Sunrise

22 1 0
                                    

    Kala mentari menyapa bersinar terang sebagian wilayah awal dari kehidupan kala gelapnya malam menciptakan keindahan langit.

    Bagi banyak orang adalah awal dimulainya hari baru dan sebuah harapan.

    Tetapi hal tersebut nampaknya tidak berlaku pada sebagian orang termasuk wanita yang kini duduk termenung tengah kegundahan melanda hatinya ia tidak tahu apa yang akan dilakukan kedepannya.

    "Apa yang ku harapkan darimu mas. Kenapa dulu kita harus saling mengenal jika pada akhirnya membuat luka yang tak mampu ku sembuhkan dengan mudah." gumam Arumi melempar kerikil ke arah deburan ombak bergelung.

    Ceraikan aku, kamu benar benar satu satunya pria baj1ng4n dari banyaknya yang ku temui selama ini...

    Sayang kamu bicara apa? Please... maafkan aku..

    Aku memaafkan mu tapi detik ini juga kau lepaskan aku, belum cukup kamu sakiti aku

    Tidak, tidak tolong jangan bicara seperti itu, aku tidak sanggup hidup tanpamu..

    Oh ya, mulutmu memang pandai bersilat lidah, dan aku tertipu oleh manisnya derita yang kau berikan padaku, bukan hanya satu keahlian mu kau pintar sembunyikan fakta

    Maksud kamu apa? tolong jelaskan aku tidak mengerti

    Oke, aku permintaan maaf mu ku terima, tapi kau berita dimana keberadaan ayahku, kau pasti tau bukan semua berawal darinya...

    Ayahmu soal itu aku..

   Kamu membunuhnya! kau bunuh dia satu hari sebelum pernikahan kita terjadi, karna kau tau Ayah adalah satu satunya penghalang hubungan kita, maka dari itu kau lenyap kan orang yang paling aku cintai di dunia ini melebihi nyawaku sendiri

    Tidak! Tidak b bukan itu kejadian yang sebenarnya

    Kamu bersikap seolah olah orang paling tersakiti, kenyataannya apa? ular berkepala dua

    Kamu dengar darimana, jangan percaya pada omongan orang lain

    Lalu, aku harus percaya sama siapa, kamu! huh! Aku bodoh mempercayai mu TUAN ANANDA PUTRA BASTIAN

    Sayang kamu mau pergi kemana, tunggu dulu dengerin penjelasan aku sebentar saja

    Maaf aku tidak ada waktu buat manusia sepertimu, kau benar benar jahat, makasih udah kasih aku luka yang menyakitkan

•••

    "Lihatlah air laut sibuk bergemuruh memecah keheningan pagi. Apalah arti ketulusan cintaku dimatamu." teriak Arumi kencang beruntung tak ada orang sekitar sana ia bisa disangka gila.

    "Ayah...!!! kenapa kau begitu kejam meninggalkan putrimu. Sepercik pun kau tak berikan aku pesan sebelum kepergianmu, kau tega tinggalkan aku bersama dia, kesalahan vatal apa kau perbuat masa lalu sehingga mas Putra membenciku, rencananya berhasil, hatiku hancur." memukul dadanya ber denyut nyeri tak tertahankan.

    Semalaman wanita itu duduk di ayunan yang terletak tiga meter dari bibir pantai, mungkin karena sedang air pasang sehingga dia kelihatan berada di tengah tengah air laut, deburan ombak sengaja ia biarkan membasahi seluruh tubuhnya dengan tatapan kosong air matanya terus mengalir bak hujan badai membasahi pelupuk matanya hingga sembab dingin nya angin laut yang menusuk tulang sum sum.

    Dari kejauhan seseorang mengamati wanita menjatuhkan dagu berkaca pada air yang tidak tenang.

    Hufff

    "Gadis itu ada disini. Aku cari kemana mana." gumamnya bernafas lega.

    Selangkah demi langkah mendekati kearahnya seraya melepaskan jaket lelaki itu lampirkan di punggung Arumi basah kuyup.

    Merasakan kehangatan dia menoleh serta tersenyum lembut sekilas.

    "Saya baru pertama kali melihat ada bidadari secantik ini galau." puji nya terhadap Arumi.

    Arumi menanggapi nya lewat senyuman manisnya.

    'Astaga dia mirip sekali. Pantas tuan ekstra menjaganya, tuan udah sadar belum ya, ntar marah marah lagi pas bangun aku gak ada disana, harusnya tadi kirim pesan.'

֮
ꃳꏂꋪꇙꋬꂵꃳ꒤ꋊꍌ

Air mata di hari PERNIKAHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang