Saat ini shani berjalan dengan langah cepat sembari menarik tangan adiknya.
"Ci tangan dedek sakit"
Shani yang mendengar itu langsung menggendong adiknya walaupun christy sekarang sedikit lebih tinggi darinya.
Ceklek
Shani membuka ruangan pribadi gracia dan ternyata di dalam juga ada jinan.
"Eh ci, tumben" ucap gracia.
"Dedek kenapa sayang, sini sama cici" ucap jinan hendak mengambil adiknya namun di tahan oleh shani.
Shani menurunkan christy dan perlahan membuka kemeja kerjanya hingga menampakkan luka di punggung adiknya.
"Ini maksud kalian ga biarin cici ganti bajunya dedek waktu dia sakit?" Tanya shani dengan mata yang terlihat seperti sedang menahan amarah, gracia dan jinan yang tak tau harus menjawab apa hanya menundukkan kepala mereka.
"ci, dedek yang minta buat ga bilang ke cici sama ka chika" ucap pelan chiristy.
"Dedek gapapa-" ucapa christy terpotong Karna shani langsung mengecup bibirnya lalu memukul pelan dada adiknya sembari terhisak.
"Kena-pa..hiks" Tanya shani pelan.
"Maaf ci, kalo dedek ga pake cara ini mungkin sekarang dede beneran udah ga ada, setidaknya cara ini bisa ngalihin rasa sakit yang dede rasaih selama empat tahun ini ci, karna jujur dede ga sekuat itu ci, bahkan kata kata kalian hari itu masih terasa pedih di sini" ucap christy pelan lalu mendiamkan tangan shani di bagian hatinya.
Shani yang mendengar hal itu makin di buat terhisak, Ia menubrukkan dirinya ke dekapan adiknya dengan tangan yang ia kalungkan di leher christy.
"maaf" ucap sendu christy dan semakin mempererat pelukannya, gracia dan jinan yang melihat hal itu menata sendu ke arah keduanya.
SKIP
Kini shani dan christy berada di mobil menuju kantor shani karna tadi Christy tidak mau di tinggal cicinya jadi shani dengan senang hati membawa adiknya, berbeda dengan si kembar yang di buat cemberut karna christy yang tidak mau pisah dengan shani.
"Ayo sayang" ucap shani menggenggam tangan adiknya.
Di perjalanan menuju ruangan shani mereka menjadi pusat perhatian semua orang di sana karna tidak ada yang tau jika mereka adalah sauudara kandung.
"dedek tunggu disini dulu ya sayang, cici ga akan lama" ucap shani dan di angguki christy.
Shani mencium lama bibir adiknya lalu keluar dari ruangan menuju ruang meeting karna ada perusahaan yang ingin kerja sama dengannya.
Christy membuka ipadnya hanya untuk sekedar melihat cctv apakah parasit tadi Masih ada atau sudah di bawa manda.
Sekitar dua jam shani belum juga kembali, christy yang di landa rasa bosan langsung keluar ruangan untuk mencari cicinya itu.
Keadaan kembali hening kala christy berjalan mendekat ke arah karyawan yang tadinya sedang ngerumpi.
"Ruang meeting dimana" Tanya christy dengan nada dinginnya mampu membuat jantung para karyawan seperti akan lompat dari tempatnya.
"Ma-mari saya antar nona" ucap salah satu karyawan, christypun mengikutinya dari belakang.
POV SHANI
Shani kini sedang berdebat dengan CEO dari perusahaan wijaya karna proyek kerjasama yang di tawarkan hanya akan menguntungkan pihak sebelah.
"Kamu itu seharusnya bersyukur bisa satu proyek sama saya!, CEO baru seperti kamu ini tidak akan pernah berkembang!, DASAR BOD-" ucapan pak wijaya terpotong.
BRAK
POV SHANI AND
Christy dengan langkah santainya masuk ke dalam ruang meeting dan membuat semua orang yang tadinya duduk langsung berdiri sembari membungkukan badan sbagai tanda memberi hormat begitu juga dengan shani yang melakukan hal yang Sama seperti yang lain.
"Minggir" ucap christy pada orang yang berada di seberang pak wijaya lalu duduk sembari memangku kakinya.
"duduk" pinta christy lalu semua orang langsung mendudukkan diri mereka lagi.
Christy mengambil kertas di depannya yang berisikan tentang proyek yang hasilnya sangat menguntungkan wijaya.
"dasar botak, beraninya dia ingin mengambil keuntungan sebanyak ini" batin christy lalu merobeknya dan melempar berkas itu tepat di wajah pak wijaya.
christy mengambil pistol kecil berwarna emas lalu mengarahkannya tepat di kepala pak wijaya Dan membuat semua orang berlari keluar kecuali shani karna ia tau jika senjata itu adalak korek api milik marsha.
"TOLONG JANGAN BUNUH SAYA NONA"
"SAYA TIDAK MELAKUKAN KESALAHAN APAPUN NONA"
"tapi saya tetap akan menembak" ucap christy mengambil ancang ancang untuk menembak dan membuat pak wijaya semakin ketakutan.
"TAPI KENAPA NONA"
"Karna saya...tidak suka kepala botakmu" ucap christy.
"Saya hitung sampai tiga jika saya masih melihat kepala botakmu itu akan saya pastikan peluru bersarang di otakmu"
"1"
"2" di hitungan kedua pak wijaya sudah lari terbirit birit dengan sepatunya yang ia lepas agar larinya lebih cepat.
"Dasar botak" ucap christy menarik pelatuk korek api itu sedangkan shani terkekeh melihat pak wijaya yang lari seperti bocah Yang ketahuan mandi hujan sama emaknya.
Christy Mengunci pintu ruang meeting lalu duduk di kursi dan menarik shani ke atas pangkuannya.
"Dedek ih cici gamau di pangku" ucap shani yang kini duduk mengahadap adiknya, saat shani hendak turun christy menahan pinggangnya
" emang Kenapa" ucap christy sembari memeluk dan menggesekkan wajahnya di dada shani.
"Cici berat sayang" ballistic shani sembari mengelus kepala adiknya.
Chrisy tidak membalas melainkan langsung melepas kemeja serta bra shani lalu dengan rakus melahap nipel cicinya dan tangannya memainkan payudara shani yang ngaggur.
Shani berulangkali mengecup pucuk kepala adiknya dan mengelusnya lembut.
"ahh, de jangan di mainin dong sayang" ucap shani saat christy memilin nipelnya dengan tangannya.
Christy menghentikan aktifitasnya lalu menatap polos wajah cicinya.
"Kenapa ci?" Tanya christy polos.
Shani yang merasa malu langsung membekap mulut adiknya dengan nipelnya agar kembali menyusu Dan tidak menanyakan hal yang aneh aneh.
VOTE YAH MANTEMAN
KAMU SEDANG MEMBACA
PESAWAT KERTAS UNTUK CICI
Fantasykelahiran seorang anak yang menjadi awal mula hancurnya keluarga cemara bahkan di tolak oleh perempuan yang telah melahirkannya namun di sisi lain ia menjadi bukti nyata paling indah akan karunia tuhan bagi cici-cicinya, alur cerita hidupnya yang ba...