Chp. 08: Tidak waras

786 53 0
                                    

Menurut author, temen-temen harus siapin mental sih buat baca ini.
wkwkwk kepo gak sih?

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA!

____________________________________

HAPPY READING
____________________________________


Malam ini, Bianca harus pergi ke kamar Leonard, suami yang paling membuatnya muak.

Bianca sangat enggan sebenarnya, mengingat jelas bagaimana perlakuan pria itu di hari pertama ketika dia tiba di dunia asing ini. Namun, Marie bersikeras bahwa Bianca harus mendatangi kamar Leonard. Pada akhirnya, Bianca setuju dengan syarat tidak memakai baju yang minim bahan itu lagi. Marie pun menyetujuinya dengan berat hati.

Kini, di sinilah Bianca berdiri, di depan pintu kamar Leonard. Ia menghembuskan napas berkali-kali, mencoba menenangkan degup jantungnya yang tak karuan. Pintu kayu besar di depannya tampak begitu menakutkan, seolah menyimpan semua mimpi buruk yang tak ingin dihadapinya.

Di tengah keheningan itu, Adrian yang berjalan di lorong, tanpa sengaja bertemu dengan Bianca yang tampak ragu untuk masuk. Pria dengan wajah datar dan dingin itu mendekat, matanya menyiratkan sedikit rasa penasaran.

"Aku dengar kau membuat drama tadi siang," ujarnya begitu tiba di samping Bianca, suaranya terdengar pelan namun penuh penekanan.

Bianca mendelik malas, tak ingin berurusan dengan pria yang satu ini. "Kenapa? Apa pedulimu?" tanyanya sinis.

Adrian mengangkat alis, berjalan mendekat hingga jarak mereka hanya beberapa senti saja. Dari posisi mereka, Marie yang mengintip dari jauh, tampak seperti mereka sedang berciuman. Wajah Marie memerah, lalu dia segera berlalu pergi dengan cepat.

Adrian membungkuk sedikit, berbicara dengan nada yang hanya bisa didengar oleh Bianca. "Aku tidak akan pernah peduli padamu. Sedikitpun," ujarnya dingin, penuh ketegasan.

"Oh ya?" Bianca mengangkat bahu, menunjukkan ketidaktertarikannya.

Bianca memilih untuk memasuki kamar Leonard dibandingkan berurusan dengan Adrian yang dingin dan kejam. Meskipun begitu, di dalam hati kecilnya, Bianca masih menyukai karakter fiksi pria itu. Ironi yang menyebalkan.

Adrian hanya menatap kepergian Bianca, wajahnya tetap datar tanpa ekspresi, sebelum akhirnya dia juga berlalu pergi.

Sementara itu, Bianca yang baru saja memasuki kamar Leonard, dikejutkan dengan kehadiran pria itu yang sudah duduk tenang seolah menunggunya. Tatapan Leonard begitu tajam dan penuh arti, membuat Bianca sedikit gemetar.

"Kau... Tidak mungkin menungguku, kan?" tanya Bianca, tidak percaya.

"Aku? Tentu saja menunggumu. Apalagi?" Leonard menjawab dengan nada ramah yang aneh.

Beyond The Final Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang