5

1.7K 117 0
                                    

setelah menangani christy dokter meminta perawat untuk menaruhnya di ruang VVIP karna doktet tau siapa gadis yang ia tangani ini, sebelum keluar ruangan dokter menghubungi seorang pria dan menceritakan tentang christy.

"dok gimana kondisi adik saya dok" tanya serentak mereka berempat saat dokter keluar dari UGD.

"pasien mempunyai penyakit jantung bawaaan sejak lahir dan paru parunya kotor akibat bakteri dari air ketuban saat lahir yang mungkin saja di minum saat ketuban pecah dan tidak di sadari sampai saat ini, sekarang kondisinya sudah kembali membaik walau tadi sempat terjadi lemah jantung, dan kejang adalah hal yang wajar terjadi jika suhu tubuh manusia di atas 40° Celcius".

mereka berempat di buat kaget dengan penjelasan dokter karna setau mereka christy hanya memiliki imun tubuh yang lemah dan kekurangan gizi karna tak mendapat asi dari ibunya makanya ia sering sakit dan butuh asupan asi sampai sekarang.

"tapi dok, adik saya bisa sembuhkan dok" tanya sani dengan nada suara yang bergetar.

sedangkan chika yang mendengar penjelasan dokter tadi kini menangis dan di tenangkan oleh gracia.

"bisa jika pasien melakukan terapi uap sebulan sekali untuk membersihkan paru parunya sedangkan untuk penyakit jantungnya hanya bisa di sembuhkan dengan tindakan operasi"

mendengar perkataan dokter membuat pertahanan shani agar tidak menangispun runtuh dan di dekap oleh jinan, bagaimana tidak, ia sadar jika ia tidak bisa mendapatkan uang untuk biaya pegobatan chrysti yang nominalnya sangat besar sedangkan biaya kehidupan meraka saja sulit terpenuhi karna harus membayar hutang ibu mereka pada rentenir, tapi ia sangat tidak mau kehilangan adik bungsunya itu.

"kalau begitu saya permisi dulu, pasien akan saya tempatkan di ruang VVIP anggap saja ini bantuan dari saya untuk kalian" ucap dokter.

"makasih banyak dokter" balas mereka semua dengan suara bergetar.

setelah dokter pergi pintu UGD terbuka dan terlihat tubuh seorang gadis dengan alat bantu pernafasan di atas ranjang yang sedang di dorong dua perawat menuju ruang VVIP dan di samping kanan kiri ada mata yang tak berhenti menangis ikut mngiringi sampai masuk ruangan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

kini mereka sudah berada di ruang dan sedang menatap adiknya yang matanya belum terbuka dari tadi.

"deek ayo bangun, maafin cici yah sayang" ucap shani menyalahkan dirinya, jika shani tidak mengabaikan christy ia tidak akan kejang seperti tadi.

"jangan salahin diri cici, dedek ga akan suka kalo dengar cici caninya seperti ini" ucap jinan mengelus punggung shani yang bergetar.

"mana ni yang katanya adek kuatya ci gle" ucap gracia yang kini menggenggam tangan adiknya yang tak di infus.

"dedek kitti bangun dong dek" ucap chika yang menggoyang pelan tubuh adiknya.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

waktu kini menunjukan pukul 10.00 pagi hari, shani jinan gracia memutuskan untuk mengambil cuti hari ini untuk menemani si bungsu di rumah sakit hanya chika yang pergi ke kampusnya karna di paksa jinan.

"ci biar aku aja yang ambil baju dedek sekalian beli sarapan, cici disini aja sama gracia temenin dedek, kan bisa berabe kalo dedek sadar tapi ga liat cici kesayangannya" ucap jinan.

"ya udah nanti cici chat ya apa aja yang harus di bawa" balas shani.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

saat tiba di rumah chika langsung siap siap untuk pergi ke kampus sedangkan jinan kini berada di kamar shani dan christy, jinan mengambil barang barang yang di sampaikan shani lewat chat seperti, pakaian, minyak telon dan beberapa barang lainnya.

"kak, chika pergi ya" ucap chika yang sudah sudah siap ke kampus.

"iyah kamu hati hati yah dek bawa motornya" balas jinan sambil mengecup pipi chika.

setelah itu chika keluar dari pekarangan rumahnya menuju kampus dengan hati yang gelisah karna tak berhenti memikirkan kondisi adiknya.

setelah beberapa menit chika pergi terlihat 5 bocah yang kini berdiri di pintu rumah christy dengan seragam yang mereka taruh di luar dan kancing yang terbuka menampakkan kaos di balik seragam dan bisa di pastikan jika mereka bolos dari sekolah.

"CRISTYYYYYYYY" teriak adel.

"udah lama ya ga kesini" ucap muthe dramatis.

"ya elah kita ga kesini karna emang selalu main di luar bego" balas kathrin yang menapok muthe.

"TOY, TOY,TOYAAAAA" teriak zee dan terakhir di ikuti teriakan semuanya kecuali freya yang hanya diam tanpa ekspresi seperti patung.

BRAKK

suara pintu rumah yang di buka oleh jinan dengan keras karna telinganya panas mendengar teriakan sahabat adiknya itu.

"HALO KA JINAN" ucap mereka kompak seakan tanpa dosa lalu masuk dan duduk di sofa tanpa menghiraukan jinan yang masih berdiri di ambang pintu kecuali freya yang dengan sopan masuk setelah mendapat izin dari jinan.

buduka memang sudah akrab dengan saudara christy karna mereka sudah bersahabat sejak dini keculi chika karna saat buduka main ke rumah christy pasti chika tidak di rumah karna mengerjakan tugas di rumah temannya jadi buduka tidak pernah melihat sosok chika yang mereka anggap manusia paling ambisius dalam belajar itu.

jinan pergi ke kamar dan keluar dengan tas yang berisi perlengkapan christy.

"eeh ka jinan mau pindah ya?" tanya muthe

"toya mana kak tumben sepi ni rumah" tanya zee

"pindah pala kau" jawab kathrin pada muthe.

"iyah ya tumben ni rumah sepi dan gelap" ucap kathrin.

"iya kaya masa depan lu, gelap" balas adel yang kini tertawa dan di sambut geplakan dari kathrina.

sedangkan freya berjalan ke arah jinan yang kini berdiri di ambang pintu tanpa menjawab pertanyaan mereka dan mengambil ancang ancang mengunci 4 mahkluk ghoib yang masih enteng duduk di sofa.

"tidaaaaakk"ucap muthe dramatis melihat pintu yang akan di tutup.

"drama lo nyet" ucap zee adel dan kathrin kompak berdiri meninggalkan muthe yang cecengecan.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

mereka mengikuti jinan dari belakang seperti anak itik, ikut beli sarapan dan naik angkot dan seperti tanpa dosa kathrin dan zee malah menyandarkan kepala mereka di bahu jinan saat mereka duduk di kursi belakang angkot. jinan juga tadi membeli sarapan bubur ayam untuk mereka berlima dan jinan juga yang membayar ongkos angkot mereka.

"kita kenapa kesini?" tanya muthe saat mereka terus mengikuti langkah jinan di koridor rumah sakit.

"liat mayat bapak lo" jawab kathrin.

"dasar bokem" balas freya yang mengundang gelak tawa mereka berempat kecuali freya yang masih dengan wajah datarnya karna tidak biasanya freya akan ikut nimbrung dengan candaan dark mereka, akibat suara tawa yang besar membuat mereka kini menjadi pusat perhatian.

jinan yang wajahnya merah karna menahan malu akibat ke lima bocah itu langsung menarik mereka dengan cepat dan masuk ke ruangan christy.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~

"EEEH SI MONYET KENAPA TIDUR DISINI" teriak mereka berempat kecuali freya saat masuk ke ruangan VVIP dan melihat christy yang terbaring dengan tangan yang di infus dan memakai alat bantu pernafasan.

"ya ampun nan ngapain lu bawa para curuk kesini" ucap gracia yang melihat mereka berlima kini ikut nimbrung di sekitar ranjang christy.











"ooooooohhh" ucap mereka mengangguk paham saat mendengar penjelasan dari gracia.

sedangkan gracia kini ngedumel tidak jelas karna dia sudah menjelakan panjang kali lebar namun mereka hanya ber 'oh' ria yang padahal mereka sangat takut dengan kejadian ini tapi mereka sengaja membuat gracia kesal.

sedangkan shani kini tertidur dengan tangannya yang memeluk lengan christy yang di infus, untung saja shani tipe orang yang tidur dengan satu gaya, dan jinan yang sedang menyiapkan sarapan untuk mereka semua.

PESAWAT KERTAS UNTUK CICITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang