Agrrhhh
Seperti biasa kala kesediaan melanda Arumi mencari ketenangan di tempat sepi dimana tidak ada satu orang pun tau tentang keberadaan sekarang, air mata begitu berharga untuk di pertontonkan.
Bukan simpati melainkan cibiran yang kita dapat, mereka tidak tau apa masalah lalu tiba tiba ikut campur, kesal bukan!
"Kamu tega permainkan janji suci kita mas. Aku kira kemarin kamu hanya khilaf, tapi apa yang ku lihat sekarang, segitu istimewa nya wanita itu hingga kau lupakan istrimu." isak tangis wanita kini usianya genap 21 tahun.
Gemerlap bintang tak seindah biasanya, hidup berasa hampa tiada penyemangat selalu ada di saat ia terluka.
"Ayah, aku butuh pelukanmu. Huaa... ayah... maafkan aku, jika waktu itu anakmu dengar apa katanya semua ini tidak akan pernah terjadi." isak Arumi.
Bulan semula terang benderang mendadak tertutup awan hitam bersamaan biasan cahaya nya.
"Kenapa harus terjadi padaku." teriak keras di tengah jembatan gelap gulita jadi saksi bisu kesedihan seorang Arumi.
Kejutan ulang tahun seharusnya jadi perayaan spesial karena pertama kali hidup bersama suami, namun nyatanya apa? dia cuma bermain main saja.
"Aku membencimu mas. Seumur hidupku kau pria brengsek tidak berhati nurani." teriak nya seperti orang gila.
Aaaaa....
Sesuai dugaan, kemarin Putra bersikap manis terhadap istrinya, dibalik itu ada niat terselubung, seharusnya ia tak mudah terkecoh oleh rayuan mautnya.
Sebelum pulang sempatkan diri mendatangi kantor sang suami, namun apa yang lihat justru membuatnya jatuh berkeping keping.
Siang itu?
Mobil taxi berhenti di parkiran gedung tinggi bertuliskan Putrasion Group senyum merekah terukir menghiasi bibir manis wanita yang berjalan memasuki pintu masuk.
"Mas Putra pasti senang aku bawakan makan siang untuknya." gumam Arumi sembari membawa papper bag ukuran sedang.
Sebelum itu dia mendatangi pegawai berjaga di meja resepsionis untuk menayal
"Aku tunggu aja kali ya disini. Siapa tau mas Putra keluar, sebentar lagi kan waktunya makan siang." menunggu di lobi.
Ponsel kotak lipat ia keluarkan dari dalam saku, ada notifikasi pesan masuk ia segera membuka.
"Siapa ini. Nomor baru, apa mungkin tuan Daniel, katanya dia mau mengirim pesan."
💬 ( Hai, aku calon bosmu. Kau ingat aku bukan, beberapa jam lalu kita baru saja bertemu )
💬 ( Besok aku tunggu kamu. Jangan sampai lupa atau terlambat, kau terima konsekuensi nya )
💬 ( Tidak bisakah kau balas pesanku )
❤️
"Idih. Ini orang lama lama ngelunjak, untung bos, kalo nggak udah gue bejek bejek terus lempar ke kandang buaya, biar ketemu sama teman temannya." kesal Arumi greget.
💬 ( Save nomerku baby )
"Astagfirullah. Gila ni orang, main panggil baby, belum juga resmi kerja udah bikin gedeg, awas aja besok sampai berani."
Seorang resepsionis datang mendekati wanita yang terlihat kebingungan harus kemana, sedangkan ini kali pertama dirinya pergi ke kantor terbesar di negara.
"Nona."
Mendongak kaget. "Eh, iya mba. Gimana? apa suamiku udah selesai meeting."
Hampir satu jam istri atasanya menunggu di sana, katanya sedang ada rapat penting, pegawai itu kira akan pergi tapi ternyata tidak.
"Mba. Mba nya baik baik saja kan." ujar Arumi kibasin tangan depan muka pegawai.
'Duh, biasanya jam segini kan tuan asyik gitu gituan. Apalagi tadi jalang tidak tau diri itu dateng, mana marah marah gak jelas sama aku, dia siapa? awas aja aku balas kau.'
"I iya. Pak Putra udah selesai meeting, mari biar saya antar." menuju ruangan CEO setelah menaiki lift ke lantai 10.
"Nona langsung masuk aja gak apa apa. Kalo begitu saya permisi." pamit nya.
Nita berhenti sejenak dengan seringaian sudut bibirnya terangkat.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata di hari PERNIKAHAN
De TodoBerawal dari pertemuan pertama sangat berkesan, pria berpawakan tinggi menyelamatkan hidupnya, rela mengulurkan tangan setiap kali kesusahan melanda hidupnya. Beberapa tahun menjalalin asmara membuat keduanya menikah. Namun apa yang terjadi justru s...