🦪 Chapter 22

5.3K 175 82
                                        

~ S E L A M A T M E M B A C A ~

☁️☁️☁️

Setelah selesai mandi dan berpakaian Veona langsung beranjak pergi dari kamar menuju dapur, dengan sedikit terburu-buru ia menuruni anak tangga dan setelah sampai di lantai satu Veona langsung berlari menghampiri pada Bibi Melin yang kini tetengah sibuk menggoreng ayam.

Bibi Melin yang melihat pada Veona langsung tersenyum yang membuat Veona dengan penuh semangat langsung mengambil alat memasaknya lalu berdiri di samping Bibi Melin.

"Ingin apa?" tanya Bibi Melin.

"Aku ingin membantu menggoreng ayam."

"Tidak perlu, sekarang duduk saja biar Bibi yang menggoreng ayamnya."

"Tapi aku ingin membantu Bibi."

"Tidak perlu, Sayang. Sekarang duduk saja di kursi meja makan, Bibi akan menyediakan makan malamnya."

Veona langsung merengutkan bibirnya dengan sedih yang membuat Bibi Melin yang melihatnya hanya bisa geleng-geleng kepala, lalu Veona beralih membuka kulkas dan mengambil satu buah apel membawanya menuju meja makan. Setelah itu mengambil pisau dan berniat langsung memotong buah apel tersebut sebelum sebuah tangan datang langsung menahannya yang membuat Veona langsung menoleh.

"Kau memang tidak pernah hati-hati dan melihat dengan apa yang kau pegang," ujar V lalu mengambil alih pisau dan buah apel di tangan istrinya.

"Aku bisa membukanya sendiri."

"Caramu memegang pisau salah dan itu bisa melukai tanganmu."

Lalu V mulai memotong buah apel tersebut dan menyediakannya di atas piring membuat Veona langsung mengambil satu potongan lalu memakannya.

"Pekerjaan Tuan sudah selesai?"

"Kenapa, hmm?"

"Aku hanya bertanya karena malam ini aku mau tidur di temani dengan Tuan," kata Veona sambil menatap pada suaminya yang membuat V langsung tersenyum.

Mengingat jika seminggu belakangan ini V begitu sibuk mengurus pekerjaannya membuat Veona jarang sekali jika tidur malam bermanja-manja dengan suaminya atau sekedar untuk berpelukan sampai pagi, karena V jika malam selalu sibuk bekerja, bekerja, dan bekerja.

Pagi bekerja sampai sore, lalu hanya punya waktu beberapa menit untuk bersama Veona sebelum setelah itu sibuk bekerja lagi di mansion sampai tengah malam. Veona bahkan kadang merasakan kesal dan khawatir saat melihat pada suaminya yang terus sibuk bekerja, kesal karena jarang di perhatikan dengan tindakan lalu khawatir dengan kondisi V yang dari pagi selalu sibuk sampai malam. Veona takut jika V terlalu sibuk terus menerus dengan pekerjaannya dan takut jika suaminya itu sampai sakit, tapi untungnya V selalu menurut jika Veona menyuruhnya untuk makan ini dan itu yang membuat Veona sedikit tenang.

V juga tentunya sedari awal sudah memberi tau Veona jika ia memang akan benar-benar sibuk selama seminggu ini, karena tengah menjalankan dan membangun proyek baru yang membuat jadwal begitu padat. V juga tidak ingin membuat istrinya berfikir macam-macam tentangnya jadi jika Veona bertanya V selalu menjawabnya dengan jujur, dan sesekali saat Veona menemaninya bekerja di situ juga kadang mereka menyempatkan waktu untuk bermesraan. Sekedar berpelukan, berpangkuan, berciuman, dan bercinta.

Ya.

Mau sesibuk apapun setiap hari hal itu tidak pernah terlupakan di waktu yang sempit, dan V hanya bisa menyempatkan waktunya itu di pagi atau sore, karena jika malam ia akan benar-benar sibuk mengingat waktu yang tenang pada malam hari membuat V mungkin lebih fokus saat malam. Sehingga membiarkan Veona tertidur lebih dulu di atas ranjang sementara V masih sibuk bekerja.

•TUAN V [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang