Chp. 16 : Acara Festival

648 44 0
                                    

____________________________________

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________

HAPPY READING
____________________________________


Suasana di kamar Marcus dipenuhi dengan ketegangan yang halus, diselimuti oleh cahaya lembut dari lampu meja yang berpendar keemasan. Bianca, duduk di kursi rias, tengah mempersiapkan dirinya untuk tidur. Hening malam yang tenang hanya dipecahkan oleh suara langkah kaki Marcus yang mendekat.

Marcus datang menghampiri Bianca, mengusap lembut bahunya. Sentuhan itu membuat Bianca mengernyit, bingung, lalu menatap Marcus dari pantulan cermin. "Di sini tidak ada orang, jadi kau tidak perlu membuat drama."

Marcus tersenyum, mendekatkan wajahnya ke wajah Bianca. "Apa maksudmu? Aku sedang tidak membuat drama. Hanya saja, kau terlihat cantik malam ini."

Bianca berdiri, melepaskan diri dari sentuhan Marcus, dan berjalan menuju kasur. "Cukup sampai di situ. Aku tidak ingin melakukannya."

Marcus tertawa pelan. "Siapa yang bilang aku ingin melakukan itu? Aku hanya ingin menawarkan pijatanku, barangkali kau merasa pegal."

Bianca termenung. Apa yang dikatakan Marcus ada benarnya. Bianca merasa pegal setelah seharian berdiri dan berkutat dengan tugasnya. "Baiklah, tapi hanya itu ya. Tidak lebih."

Marcus mengangguk setuju, lalu duduk di belakang Bianca di tengah ranjang. Dengan telaten, Marcus memijat kepala Bianca, membuat gadis itu keenakan hingga matanya terpejam menikmati pijatan yang menenangkan itu.

Saat tangan Marcus beralih ke pundaknya, ia merasa sensasi aneh mengalir melalui tubuhnya. Marcus, yang awalnya hanya berniat memijat, mulai teringat akan masa lalu yang kelam. Bayangan ingatan pahit tentang ayahnya dan penderitaan yang harus dialami karena raja terdahulu, ayah Elara, kembali menghantuinya.

Saudagar Everhart, ayah Marcus, dulu adalah seorang pria yang kaya raya namun hidupnya dihabisi oleh tuntutan kerajaan. Ayah Elara, raja terdahulu, membuat ayah Marcus bekerja keras tanpa henti untuk memulihkan ekonomi kerajaan. Hal itu membuat ayah Marcus tidak punya waktu bersama keluarganya. Hidupnya hanya diisi oleh kerja keras dan tekanan.

Bahkan, saat Marcus diculik berulang kali, kerajaan tidak pernah membantu. Marcus harus berjuang sendiri keluar dari neraka itu. Ketika akhirnya Marcus mengetahui bahwa ayah Elara adalah dalang di balik penculikan-penculikan tersebut, rasa dendamnya semakin membara. Ia bertekad membalas dendam kepada raja, namun ketika raja wafat, dendam itu beralih kepada putrinya, Elara.

"Marcus? Ada apa? Mengapa kau menghentikan pijatannya? Apakah kau sudah mengantuk?" Tanya Bianca, mendongakkan kepalanya menatap Marcus dengan tatapan bingung.

Marcus tersadar dari lamunannya, terkejut melihat wajah Bianca yang sangat dekat dengannya. Entah ada hasutan dari mana, dengan perlahan Marcus memiringkan kepalanya, dan ketika tersisa beberapa senti saja, Marcus mulai mengecup bibir Bianca.

Beyond The Final Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang