Cafe
"Anda tau nama saya." tunjuk diri sendiri.
Tersenyum simpul cekungan lesung pipi menghiasi wajahnya yang tampan semakin menambah karismatik lelaki tersebut.
Tas kecil motif kotak lelaki itu berikan pada gadis di hadapan yang nampak kesal.
"Tasku. Darimana anda mendapatkan barang ini, jangan jangan kau pencuri alias jamret." tuduh Arumi.
Lelaki itu tak menjawab ia hanya terus melempar senyuman yang mampu menenggelamkan isi hati wanita manapun jika berhadapan langsung dengan nya.
"Dasar aneh. Aku tau kau diam diam mengikutiku kan, tidak mungkin tiba tiba datang tanpa diundang." celetuk Arumi.
Hesti berusaha menutup mulut sang sahabat agar berhenti bicara, namun ia malah semakin mengoceh.
"Jas. Kita duduk aja, kamu pasti pegal kan berjalan dengan kondisimu sekarang." bujuk Hesti menarik bahu wanita dirangkulan nya.
"Tidak. Aku ingin tau darimana dia dapat barang barangku, oh iya ponselku, kau juga mengambil nya, sekarang mana cepat berikan padaku." todong Arumi tangan kanan terulur menadah.
Di luar dugaan lelaki bernama Daniel orang yang sebelumnya pernah menolong gadis di tengah jalan mengecup punggung tangan mungil terjulur kearahnya.
Cup
Mulut Hesti menganga tak percaya seorang Daniel Nugroho yang dikenal dingin terhadap wanita manapun sekarang dengan mudahnya mengumbar senyum.
Huuf
"Anda gila. Kurang ajar sekali kau." tidak terima Arumi meniup niup tangan bekas kecupan dirasa sangat menempel.
Kalau disana sepi pengunjung dia akan menampar pipi mulus lelaki berlesung pipi itu depan semua orang, tetapi ia tahan.
"Hei gadis manis." membungkuk netra teduh nya menatap dekat netra indah Arumi.
Hug
Dorong nya menjauh terhuyung ke samping, beruntung tangan kekar itu berpegangan sudut meja kayu.
"Jasmin kamu." menarik bahu nya lalu Hesti duduk kan di kursi.
"Namaku Arumi Yasmin prett. Salah mulu heran, kita kenal berapa lama, main rubah nama orang." protes menggebrak meja.
Tentu semua orang disekitar nya terkejut menoleh kearah dua wanita cantik kini wajahnya tertutup buku menu Cafe saling berebut karena malu.
"Gara gara lo gue ikutan malu. Tujuan gue ajak lo ketemu untuk bahas kerjaan, lelaki tampan tadi dia calon bos lo ngerti." lirih Hesti melirik tajam.
Tak kalah tajam mulut Arumi mulutnya komat kamit, seandainya hari ini tidak bertemu lelaki penolong itu semuanya berjalan lancar.
"Hah, apa kamu bilang. D dia orangnya, bodoh banget aku." mengetuk ngetuk kepala ia jatuhkan dagu ke bawah.
Tanpa disadari lelaki bernama Daniel kini duduk di hadapan mereka, sudut bibirnya tertarik, baru kali ini bertemu gadis berani mengatai nya secara terang terangan.
Tuk tuk
Ketuk meja. "Jadi kapan kita bisa mulai. Saya tidak punya waktu banyak, sebentar lagi ada meeting penting." ujar Daniel.
Keduanya duduk tegak mengedarkan pandangan ke seluruh sudut tempat, suasana sekitar berubah sepi, aneh!
"Saya sudah nyuruh mereka semua pergi." sambung nya.
Hooh
Arumi dan Hesti melongo saling pandang isi otak masing masing terbesit pertanyaan bagaimana mungkin.
Beberapa menit lalu keadaan ramai meja berjajaran disana terisi penuh karena Cafe itu termasuk ramai pengunjung dikenal makanan hits ala Asia Timur, mereka yang mau nongkrong disana harus resevasi terlebih dulu lewat via aplikasi itupun meja penuh tersisa bagian sudut dekat jendela.
"Jadi gini nona gadis. Saya sedang membutuhkan seorang desain interior pribadi." to the point Daniel.
"Maksud tuan." alis Arumi menaut kebetulan jurusan kuliah ia ambil ialah Desain Grafis.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata di hari PERNIKAHAN
RandomBerawal dari pertemuan pertama sangat berkesan, pria berpawakan tinggi menyelamatkan hidupnya, rela mengulurkan tangan setiap kali kesusahan melanda hidupnya. Beberapa tahun menjalalin asmara membuat keduanya menikah. Namun apa yang terjadi justru s...