Chp. 18 : Desa Frostvale

563 46 0
                                    

temen-temen, aku mau tanya. kalo seorang bangsawan yang memegang daerah tertentu, itu disebutnya apa ya? penguasa bukan sih? 😭

 kalo seorang bangsawan yang memegang daerah tertentu, itu disebutnya apa ya? penguasa bukan sih? 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________

HAPPY READING
____________________________________

Hari itu cerah, namun suasana hati Bianca dan Kaelan tidak secerah langit di atas mereka. Mereka terpaksa berada dalam kereta kuda yang sama, dalam perjalanan ke desa terpencil Frostvale. Tujuan mereka adalah untuk memeriksa kondisi desa yang dilaporkan mengalami banyak masalah. Frostvale, sebuah daerah bersalju yang dikelilingi gunung es, menyimpan berbagai misteri yang harus mereka ungkap.

Dengan mengenakan pakaian sederhana dan menaiki kereta kuda biasa, Bianca dan Kaelan menyembunyikan identitas mereka sebagai rakyat biasa. Mereka ingin melihat keadaan sebenarnya tanpa ada perlakuan istimewa. Sepanjang perjalanan, hanya ada keheningan yang menyelimuti mereka. Tidak ada satupun dari mereka yang berniat membuka percakapan.

Di dalam kereta, suasana terasa kaku dan dingin. Suara derap kaki kuda dan kereta yang menggesek jalanan berbatu menjadi satu-satunya irama yang mengiringi perjalanan mereka. Bianca sesekali melirik Kaelan, namun pria itu tampak sibuk menatap pemandangan di luar jendela, seolah berusaha menghindari tatapannya.

Ketika melewati jalan penuh batu, kereta kuda mulai berguncang hebat. Bianca hampir tersungkur ke depan, tetapi Kaelan dengan sigap mengulurkan telapak tangannya untuk menahan supaya kening Bianca agar tidak terbentur. Satu tangannya lagi menahan tubuh Bianca agar tidak jatuh.

"Sebaiknya kau duduk dengan benar," ujar Kaelan sambil membenarkan posisi duduk Bianca di depannya.

Bianca mengerucutkan bibirnya, meski dalam hati ia berterima kasih. "Terima kasih sudah menyelamatkanku."

"Anggap saja sebagai balas budi karena telah merawatku," jawab Kaelan dengan datar, kembali menatap perjalanan di luar jendela.

Bianca tersenyum kecil. "Ah, benar juga! Aku baru mengingatnya. Apa sekarang kau sudah membaik?"

"Hm," dehem Kaelan sebagai jawaban.

Bianca mendelikkan matanya malas. Inilah yang paling ia tidak sukai namun tetap membuatnya tertarik. Pria dingin yang hanya mengatakan sepatah dua kata, namun selalu membuat hatinya berdebar-debar.

Tiba-tiba, kereta kuda berhenti. Bianca menatap Kaelan dengan bingung. "Ada apa, Alaric? Apakah kita sudah sampai?"

Alaric, yang menyamar sebagai kusir, menjawab, "Kita sudah sampai, tuan, nyonya. Tapi sepertinya di depan ada sedikit masalah."

Bianca dan Kaelan memutuskan untuk keluar dari kereta kuda. Tidak jauh dari tempat mereka berhenti, terlihat keributan antara dua kesatria yang menghalangi jalan dan beberapa rakyat yang ingin lewat.

Beyond The Final Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang