🏥
Sebelum mengantarkan pulang Daniel singgah di rumah sakit untuk mengobati kaki Arumi, agak memaksa karena tak mau diobati, alasan yang aneh dan malah kabur.
Di depan pintu masuk RS. PRAYOGA
"Ayo masuk." ajak Daniel menoleh ke belakang ia terkejut tak ada siapa siapa disana.Berlari mencarinya kesana kemari seperti orang gila saja, luasnya lahan parkir pria itu telusuri siapa tau bersembunyi disana, tetap tidak ada batang hidungnya.
Padahal tadi berpesan pada wanita itu agar diam sebelum dirinya datang usai memarkirkan kendaraan nya.
Juru parkir disana sudah pulang terpaksa harus dirinya sendiri, biasanya dia akan menyuruh seseorang.
Sementara di Hotel
Ponselnya terus berdering ditengah gemeludnya sepasang kekasih saling bersentuhan kulit bercampur keringat membasahi seluruh tubuhnya diatas ranjang panas bercampur birahi asmara terlarang.
"Sayang." menahan tangan Putra yang ingin beranjak turun.
"Sebentar aku angkat dulu telphone nya." membelai bagian 1nt1m wanita dibawah kukungan nya.
Wanita bernama Erlina itu cemberut, baru saja mereka memulainya ada gangguan ikut beranjak turun menghampiri kekasihnya.
📞
"Ada apa kau menghubungiku?"
Seseorang di sebrang sana mengabarkan jika Arumi pergi dari rumah satu jam yang lalu, sampai sekarang belum ada tanda tanda akan pulang.
"Apa?"
"Maafkan saya Tuan. Kami sudah berusaha mencegahnya, tapi."
"Cari wanita itu sampai ketemu. Kalian tanggung akibatnya." titah Putra.
"B baik tuan."
Tutt
Agrrhhh...
Prak
"Dasar wanita sialan. Dia pikir dia siapa seenaknya pergi tanpa seizinku." geram Putra membanting ponsel nya ke kaca balkon hotel hingga retak.
Tak butuh waktu lama orang suruhan Putra melaporkan bahwa saat ini istrinya tengah bersama seorang pria lain bercanda gurau di taman tak jauh dari rumah sakit, menganggap perintah nya telah dilanggar oleh Arumi, kejadian sebenarnya tidak seperti itu, notabenya adalah musuh bebuyutan sejak dulu.
Erlina mengurungkan niatnya untuk menghampiri Putra yang terlihat sangat marah, ia tau apa yang akan terjadi selanjutnya, tak mau hubungan nya kandas sebelum mendapatkan keinginannya.
"Linaa... ?"
Baru membalikkan badan Erlina dikejutkan oleh suara tertahan Putra, ia gagal kabur darisana.
"Ah, sayang kamu udah selesai." ucap Erlina pura pura tidak tau apa apa.
Bohong jika dirinya tidak tau pembicaraan pria yang kini berjalan mendekat seraya menarik pinggang kekasih gelapnya kasar.
"Layani aku sekarang." titah Putra.
Entah mengapa dirinya begitu marah saat ada pria lain berdekatan dengan istrinya, apa karena cemburu?
Kemarahannya dia lampiaskan ke wanita dalam pelukan nya, mencium bibir Erlina tanpa memberikan jeda untuk menghirup oksigen.
'Sial. Pria ini bisa membunuhku kalo gini caranya.' umpat nya dalam hati berusaha mendorong dada pria yang mencumbunya rakus.
Permainan berlanjut panas ditengah terpaan angin malam yang memasuki ke dalam kamar lewat pintu balkon.
"Berbaringlah di sana." menunjuk arah lantai dekat tempat tidur.
Erlina cuma bisa pasrah apapun perintah Putra ia lakukan bak budak ranjang, terkesan murahan, tubuhnya dibolak balik, sangat tidak menikmati.
Benda panjang tak berurat milik nya itu terus ditarik ulur tak berirama, membuat wanita dibawah kukungan nya lemas karena Putra melakukan nya berkali-kali tanpa kelembutan.
"Emmhh... ahh... pelan pelan honey. Kau menyakitiku." desah nya meremas ujung penyangga dipan.
Plak
Plak
"Diamlah dan turuti kemauan ku." bentak pria itu menampar kedua pipi Erlina hingga pingsan.
Satu jam berlalu lama Putra baru menghentikan aktivitas nya.
"Dasar payah." berlalu begitu saja meninggalkan sang digagahinya tergeletak diatas lantai.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata di hari PERNIKAHAN
De TodoBerawal dari pertemuan pertama sangat berkesan, pria berpawakan tinggi menyelamatkan hidupnya, rela mengulurkan tangan setiap kali kesusahan melanda hidupnya. Beberapa tahun menjalalin asmara membuat keduanya menikah. Namun apa yang terjadi justru s...