Part 22

1.2K 52 1
                                    

Selamat Membaca🌾
.

.

.
[POV Nadia]

Kayanya ini pertama kalinya gue ketemu kalian, jadi gue mau kenalan dulu. Nama gue Nadia Gempitta Junaidi, Junaidi diambil dari nama bokap gue, sedangkan Nadia Gempita gue gak tau terinspirasi dari mana, soalnya gak pernah nanya, dan mereka keburu meninggal.

Gue mandiri bukan karena gue yang pengen, tapi keadaan yang maksa gue buat jadi mandiri, dan keterusan sampai sekarang.

Gue dirawat sama orang tuanya Tian dan mereka benar-benar nganggap gue sebagai anaknya, bahkan perusahaan bokap gue pun gak pernah kena masalah yang besar. Mereka sangat transparan masalah keuangan bokap dan nyokap gue, sangat-sangat terbuka dan detail banget.

Kalo kalian mengira gue ketemu Teo pas di SMA, maka kalian salah besar. Gue sebelumnya udah pernah ketemu Teo, tapi dianya yang gak sadar, Nanti pasti kalian bakal tau.

Masalah kemarin, gue sama sekali gak marah sama Teo. Gue cuma ngasih pelajaran aja sama dia, buat nyelesain masalah harus dengan kepala dingin, dengerin penjelasan dulu baru bereaksi.

Gue gak mau Teo selalu pakai kalimat keramatnya "Kalo kaka gak mau kita putus atau udahan" Jujur itu kalimat yang bikin gue takut, tapi kemarin gue berani-in buat iya-in kalimat itu.

Sebenarnya gue juga takut, dan siap banget buat minta maaf kalo Teo benar-benar marah sama gue, tapi ternyata enggak. Teo malahan nangis-nangis buat balikan, dan gue bersyukur banget.

Malam pas tante (Mamanya Teo) nelpon gue karena Teo belum pulang, gue panik-sepanik-paniknya, masalahnya gue baru tau Teo takut petir dan malam itu hujan kenceng banget. Kebetulan gue pakai motor dan jalanan juga licin, jadi gue jatoh dari motor.

Syukurnya lukanya gak terlalu parah kecuali di lutut, mungkin karena gesekan diaspal kali, kurang ngerti juga gue. Dan syukurnya lagi gue gak nabrak orang atau ditabrak orang.

Sampai depan rumah gue langsung lemes, ngeliat Teo yang duduk dipojokan sambil nangis. Tapi ide ngusilin Teo muncul lagi, gue pura-pura masih marah dan gak mau gendong dia. Bukan karena gue gak mau, tapi lutut gue masih sakit, minimal gue bersihin dulu dan pakaikan betadine.

Gue masuk dan bersih-bersih badan serta ganti baju yang menutupi luka gue. Gue gak mau Teo makin menyalahkan dirinya sendiri. Gue terus mengamati Teo dari jendela. Sampai tiba-tiba petir yang gede banget beserta kilatnya muncul yang ngebuat mati lampu seluruh tempat.

Gue langsung lari dengan bermodalkan sentar HP dan ngelupain rasa sakit di kaki gue, dan gue mendengar Teo berteriak manggil mamanya.

Gue gak akan maafin diri gue sendiri kalo terjadi apa-apa sama Teo, gue akan hukum diri gue sendiri kalo itu sampai terjadi. Sampai akhirnya gue gendong Teo dan Teo langsung berontak.

Mendengar Teo yang memberontak ngebuat gue yakin Teo masih baik-baik saja, gue gak terlambat sama sekali. Tapi gue tetap pura-pura marah.

Sampai pada akhirnya, Teo dengan keras kepalanya bikin gue kalah, gue kalah saat Teo demam ditambah dia gak mau makan sama sekali. Gue harus mengalah saat itu juga, karena ini menyangkut kesehatannya.

Dan lucunya dia yang terus minta maaf dengan suara yang terisak dan muka yang sangat menggemaskan. Kalo dia tau gue pura-pura marah, mungkin gue udah digoreng sama dia. Bayangin aja, dia ngambek terus ujung-ujungnya minta dot, astaga kalian bisa bayangin semenggemaskan apa dia.

Dia itu memang nakal, tapi bukan nakal yang mengarah ke hal yang berbau dewasa gitu, masa mau klimaks dibilang mau pipis, ini sih yang paling ngakak dan buat gue yakin Teo gak pernah aneh-aneh sama cewek.

.

[POV Author]

"Bisa gak jangan bikin repot Ka Nadia sampai kakinya berdarah gitu" Sindir Rehan

"Hah" Teo bingung.

.

Teo tidak mengerti apa yang di maksud Rehan tadi, jangankan ucapan Rehan, namanya aja Teo belum kenal. Teo nanti akan menanyakan langsung ke Ka Nad maksudnya apa, karena Teo tidak melihat sedikit pun darah dari tubuh Ka Nad.

"Haaayyyyyy semuanyaaaaaa" Teriak Teo pas sampai di dalam Kelas

"Teeoooo" Ucap Teman-temannya.

"Cieeee yang udah jadian sama ketos"

"Acciiyeeeee" Suara serempak dari teman-teman Teo

"Pj kali yoo" Ucap Teman yang lainnya dan Teo memperlihatkan jari tengahnya

"Tumben gak telat" Tanya Farah

"Bareng Ka Nad" Jawab Teo

"Aciyeeeee"

"Kiw-kiw" Ucap Ria

"Cekuruk, mpok jerukkkk" Ucap mereka kompak

"Sudah sembuh Yo" Ucap Baim sambil memeluk Teo

"Seperti yang anda lihat yang mulia" Ucap Teo sambil memperagakan suara khas prajurit kerajaan.

"Eeeeiiitttttt....Gue ada pertanyaan, yang bisa jawab gue kasih duit 50 ribu" Ucap Teo sambil memperlihatkan duit 4 lember 50 ribuan pemberian Ka Nad.

"Apa"

"Jangan susah-susah Yo"

"Cepetan apa"

"Pasti aneh" Itu beberapa tanggapan teman-teman dikelasnya.

"2-1=" Ucap Teo

"Gak mungkin normal sih ini jawabannya" Ucap Farah.

"Sebelas Yo"

"Salah"

"Jendela Yo"

"Salah, ada yang mau jawab lagi" Mereka semua menatap satu sama lain karena bingung dengan jawaban Teo.

"Apaan Yo jawabannya" Ucap Ria

Tiba-tiba Baim dan Teo bersuara secara kompak "Ddua diikurangg saatuu saama ddengan Saattuu"

Mereka berjeda sebentar "Satu virus mengguncang dunia, virus dari kota Wuhan Cina, virus yang sangatlah berbahaya, nama virus adalah korona~~~" Sambil menggoyangkan tangannya🤘

Mereka semua tertawa terbahak-bahak dan pemandangan ini tidak lepas dari tatapan Ka Nad yang kebetulan melewati kelas Teo.

"Terima kasih Teo" Batin Ka Nad.
.

.

.
____________________________
Lanjut..

Maaf ya..habis ini kayanya notif kalian bakalan banyak, soalnya aku mau revisi tulisan yang masih kurang. Mungkin malam ini aku mau revisi dulu ya.

Terima Kasih yang sudah vote❣️

Ketos Itu Pacar TeoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang