Chp. 17: Pria Aneh

579 51 0
                                    

temen-temen lagi suka baca cerita apa nih?
share dong, author kehabisan asupan cerita 😭

temen-temen lagi suka baca cerita apa nih?share dong, author kehabisan asupan cerita 😭

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

____________________________________

HAPPY READING
____________________________________

Di luar ruangan, Vivienne berdiri dengan cemas. Baru saja rapat berakhir, ia menghampiri Bianca yang tengah berbincang dengan Edmund.

Vivienne merapat dengan tatapan penuh harapan. "Kak Bianca, bisakah aku bicara sebentar?"

Bianca tersenyum ramah. "Tentu, Vivienne. Ada yang bisa aku bantu?"

Edmund, yang berdiri di samping Bianca, menatap Vivienne dengan heran. "Maaf, Vivienne, tapi yang mulia ratu tidak bisa dipanggil kakak. Panggilan kakak, hanya untuk bagi mereka yang memiliki ikatan keluarga, atau jika bukan, mereka adalah orang terdekat. Bukan orang yang baru bertemu."

Vivienne menunduk, air mata mulai menggenang di matanya. "O-oh, aku mengerti. T-tapi, aku benar-benar ingin memanggilnya kakak."

Bianca merasa prihatin. "Vivienne, aku paham perasaanmu. Mungkin kita bisa menjadi lebih dekat seiring waktu."

Adrian, yang menyaksikan kejadian tersebut, segera mendekati Vivienne dengan penuh perhatian. "Vivienne, jangan sedih. Aku akan menemanimu."

Vivienne dibawa pergi oleh Adrian. Leonard, yang melihat itu berdecak kesal. "Biar aku yang menasehatinya."

Usai mengatakan itu, Leonard berlalu pergi menyusul Adrian. Setelahnya, Nathaniel, Kaelan, dan Marcus yang menyadari bahwa ada urusan mendesak yang harus mereka urus, jadi mereka pamit pergi. Tersisa Bianca dan Edmund di ruangan itu.

Edmund, masih khawatir, bertanya pada Bianca, "Apakah yang mulia ratu baik-baik saja setelah semua itu?"

Bianca mengangguk, mencoba terlihat tenang. "Ya, Edmund, aku baik-baik saja. Jangan terlalu khawatir."

Namun, Edmund tetap cemas. "Orang gila mana yang tidak sakit hati melihat orang yang dicintainya pergi bersama orang lain? Orang gila itu yang mulia ratu, dan... Aku."

***

Malam hari tiba, malam ini adalah jadwal bagi Bianca untuk tidur bersama Adrian.

Dan kini, Bianca dan Adrian siap untuk tidur bersama, meskipun terhalang sebuah bantal. Malam ini berbeda dari sebelumnya; Adrian sudah sepenuhnya sadar dan tidak meminum alkohol. Bianca bersyukur akan hal itu. Mereka berencana untuk beristirahat dengan tenang setelah hari yang melelahkan.

Namun, saat mereka sedang bersiap-siap untuk tidur, terdengar ketukan keras di pintu. Bianca berinisiatif untuk membuka pintu dan alangkah terkejutnya ia melihat Vivienne berdiri di ambang pintu dengan membawa bantal.

Beyond The Final Chapter [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang