"Tidak mungkin." bantah Putra.
Meski Putra sering melakukan hal terlarang bersama Eriska tak pernah sekalipun ia bermain dalam dia selalu memakai pengaman menganggap itu adalah kesenangan semata.
Sebatas hubungan pemuas nafsu, keduanya juga ada perjanjian akan berakhir jika pihak pertama memutuskan tanpa bantahan karna bagaimana pun semua itu bertujuan untuk menyakiti hati tunangan sekarang jadi istri SAH.
Namun setelah berjalan nya waktu perasaan Putra bergejolak memilih damai dengan kehidupan rumah tangga nya berjalan selama beberapa bulan.
Dendam adalah sebuah penyakit kronis lama lama bisa menggerogoti serta merusak hati dan pikiran semakin jauh bertindak gegabah bukan orang lain yang terluka kita pun sama.
Alis Arumi saling bertaut mendengar penuturan suami.
"Mas. Sadar gak sih yang kamu ucapin, laki kaki dan perempuan dewasa eh salah, GADIS MUDA." dua jari telunjuk, tengah bergerak membentuk huruf V.
'Dia lolos gak dari tesku. Eriska tidak mungkin hamil dia kan punya riwayat kista sejak remaja dan pernah keguguran, parah nya lagi rahim dia diangkat, gak kebayang gimana perasaan dia waktu , info tuan Daniel memang tokcer.'
Satu bulan lalu
Sore hari...
Arumi merapikan berkas berkas yang berantakan di meja kerja nya sebelum pulang ke rumah.
Huft
Menghala nafas. "Akhirnya selesai juga. Jadi perempuan kok rapi banget, pake acara jatuh lagi." berjongkok mengambil kerta berserakan lantai.
"Gadis manis." panggil seseorang.
Dug
Aduh!
Arumi yang berada dikolong meja kepalanya terjedug kursi di samping kiri ia terkejut mendengar suara atasannya datang memanggilnya.
"Kamu sedang apa." membungkuk ikut jongkok.
Dilihatnya tubuh mungil itu duduk sembari memegang kertas kertas cukup banyak.
"Ngepel lantai pak." jawab Arumi asal lalu menaruh berkas yang kembali tersusun rapi keatas kursi.
"Ini kursi kurang kerjaan banget. Nimpuk pala orang, nongol lagi depan gue, untung gak ku gempar keluar." gerutu Arumi.
Lelaki tampan ciri khas lesung di kedua pipinya nyengir ia merasa gadis itu secara tidak langsung sedang menyindir nya.
"Hehe.. Saya ngejutin kamu ya. Maaf deh, sini biar ku bantu berdiri." tangan terulur siap membantu.
Bangkit nyelusup kesamping Daniel berdiri.
"Saya bukan anak kecil pak." tolak nya memilin rok pendek dikenakannya sempat terangkat.
Tindakan tersebut tak luput dari pandangan netra sipit sang atasan.
"Mata kita harus tetap dijaga loh pak biar sehat jasmani dan rohani." celetuk Arumi.
"Ah, maaf." ucap Daniel salah tingkah.
"Cieee.. Salting ni bisa ae abang." goda Arumi kedua alisnya naik turun.
"Ngomong ngomong pak Daniel ada perlu apa. Repot dateng kesini, file yang ku kirimkan buruk ya pak, aku bisa perbaiki lagi, takutnya klien marah kayak waktu itu." ucap Arumi berubah ekpresi serius.
Lelaki berpostur tubuh proporsional itu menyodorkan map coklat pada Arumi.
"A apa ini pak. Surat pemecatan saya." ragu ragu menerima.
Tertawa ceria sambil berlalu meninggalkan gadis yang terpaku menatap punggung nya makin jauh.
"Hahaha... Kamu akan tau setelah membuka nya, baca baik baik siapa tau berguna buatmu." seru Daniel.
Jika bersama lelaki itu Arumi tidak ada kata jaim antara mereka, bahkan sering tertawa tanpa sebab entah mengapa ia nyaman saat berdekatan dengan nya, bukan rasa suka ataupun sejenisnya.
***
Putra membuka mulut untuk berbicara. "Kamu mau lepas tanggung jawab, dia anak orang bukan kucing, emang dasar laki laki maunya enaknya aja, main kuda kudaan didalam kamar mandi huh, hah, huh, hah. " omel Arumi judes
"Anak kucing mana paham bermain kuda." santai Putra.
Sedikit aneh istrinya berkata demikian.
֮ϐׁꫀׁׅܻ݊ꭈׁׅׅ꯱ɑׁׅꩇׁׅ֪݊ ֮ϐׁυׁׅ݊ꪀᧁׁ
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata di hari PERNIKAHAN
RandomBerawal dari pertemuan pertama sangat berkesan, pria berpawakan tinggi menyelamatkan hidupnya, rela mengulurkan tangan setiap kali kesusahan melanda hidupnya. Beberapa tahun menjalalin asmara membuat keduanya menikah. Namun apa yang terjadi justru s...