"Ya Allah.. yang Maha membolak-balikan hati, mungkin air mataku sering menetes, mungkin keluh kesahku sering terdengar, aku tahu bahwa semua atas kendali-Mu. Maka tolong peluk aku saat semua tidak seperti apa yang aku inginkan."
Dari kejauhan pria duduk dibalik ayunan mengawasi wanita yang sedang khusu' berdoa setelah melakukan kewajiban sebagai muslim kebetulan didekat sana pantai ada surau.
'Kira kira gadis manis itu berdo'a apa. Berat banget kayaknya.' memegang dada. 'Hatiku ikutan sakit, walau aku tidak bisa mendengar jelas, selama bekerja dia sama sekali tidak pernah diantar oleh keluarga nya, aku tanyakan langsung saja.'
'Jika dilihat dia mirip.' ponsel bergetar. 'Siapa coba pagi pagi begini telepon, ini kan masih waktu istirahat.'
Drett Drett Drett
📞 > > >
"What is it?"
"Maaf tuan mengganggu waktu mu sebentar, ada berita penting soal keberadaan adik anda."
"Kau dimana?"
"Di depan Cafe xxx tuan, apa anda perlu sesuatu?"
"Emm... belikan saya bubur kacang ijo langganan ku, santan nya dipisah."
"Baik. Maaf tuan bukan nya anda alergi kacang hijau."
"Bukan untuk saya."
"Lalu untuk siapa?"
"Tuan saya sudah selesai. Maaf menunggu lama." ucap Arumi menghampiri Daniel tengah sibuk menelpon.
Lelaki khas suara dimple itu segera mematikan panggilan sepihak, fokus ke Arumi yang berjalan mendekat.
"It's okay, I'm a patient person." ucap Daniel mematikan telepon.
"Kok saya datang dimatiin. Biar ku tebak, pasti dari cewek maka nya anda malu kan, ngaku deh! " goda Arumi melihat benda pipih dalam genggaman pria di berdiri di depan nya.
Dia terlihat tegang saat kedatangan nya. Lelaki jangkung berpostur proporsional turun ayunan tersenyum senang mendengar kabar baik.
"Ya ampun senyuman nya mirip bang Namu, mana sama pula perawakan dia sixpack. Jauh banget tinggi, tampan dari, Hush...! Apaan sih kamu, inget suamimu panutan istri Arumi, jangan sampai aku berlebihan kagum padanya, bestie adalah maut, kan gak lucu.' bergeleng geleng menghapus pikiran anehnya dengan menepuk dahi.
Membalas senyum. "Kita duduk. Eh, bahaya ini bisa celakain orang, harusnya segera diperbaiki." ujar Arumi hendak duduk sebelah kiri lelaki itu.
Namun rusak, besi nya rapuh jika seandainya ia tempati bisa lepas pegangan.
"Duduklah bersamaku." tawar nya bergeser menepuk bangku ayunan kayu cukup lebar.
Kikuk mengangkat tangan kanan tanda penolakan.
"Tiga orang muat." menarik tangan gadis yang kebingungan.
Otomatis bobot kecil Arumi ikut tertarik bak terbawa angin hampir terjatuh jika tak ada yang mengimbangi.
15 menit kemudian
"Tuan pesananmu." seru seseorang membawa tentengan sesuai permintaan bosnya.
"Bawa kesana." tunjuk ke bangunan kecil untuk bersantai. "Kita sarapan bareng!" ajak Daniel menggandeng tangan Arumi.
'Kelihatan nya dia tipe lelaki pemaksa. Tadi menarik ku, semarang asal gandeng kayak mau nyebrang jalan raya.'
Sementara itu di gedung Putration Group.
"Bos."
"Kau yakin wanita ini istriku."
"Seratus persen. "
Agrrh...!
"Beraninya dia main main dibelakang ku." geram CEO muda meremat foto yang asisten berikan.
'Aku tidak percaya nona melakukan hal itu. Pasti bos salah paham, terlebih lelaki tersebut musuh bebuyutan bos. ' batin asisten hati mengelak.
"Mana vidio nya. Kuda Nil... inikah caramu balas dendam. " gumam Putra tangan tergenggam menahan amarah.
Yang sedang pria itu ialah Arumi bersama pria lain, tertawa lepas seakan tak ada beban pikiran tengah permasalahan rumah tangga berantakan.
"Siapa? Siapa yang lebih tampan. Aku aku dia." tanya Putra tak kunjung dapat sahutan.
Si asisten sibuk dengan pikiran nya sendiri dia tidak mendengar, raga disini pikiran kesana.
Prank
Guci kecil hiasan meja kerja serta ponsel digenggaman jadi pelampiasan, pecah tak berbentuk.
'Astaga bos nyeremin banget. Aku kabur aja kali ya.' melangkah mundur.
Pergerakan nya diketahui oleh Putra ia menatap horor orang yang memberikan informasi tentang keberadaan istrinya.
"Seret dia ke hadapanku!" titah nya.
Ternganga. "Baik bos." bergegas pergi.
BERSAMBUNG
KAMU SEDANG MEMBACA
Air mata di hari PERNIKAHAN
DiversosBerawal dari pertemuan pertama sangat berkesan, pria berpawakan tinggi menyelamatkan hidupnya, rela mengulurkan tangan setiap kali kesusahan melanda hidupnya. Beberapa tahun menjalalin asmara membuat keduanya menikah. Namun apa yang terjadi justru s...