Debat

22 2 0
                                    

    Arumi mengela nafas perlahan mendengar cerita suaminya, bagaimana pun pria bule korban dari kejahatan ayahnya, jika berbalik posisi ia mungkin akan melakukan hal yang sama, tapi setiap orang beda tindakan.

    Kepalanya mendadak pusing teringat kejadian lima belas tahun silam, foto pria kecil Putra perlihatkan.

    Potongan memori tiba tiba muncul dalam pikirannya, wanita itu benar benar bingung, hatinya terenyuh sakit ia menangis tak tertahan.

    Karena kejadian itu berkaitan dengan sikap Putra awal pernikahan, Arumi paham inilah alasan yang sebenarnya.

    Mereka berempat, tuan Andre, Putra, Arumi dan Daniel saat ini berada di taman belakang.

    Suaminya berhasil membujuk sang istri untuk bicara duduk setelah menikmati sarapan bersama.

    Arumi sendiri masih dalam keadaan kurang baik ia memberikan rekaman CCTV pada pria yang ingin ia gugat cerai, padahal cuma gertakan.

    Prinsipnya adalah menikah satu kali seumur hidup, bila suaminya milih berpisah ia terima lapang dada.

    Meski pria itu bukanlah cinta pertamanya namun dia sebuah cahaya yang menerangi hidupnya jadi tau apa artinya Cinta.

    "Apa ini." dahi Putra menyerngit menerima flashdisk dari istrinya bahkan menyuruh dia segera melihatnya.

    "Hei gadis manis darimana kamu dapat bukti itu." kata Daniel lembut.

    "Kamu bisa jelaskan apa maksud isi video ini." kata Putra merasa terpancing amarahnya meluap begitu saja.

    Terdapat disana ada seorang gadis kecil dan pria seumurnya berjalan memasuki salah satu rumah yang terletak jauh dari perumahan kota, bisa dibilang terpelosok langkahnya makin dalam memasuki jalan dengan pohon pohon tinggi sisi kanan kirinya.

    Dia juga tidak tau mengapa ayahnya memilih tempat tinggal di sana, ada pikiran aneh, sekian banyak tanah yang dimiliki keluarga.

    Wanita cantik disamping nya menghirup udara sebanyak mungkin sebelum ia jelaskan apa isi CCTV tersebut, tenggorokan nya tercekat susah untuk berkata ia macam orang menyembunyikan kejahatannya.

    "Biar aku saja." sahut Daniel semua mata tertuju padanya berekspresi penuh tanda tanya.

    "Apa yang kau tau. Ini masalah istriku, kau jangan sok ikut campur biar Arumi sendiri yang bercerita." sarkas Putra tak suka.

    "Anda lupa saya kakak kandung nya. Kita tinggal bersama sebelum pria tua itu mengambil adikku dari ibu, kau tentu ingat masalah kita, semua berawal darimu TUAN PUTRA." kata Daniel menekankan kata tuan.

     Andre dan Arumi saling pandang. "Tanpa sadar kau serahkan adikmu sendiri masuk kandang serigala." sambung nya.

    Deg

    Seketika pria itu terdiam bulir bening mengalir deras, ibu jari mungil Arumi mengusap yang jatuh di pipi suaminya.

    "Kau sendiri apa. Lelaki tak setia, selingkuh, cengeng, heran dulu pas adikku milih lo liat apanya, cakepan gue kemana mana, sikapmu gak berubah, baperan, pendendam, ih bikin malu." cibir lelaki tersenyum dimple.

    Ucapan Daniel terdengar mengejek, mirip emak emak gang komplek sebelah.

    "Emang seumur hidup anda tidak pernah berbuat khilaf. Nyinyir kerjaan nya."

    "Kak." lirih Arumi memutar bola mata malas.

    Daniel mengangkat lima jarinya isyaratkan agar si adik tidak boleh ikut campur urusan mereka.

    "Mas. Kak." panggil nya bergantian menatap kedua pria duduk sisi kanan dan hadapan nya.

    "Husssttt.... " kompaknya jari telunjuk berada di depan bibir.

    "Oke." bersilang dada.

    Keduanya tetap beradu mulut, tuan Andre sedari tadi mengusap dada melihat pertengkaran antara anak dan keponakan nya menarik lengan menantunya untuk masuk.

    "Kita masuk aja. Disini suasananya makin riweh." ajak Andre diangguki nya.

     𝔹𝔼ℝ𝕊𝔸𝕄𝔹𝕌ℕ𝔾

   

Air mata di hari PERNIKAHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang