasih om, aku duluan"

"Hati-hati Nadia"

Ka Nad berlari menghiraukan rasa sakit yang ada di kakinya. Yang ada dipikirannya saat ini, Teo belum makan dari tadi pagi, bahkan malam kemarin cuma minum dot saja.

Ketos Itu Pacar TeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang