Chp. 24: Dasar Gila

527 45 0
                                    

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA
(anyway, ada beberapa yang sebagian besar di bantu ChatGPT 😭 habisnya kosa kata udah mulai abis cuyy)

HARAP BIJAK DALAM MEMBACA (anyway, ada beberapa yang sebagian besar di bantu ChatGPT 😭 habisnya kosa kata udah mulai abis cuyy)

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________

HAPPY READING
____________________________________

Vivienne mengatur langkahnya dengan hati-hati saat dia memasuki ruang rahasia di bagian tersembunyi dari istana. Dia sudah merencanakan pertemuan ini selama berhari-hari, dan malam ini adalah saatnya untuk melaksanakan rencananya. Dengan jubah hitam yang menutupi tubuhnya, dia duduk di depan seorang pria yang menunggu dengan cemas. Pria itu, seorang alkemis licik, memberikan senyuman sinis saat melihat Vivienne.

"Apa kau sudah siap untuk menjadi ratu?" tanya alkemis itu dengan suara berbisik.

Vivienne mengangguk mantap. "Tentu saja. Elara harus disingkirkan. Dan aku akan memastikan Adrian, Leonard, Nathaniel, Kaelan, dan Marcus jatuh ke dalam perangkapku. Mereka semua akan tunduk padaku."

Alkemis itu mengeluarkan botol kecil berisi cairan merah muda dari kantongnya. "Ini adalah obat perangsang yang kuat. Berikan ini kepada mereka, dan mereka tidak akan bisa menolakmu."

Vivienne meraih botol itu dengan tangan gemetar, matanya berkilat-kilat dengan keinginan kuat. "Terima kasih. Ini akan memastikan tempatku di singgasana."

Tanpa sepengetahuan Vivienne, Marie, pelayan setia Bianca, telah mengintai dari balik tirai. Marie terkejut mendengar rencana jahat Vivienne. Dia segera berlari meninggalkan tempat persembunyian itu begitu Vivienne dan alkemis itu berpisah.

Dengan napas tersengal, Marie mengetuk pintu kamar Bianca. "Yang Mulia, saya harus berbicara dengan Anda. Ini sangat penting."

Bianca membuka pintu dan melihat wajah Marie yang penuh kecemasan. "Ada apa, Marie? Masuklah dan ceritakan padaku."

Marie segera menceritakan semua yang dia dengar. "Vivienne berencana memberikan obat perangsang kepada para suami yang mulia agar mereka tunduk padanya. Dia bahkan ingin membunuh yang mulia dan mengambil tempatmu sebagai ratu."

Bianca tertawa mendengarnya, tetapi bukan karena dia meremehkan ancaman tersebut. "Tenanglah, Marie. Rencana Vivienne tidak akan berhasil. Kita akan menendangnya jauh sebelum dia dapat melaksanakan niatnya."

Bianca memikirkan langkah selanjutnya. Dia tidak bisa mengabaikan ancaman ini, tetapi dia juga tidak ingin menunjukkan ketakutan di depan para suaminya. Tiba-tiba, pintu kamar terbuka, dan Leonard masuk dengan wajah penuh kekhawatiran.

"Marie, terima kasih. Kau bisa kembali ke kamar sekarang," kata Bianca.

Marie mengangguk dan pergi, memberikan ruang bagi Bianca dan Leonard. Leonard mendekat, terlihat bingung dan sedikit kesal.

Beyond The Final Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang