Brugh
Cengrkraman tangan di hempaskan begitu saja, tubuh mungil Arumi terpelanting jatuh ke lantai bagaikan kapas tak berberbobot.
Agrh!
'Pria brengsek. Kesalahan fatal apa yang ayah perbuat kepada nenek nya dulu, dia bilang ayah pembunuh bayaran, dasar iblis tak berperasaan.'"Bangun!" titah Putra.
"Hei! wanita jalang bangun!" menarik paksa tangan istri dia dorong ke samping sofa tepat dirinya duduk bersila.
Melempar beberapa lembar foto pria berlumuran darah memegang benda tajam semacam pisau kecil dengan tatapan psikopat menusuk tubuh anak remaja berparas tampan mirip Putra berkali-kali hingga tergeletak tak bernyawa vidio rekaman kamera CCTV beberapa tahun silam.
Dan heran nya momen itu diabadikan oleh kamera lalu sengaja dikirim nomer ibu dari orang tuanya bersertakan vidio tak jelas siapa pelaku tersebut karena wajahnya tertutup topeng hitam memunggungi sorotan.
Dilihat dari punggung Arumi sangat tau jika itu ayahnya, sejak kecil selalu bersama bagaimana tidak mengenalinya sekalipun tertutup rapat.
FLASHBACK
"Ayah... ayah, ayah dimana? gadis kesayanganmu udah pulang nih!" berjalan memasuki rumah.
Tak ada siapa siapa disana, biasanya sang akan bersantai di ruang tamu menunggu putrinya pulang sekolah.
Berbeda hari ini sosok pria tiga puluhan itu tak ada disana, Arumi yang waktu itu berusia lima belas tahunan mencarinya kesana kemari namun tidak menemukan ayahnya.
Langkahnya terhenti di kamar milik orang dicarinya, senyuman mengembang, suasana kamar itu begitu sejuk, dari luar ada jendela berpemandangan taman yang ia rawat bersamanya.
"Nyaman sekali kamar ayah." menghempaskan tubuhnya keatas kasur empuk king size milik ayahnya.
Sejenak memejamkan mata tiba tiba ada suara benda jatuh bersumber dari ruang sebelah.
Dari luar gadis berkepang dua bangkit celingukan tak berlari keluar kamar, tak ada siapapun disana.
Gubrak
Gadis remaja itu mengkerut kembali masuk, darimana suara itu berasal.
"Doraemon. Ayah menyimpan benda segemoy ini disini, kenapa gak kasih aku aja, nanti aku." tersenyum senang melihat karakter kartun berada dikamar itu.
Ckrett...
"Hah! dinding nya bergerak." mundur nya.
Terbukalah dinding berlapis pintu biru mirip pintu Doraemon pikir gadis itu bertepuk tangan girang.
Semula tersenyum melihat foto berbingkai emas besar terpampang nyata di dinding samping pintu, berarti sang ayah begitu mencintainya.
"Woah! cantik banget." kagum.
"Tapi kenapa tidak dipajang diluar aja." heran.
Terdapat lorong memanjang ada ruang tak berpintu, karena penasaran dia masuk, sesampainya disana ia terkejut bukan main tubuhnya tersentak ke belakang.
"A ayah...?" teriak nya histeris melihat hal yang dilakukan pria sedang menyayat nyayat leher remaja pria seusia nya secara tragis.
"Arumi...?"
FLASBACK
"Tidak mungkin." menggeleng cepat.
Pasalnya setelah kejadian itu dirinya sama sekali tak mengingat dan melalui hari hari bahagia bersama orang terkasihnya.
"Sekarang kau sudah ingat bukan. Siapa dirimu? kau kan yang membantu ayahmu untuk membunuh Nicole." tuduh Putra.
Kedua orang tuanya telah mengikhlaskan kepergian anak angkatnya tetapi tidak dirinya lalui hari hari bersama, meski alm adiknya bukanlah anak kandung mereka tak membeda bedakan kasih sayang kedua putranya.
"Maaf, soal kematian adikmu aku." ucap Arumi memang tak tau menahu, ia adalah saksi yang di hilangkan ingatan nya sewaktu kejadian.
"Kau tau semuanya kenapa cuma diam saja hah!" bentak Putra membanting kursi yang terletak di sampingnya hingga retak.
Bersambung
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata di hari PERNIKAHAN
CasualeBerawal dari pertemuan pertama sangat berkesan, pria berpawakan tinggi menyelamatkan hidupnya, rela mengulurkan tangan setiap kali kesusahan melanda hidupnya. Beberapa tahun menjalalin asmara membuat keduanya menikah. Namun apa yang terjadi justru s...