17

1.1K 132 6
                                    

Kini christy dan saudaranya telah sampai di rumah setelah melewati masa yang menegangkan bagi christy karna di paksa satu mobil dengan kakaknya.

"kamu mulai hari ini tidur sama jinan, semua barang kamu udah kita pindahin karna ara akan tidur sama cici" ucap shani saat mereka tiba di rumah.

christy memang sengaja di pindahkan ke kamar jinan karna di antara mereka semua jinanlah yang paling di patuhi christy selama ini.

"ga bisa gitu dong ci, dedek gamau pindah ci" ucap christy namun tak mendapat jawaban dari shani karna shani langsung menarik ara berjalan ke arah kamar mereka sedangkan jinan berlalu begitu saja ke arah kamarnya

"aku rasa kita ga perlu jelasin alasan kenapa ara kita adopsi kan christy?" ucap gracia menatap tajam ke arah christy yang masih mematung melihat shani membawa ara masuk kedalam kamar.

"iya" ucap christy pelan lalu menarik nafasnya dalam karna sedang memikirkan betapa sial nasibnya jika harus sekamar dengan jinan walaupun dulu dia sangat bergantung pada kakaknya itu.

"udah dek, ga usah cemberut gitu dong mukanya, sekarang dedek bersih bersih dulu kita tunggu buat makan siang yah?" ucap chika menghibur adik kesayangannya.

"iyh ka" ucap christy pelan lalu berjalan ke arah kamar jinan dengan map dan ipad di tangannya  meninggalkan chika dan gracia yang kini menatap sendu punggung adiknya.

christy menarik nafas dalam sebelum membuka pintu kamar yang selama ini sangat ngeri di matanya, christy mulai membuka pintu yang sudah sangat lama tak ia buka dan sudah sangat lama ia tak melihat isi rungan yang dulunya adalah tempat favorit nya dulu.

saat christy masuk ia tertegun melihat beberapa pesawat kertas yang tergantung di jendela kamar jinan yang tak pernah di buka semenjak pesawat kertas itu di gantung, ia ingat dengan jelas bahwa pesawat kertas itu berisi tentang pesan pesannya untuk tuhan dan digantung oleh jinan beberapa tahun lalu untuk menghiburnya saat ia habis di hantam ibu.

"kenapa ci inang berubah" ucap christy pelan menatap sendu benda yang bergelantungan itu mengingat betapa lembutnya jinan dulu.

"kenapa ci cani sama ci gle juga sekarang berubah, apa ka chika juga akan berubah kya kalian?" ucap christy lagi membuat air matanya lolos dengan mudah.

"maaf dari dulu aku cuma jadi beban kalian" ucap christy lagi dengan suara yang bergetar.

tanpa ia sadari jinan kini sudah mendekapnya dengan erat saat melihat mata sendu christy menatap pesawat kertas.

"eh, maaf kak" ucap christy kaget saat sadar dari lamunannya dan hendak melepas pelukan jinan namun ralat jinan makin mempererat pulukannya.

kini terdengar suara isak tangis dari jinan yang membuat chiristy bingung sediri sama seperti hari itu saat ia melihat jinan menangis saat berusaha melepas tangannya dari manda.

christy yang merasa hangat dalam pelukan yang sudah lama tak ia rasakan kini tangannya terangkat mengelus punggung jinan yang bergetar hebat karna isak tangisnya.

"maaf, maafin cici" ucap jinan pelan namun masih bisa di dengar christy.

christy yang mendengar jinan menyebut dirinya dengan sebutan cici membuatnya seketika membalas pelukan jinan tak kalah erat dan ikut menangis.

"ci i-nang ja-ngan beru-bah la-gi ya, de-dek ta-kut" ucap christy yan kini terhisak hebat dan di angguki oleh jinan.

cukup lama mereka dalam posisi itu sampai suara teriakan gracia yang menyadarkan mereka.

"KA JINAAAN, KEBURU MATI KELAPARAN AKU INIIIII" teriak gracia.

"IYA BENTAAARRR" balas jinan yang tak kalah kencang.

PESAWAT KERTAS UNTUK CICITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang