33

1.6K 162 9
                                        

Saat ini christy sedang berada di ruang meeting bersama beberapa client yang membuatnya ingin memenggal kepala mereka, mungkin jika bukan karna janjinya pada shani kepala mereka sudah terpisah dari tadi.

POV SHANI

Shani kini berada di Castiello Company untuk mengantar bekal adiknya yang ia buat sendiri tadi.

"Permisi boleh saya bertemu dengan nona angel" Tanya shani pada petugas resepsionis.

"Ga bisa nona angel lagi meeting dengan perusahaan basar" balas seorang wanita dengan wajah cetus.

"Lagian nona angel tidak ada waktu untuk mengubris perusaan baru karna banyak perusahaan besar yang ingin menjalin kerjasama dengannya, jadi anda mending balik aja sana" usir wanit itu.

Shani hanya tersenyum lalu duduk di sofa khusus tamu penting.

"Eh mba ini tempat santai untuk tamu penting, minggir ah" ucap wanita resepsionis tadi lalu menariknya paksa untuk berdiri.

Wanita itu memanggil beberapa penjaga untuk menyeretnya keluar, ia kini duduk di di tempat yang terkena sinar matahari karna para penjaga tidak mengizinkan walau hanya berdiri di tempat teduh.

SHANI POV AND

Angel keluar dari ruang meeting dengan wajah yang sangat tidak bersahabat karna rasanya ia ingin memasukkan para clientnya ke dalam karung lalu membuang mereka ke dasar laut.

Suasana yang tadinya baik kini seketika hening, tidak ada satupun suara dari para karyawan seolah mereka sedang menahan nafas.

Semua orang yang christy lewati menunduk memberi hormat padanya tapi ia sama sekali tidak tertarik.

Saat akan masuk mobil christy melihat ada seorang wanita yang mirip seperti cici kesayangannya yang berdiri di bawah terik matahari.

"Ga mungkin cici"batin christy lalu masuk ke dalam mobil, saat menyalakan mobil ia menatap lagi wanita yang mirip cicinya itu lalu membuka hpnya.

"Halo sayang" ucp shani kala ia mengangkat telepon dari adiknya.

Mata christy seketika terbelalak larna wanita itu ternyata benar adalah cicinya.

"Cici kenapa bediri di sana" Tanya chrsti khawatir setelah menarik shani masuk ke lobby sedangkan semua orang menatap kaget ke arah mereka.

"Cici ga pengen masuk aja dek"

"Lah Emang kenapa ci?, kan dedek bilang kalo datang tu langsung ke ruang CEO aja, cicikan gabisa kena matahari, nih muka cici aja jadi merah kan"

"cici kenapa?" Tanya christy karna shani hanya menunduk.

christy yng tau jika shani pasti tadi melewati hal yang tidak menyenangkan langsung membuka ipadnya untuk melihat cctv yang terhubung langsung di ipad.

Rahang christy mengeras, matanya memanas dan wajahnya yang tadinya menyeramkan kini terlihat lebih menyeramkan,  terakhir kali ia membunuh ayah ara karna membentak cicinya itu dan konyolnya sekarang cicinya di perlakukan buruk di perusaannya adiknya sendiri.

Christy berjalan ke arah salah satu penjaga yang tadi ikut menyeret shani lalu hendak melayangkan pisau ke arah pria kekar itu tapi shani memeluknya dari belakang agar ia tidak kehilangan kendali lagi.

"udah dek..hiks..cici gpp sayang" tangis shani memeluk erat adinya sedangkan wanita resepsionis tadi gemetar di tempat karna ia sadar jika ia telah melakukan hal yang sangat fatal.

Christy membalikkan badannya lalu membalas pelukan cicinya, matanya menatap dingin wanita yang sekarang terlihat sangat pucat.

"Gua minta tolong urus mereka" ucap christy pada orang di balik telepon yang ternyata adalah manda, ia mengirim video rekaman cctv pada manda agar manda tidak salah penggal kepala nanti.

Christy membawa cicinya ke ruangannya, melewati para karyawan yang matanya masih terbelalak.

"Maaf yah ci" ucap christy mengecup bibir shani agar cicinya kembali tenang lalu memeluk erat cicinya yang masih sesenggukan.

Shani kini kembali tenang lalu membuka kotak makanan yang ia bawa dan mulai menyuapi adiknya.

"Cici kenapa ga telpon dedek aja tadi" Tanya christy mengusap lembut pipi shani.

"Cici takut ganggu dek"

"Ci, cici itu ada di urutan teratas dalam hidup dedek, dedek ga suka cici kya gini" ucap christy sembari menggenggam lembut tangan shani.

"Makasih ya sayang" balas shani lalu mengecup bibir adiknya.

"Ci mau nenen" ucap christy dengan wajah imutnya.

"Habisin dulu makanannya sayang baru nenen"

Setelah makan christy membawa shani ke kamar tersembunyi di ruangannya lalu berbaring di kasur.

Shani membuka kemeja kantornya lalu melepas branya dan mengarahkan nipelnya ke arah mulut adiknya, christy yang tak sabaran langsung menyedotnya dengan kencang.

"Pelan sayang gada yang bakal ambil" ucap shani sembari mengelus kepala adiknya.

"Dedek lepas aja kemejanya ntar sesak loh dek" christy hanya menggeleng.

Saat shani hendak memasukkan tangannya ke balik kemeja christy untuk mengusap punggungnya tangan shani di cegat dengan cepat.

"Kenapa sayang" Tanya shani sedangka si empu hanya menatapnya sambil terus menyedot nipelnya.

Shani yang melihat tingkah aneh christy langsung membuka kemeja kantor adiknya.

"Iih cicii mau nenen" rangek christy karna shani melepas nipelnya sembari melepas kemeja yang di pakai christy.

Sama seperti jinan dan grasia yang di buat shock dengan kondisi punggung adik mereka yang di penuhi luka cambuk, air mata shani lolos dengan mudah karna melihat punggung adiknya.

"Cici" panggil christy pelan.

Dengan air mata yang terus jatuh shani memakai kebali pakaiannya lalu memakaikan kemeja christy dengan pelan Dan membawa adiknya keluar ruangan.

SKIP

Christy kini berada dalam mobil shani, shani yang sedang mengemudi dari tadi masih menggenggam erat tangan adikya.

"Kenapa kesini ci?" Tanya christy dengan ajah polosnya, shani tidak menjawab ia langsung turun dan membuka pintu mobil adiknya lalu kembali menggenggam tangannya dan membawanya masuk ke dalam rumah sakit untuk menemui gracia.

VOTE YAH MANTEMAN

PESAWAT KERTAS UNTUK CICITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang