Ada yang penasaran sama cerita ini?
Komen dong, alasan apa yang membuat temen-temen memilih buat baca cerita ini?____________________________________
HAPPY READING
____________________________________
"Kapan yaa gue bisa hidup enak?"Malam itu, langit kota dihiasi bintang-bintang yang samar terlihat di antara lampu-lampu jalan. Bianca mengendarai motor dengan kecepatan sedang, berusaha melawan rasa kantuk yang terus menyerangnya. Dia baru saja menyelesaikan lembur di kantor, dan tubuhnya terasa sangat lelah.
"Ah, kerjaan nggak ada habisnya," gumamnya sambil menguap.
Matanya terasa berat dan lelah. Dia mencoba fokus pada jalan di depannya, tapi kelopak matanya terus saja menutup.
"Sial, ngantuk banget." Rutuk Bianca.
Beberapa saat kemudian, Bianca memutuskan untuk menutup matanya sejenak, hanya sekejap, pikirnya. Namun, saat dia membuka mata kembali, dia melihat sebuah kereta melaju dengan cepat dari kejauhan. Jantungnya berdetak kencang, dan dia segera menarik rem motor.
"Astaga! Kereta!" teriaknya panik. Namun, rem motor tidak berfungsi. Bianca mencoba lagi, tapi hasilnya tetap sama.
"Kenapa nggak bisa berhenti?!" Dia berteriak lebih keras, panik mulai merayapi pikirannya. Kereta semakin mendekat dengan kecepatan yang mengerikan. Tak ada seorang pun di sekitar untuk membantunya. Dalam upaya terakhir untuk menyelamatkan diri, dia memutuskan untuk melompat dari motornya.
"Sial," umpatnya.
Dengan sekuat tenaga, Bianca melompat dari motor, berharap bisa menghindari tabrakan. Namun, saat dia melompat, tubuhnya terkena hantaman keras dari sisi kereta yang melintas.
"Akhh!" Ringisnya.
Dalam sekejap, seketika dunia menjadi gelap, dengan rasa sakit yang luar biasa menguasai tubuhnya.
***
Bianca terbangun dengan perasaan bingung dan pusing. Dia merasakan permukaan yang lembut di bawah tubuhnya.
Tunggu, lembut?
Saat membuka mata, dia melihat langit-langit yang dihiasi dengan lukisan indah. Apakah ini alam kubur? Tidak, sepertinya bukan. Apakah rumah sakit? Sepertinya bukan juga. Tapi, ini bukan rumahnya. Dia mencoba bangun, tetapi tubuhnya terasa aneh dan berbeda.
"Gue dimana?" gumamnya pelan. Dia menoleh ke sekeliling, melihat ruangan mewah dengan perabotan antik dan hiasan dinding yang elegan.
Ini sudah seperti sedang syuting drama kerajaan.
Pintu kamar terbuka, dan seorang pelayan masuk membawa nampan dengan teh hangat. "Yang Mulia, Anda sudah bangun," kata pelayan itu dengan suara lembut.
"Yang Mulia?" Bianca mengerutkan kening. "Siapa Lo? Di mana gue?"
Pelayan itu terlihat bingung, "maaf yang mulia? Bahasa apa itu?"
"Bahasa bumi lah, emangnya bahasa apa. Artinya aku kamu, ngerti sekarang? Ngerti dong masa enggak?" Tanya Bianca namun dijawab gelengan kepala oleh wanita itu. "Kok gak ngerti?! Dari planet apa Lo?"
"Sejauh ini, saya mengerti bahasa aneh yang mulia. Saya adalah pelayan Anda, Yang Mulia. Marie. Anda berada di istana, tentu saja. Kita ada di kerajaan Eldoria."
Bianca merasa ada yang sangat aneh. "Istana? Apa yang terjadi sama gue?"
Pelayan itu meletakkan nampan di meja dan mendekati Bianca. "Anda mungkin masih merasa bingung setelah kecelakaan itu, Yang Mulia. Dokter mengatakan Anda butuh istirahat."
Bianca mencoba mengingat kembali. Kecelakaan? Perlahan, ingatannya mulai kembali. Dia ingat kecelakaan dengan kereta. Tapi ini semua terlalu nyata untuk menjadi mimpi. Ia masih bisa hidup? Tapi, dimana ini?
"Tunggu... kecelakaan?" Bianca bertanya, "Apa yang terjadi?"
Pelayan itu tersenyum lembut. "Ya, Anda mengalami kecelakaan kecil beberapa hari yang lalu. Tapi yang penting sekarang adalah Anda sudah sadar. Apakah Anda butuh sesuatu?"
Bianca menatap pelayan itu dengan mata penuh pertanyaan. "Gu- maksudnya aku butuh penjelasan. Siapa aku di sini?"
Pelayan itu tampak semakin bingung. "Anda adalah yang mulia ratu Elara dari kerajaan Eldoria, Yang Mulia. Apakah Anda benar-benar tidak ingat?"
Bianca terkejut. Yang mulia ratu? Ratu? Dia merasa tubuhnya gemetar. "Tunggu, apa?"
Sebelum dia bisa bertanya lebih jauh, pintu kamar kembali terbuka dan lima pria dengan pakaian kerajaan masuk. Dengan paras tampan dan karismatik, membuat Bianca khilaf sesaat. Sebelum terlihat tatapan mereka dingin dan penuh kebencian, seolah dia adalah hama yang harus dibasmi. Tidak ada ramah sama sekali.
Ada apa? Siapa mereka? Mengapa mereka menatapnya benci? Memangnya apa salahnya?
Pelayan itu segera mengambil langkah awal supaya tidak terjadi kesalahpahaman. "Sepertinya yang Mulia Ratu Elara mengalami hilang ingatan karena insiden menabrak kereta kuda. Sejak yang Mulia Ratu bangun, yang Mulia sudah seperti orang bingung dan tidak mengenali pelayan sendiri. Nanti akan ada dokter yang datang untuk mendiagnosis lebih lanjut," jelas pelayan itu dengan suara tegas namun penuh hormat.
Bianca, menatap pelayan itu dengan kaget. "Apa?"
Apa yang pelayan itu katakan? Jelas-jelas jika Bianca kecelakaan ditabrak oleh kereta. Kereta api, bukan kereta kuda!
Pelayan itu beralih menatap para pria itu. "Yang Mulia Ratu, mereka adalah suami-suami Anda. Yang Mulia Adrian, suami pertama. Yang Mulia Leo, suami kedua. Yang Mulia Nathaniel, suami ketiga. Yang Mulia Kaelan, suami keempat. Dan yang Mulia Marcus, suami kelima."
Para pria itu menatap Bianca dengan semakin dingin dan tajam. Terlihat semakin jelas jika mereka membencinya.
Bianca terdiam membisu dengan tubuh menegang. Ia ingat, ia ingat nama-nama yang disebutkan wanita itu. Mereka, mereka adalah para tokoh utama di dalam novel My Princess!
Celaka!
Seketika, Bianca jatuh pingsan, tak mampu menahan shock dari kenyataan yang baru saja dihadapinya
"Sial, sial."
____________________________________
TO BE CONTINUED
____________________________________wkwkwkwk gimana kesan dan pesan di prolog ini?
Saran dan masukan dengan senang hati author terima ya!
KAMU SEDANG MEMBACA
Beyond The Final Chapter [END]
FantasyKarena kecelakaan ditabrak kereta, Bianca terbangun di ruangan asing dengan tubuh seorang wanita yang mendapatkan peran tokoh utama di dunia novel. "G-gue jadi tokoh utama yang punya 5 suami?!" Bianca, kini bereinkarnasi menjadi putri mahkota yang...