Bicara Penting

21 1 0
                                    

    "Tuan. Ya ampun, tuan anda kenapa." panik nya beralih duduk samping atasan sembari memegang bahu sang atasan mengajaknya ngobrol.

    Satu tangan terangkat menandakan lelaki tampan berdarah Asia Timur itu baik baik saja, Arumi segera beranjak bangkit lalu berdiri seperti semula, namun pergerakannya ditahan oleh Tuan Daniel.

    Sempat terkejut Iya kembali menormalkan ekspresinya dan membiarkan lelaki itu mencekal pergelangan tangannya.

    "Duduklah! saya mau bicara penting ini soal keluarga kamu." titah Daniel tegas.

    Tak dapat menolak Arumi terpaksa menuruti nya ia penasaran apa yang akan dengar kelanjutan ucapan waktu itu sempat tertunda.

    "Sebentar saja ya pak. Saya harus segera pulang soalnya." ucap Arumi menggantung.

    "Suamimu marah kan. Pria bule macam dia kok kamu mau, mending cari kayak Oppa oppa contohnya saya." ujar Daniel tak habis pikir.

Deg

    Dada Arumi tersentak mendengar ucapan atasannya ternyata identitas asli telah terungkap, sewaktu melamar kerja dirinya mengaku masih single karna syarat utama menjadi karyawan di kantor nya, umur tidak berpengaruh pada wajahnya yang mirip anak sekolahan.

    Daniel menarik tangan Arumi keluar dari restoran tersebut menuju parkiran mobil sport merah jadi tujuannya dia mengajak gadis itu masuk.

    "Dia bukan bule. Cuma agak blasteran dikit dan kita menikah atas dasar cinta."bela Arumi.

'Cinta palsu.'

    "Biar aku aja pak yang nyetir. Bapak keliatan capek, gih keluar!" kibasin kibas keluar pintu.

    Mata lelaki tampan berdiri hendak masuk untuk duduk menyipit.

    "Oke. Ke apartemen ku ya, mumpung belum terlalu malam, sekalian saya mau lihat kemampuan kamu menyetir." ucap Daniel diangguki.

    Gadis itu merasa tertantang tersenyum santai, bukan sesuatu yang sulit baginya.

    "Pasangkan sabuk pengaman. Bersiaplah sepuluh menit kita sampai, bapak sabar dulu ya." kata Arumi menancap gas.

    Mobil sport melaju kencang membelah jalanan yang kebetulan sangat sepi gadis itu bisa bergerak leluasa tanpa hambatan.

    Sesuai perkataan dalam waktu kurang dari sepuluh menit mereka telah berada di kawasan gedung gedung menjelang tinggi ia tak mampu capai apa yang ada diatas sana lajunya melambat serasa ada yang aneh dengan suasana sekitar terasa asing baginya.

    Melihat ekpresi berbeda wanita duduk di kursi stir Daniel menepuk pundaknya.

    "Kamu kenapa."

    'Ini kan dekat apartemen mas Putra. Pantesan pak Daniel tau ternyata dia tetangga ku sendiri, kok aku gak pernah tau ya, dia juga diam aja, bilang kek gitu jadi rasa malu aku berkurang sedikit.' rutuk dirinya dalam hati.

     "Arumi."

    Terlonjat menoleh kaget berskesiap dada menatap lelaki tampan berkulit putih itu.

    "Kamu kenapa. Saya manusia, kamu kayak liat setan aja." kekeh Daniel.

    "Ah! Tuan tinggal disini."

    "Iya. Unit ku ada dilantai xxx, kamu ikut saya ke dalam, ini penting soalnya." tunjuk nya.

    Sesuai arahan kini mereka telah memasuki gerbang tinggi halaman mansion mewah disana sudah ada satpam yang membukakan pintu menyambut kedatangan majikan.

    "Malam tuan." ucap penjaga berseragam hitam.

    Jendela mobil terbuka. "Malam pak." balas Arumi tersenyum ramah sedangkan orang yang dipanggil tuan dia malah terus menatapnya.

    Pria parubaya tersebut dibuat melongo pasalanya ini kali pertama majikannya datang membawa seorang wanita.

    'Siapa gadis cantik itu. Pacarnya kali ya, semoga aja deh benar, tuan tidak merasakan sakit hati untuk kesekian kalinya.'

    "Sejak kapan tuan tinggal disini." canggung Arumi tak enak seraya berjalan memasuki pintu lorong Apartemen.

    Nampaknya lelaki itu tidak mendengar ia fokus pada gadis bertinggi sebahunya terlihat mungil.

    "Pak." kibas tangan.

    "Hmm... kamu manis." gumamnya.

    "Hah!" Arumi gak langsung koneks tangan nya terentang menghadang langkah Daniel yang hampir menabrak pintu lift. "Jalan pakai mata pak. Jangan hati." canda nya.

    "Hmm... kamu jago menggodaku. Awas loh nanti saya." sadikit membungkuk pipi chubby Arumi dia colek.

    "ARUMI...!!!" teriak seseorang mengejutkan keduanya.

    BERSAMBUNG

Air mata di hari PERNIKAHAN Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang