38

1K 106 5
                                    

Christy melangkahkan kakinya memasuki salah satu ruangan di rumah sakit yang terdapat beberapa tubuh tak bernyawa yang telah di tutupi kain putih penuh bercak darah.

Dengan tubuh yang gemetar ia berusaha menguatkan dirinya untuk melihat wajah para sahabatnya untuk terakhir kalinya namun saat ia baru membuka kain pertama rasanya ia tidak kuat untuk berdiri, dadanya terasa sesak, tangisnya makin pecah dan tubuhnya makin gemetar kala melihat sosok yang selama ini menjadi salah satu penopang hidupnya di dunia yang tidak berpihak pada mereka.

"Zoya...." Lirih christy menyatukan dahinya dengan dahi sahabatnya Yang wajahnya kini pucat penuh darah sembari terhisak karna rasanya begitu menyakitkan menerima fakta ini.

"Aku akan selalu ada untukmu dimanapun dan kapanpun itu kakakmu yang keren ini akan selalu jadi yang terdepan jika ada yang menyakitimu" ~zoya keren.

Christy mengingat perkataan zee saat mereka kecil dulu saat ia dikatai anak haram oleh teman sekelasnya karna tidak punya orang tua, dan zee dengan kesadaran penuh menghajar tiga orang yang mengejeknya itu walaupun ia tau konsekuensi apa yang akan ia dapat, zee selama ini selalu berdiri satu langkah di depannya untuk menjadi tameng kala ia sedang dalam masalah dan selama ada zee entah kenapa ia selalu merasa aman walaupun anak panah sedang melesat ke arah jantungnnya ia tetap akan merasa baik baik saja karna ada zee yang akan Selalu melindunginya.

"Dek" Ucap seseorang yang ternyata adalah cindy dan sisca Yang tadi datang saat pembantaian terjadi tapi semuanya terlambat, mereka berhasil membunuh semua antek antek angelina tapi mereka tidak bisa mengembalikan nyawa ke tubuh yang sudah tak bernafas lagi, mereka mengelus pelan punggung christy yang masih menangis memeluk tubuh zee.

christy menarik nafas dalamnya lalu mencium lama kening zee dan kembali menutup wajah sahabat terbaiknya itu.

Masih dengan isakan tangis yang memilukan dan tubuh yang gemetar christy melangkah untuk membuka kain selanjutnya.

"abang..." Lirih christy mendekap erat tubuh yang selalu menjadi tempat ia mengadu kala sedang dalam keadaan tidak baik baik saja.

"Cil lu harus jadi orang yang kuat jangan cengeng mulu, lu harus hadapin masalah lu sendiri karna gua takut kalo nanti lu ada masalah dan gua ga ada di sisi lu cil, pokonya lu harus kuat oke nanti abangmu yang kuat ini akan ngajarin gimana caranya mlintir kepala orang, oke?" ~ abang dedel.

Christy mengingat perkataan adel yang menasehatinya dulu agar bahunya tetap tegar walaupun dunia berulangkali menghakiminya.

Berbeda dengan zee yang selalu berdiri tegap di depan untuk melindunginya, adel selalu mengajaran christy untuk menghadapi masalahnya sendiri agar adiknya itu menjadi sosok yang kuat krna adel sadar jika mental christ terlalu lemah untuk tinggal di bumi yang faktanya orang lemah selalu tidak punya pilihan.

christy mengecup lama alis adel lalu dengan tangan yang gemetar menutup kembali kain itu dan melangkah untuk membuka kain selanjutnya.

"Mumucang...." Tangis christy memeluk erat tubuh yang selama ini telah menghiasi hari harinya dengan segala macam tingkah centilnya.

"Eh christy lu itu jadi orang jangan blahbloh mulu dari pada lu gda kerjaan mending kita bolos aja yuk" ~ mucang.

Muthe Dari dulu sering menasehatinya tapi saran yang ia berikan pasti selalu lebih buruk dari apa yang ia nasehati, meski sering membuat christy naik darah muthe selalu menjadi moodboster christy selama ini, dengan berbagai tingkah centilnya yang membuat mereka geleng kepala karna tindakannya yang tak dapat di baca.

Christy mengecup lama Alis muthe lalu menutup kainnya kembali.

Saat christy membuka kain ashel olla oniel dan ella ia di buat naik pitam karna lebih dari satu tembakan yang tepat mengenai kepala mereka, christy berjanji pada dirinya sendiri akan membalas dengan cara yang jauh lebih buruk dari apa yang angelina lakukan pada sahabatnya.

Christy melangkah ke arah dua jasad yang di letakkan bersama di ranjang yang ukurannya lebih besar, saat christy membuka kain yang menutupi dua wajah yang baru beberapa jam lalu ia peluk, kali ini christy tidak sanggup lagi menopang tubuhnya kala ia menyentuh pipi dingin dari kedua adiknya.

"freya...Marsha...."pecah tangis christy makin terdengar sangat memilukan hati.

"Fre bangun...hiks...ini kakak udah balik loh sesuai janji kita tadi...hiks...bangun...masa kamu yang ingkar janji....hiks" tangis christy memeluk erat tubuh yang ia menanampan sumpah pada dirinya sendiri untuk selalu melindungi adiknya tapi kenyataannya ia tidak ada saat adiknya menghembuskan nafas terakhirnya.

"Janji yah"~ freya

Christy mengingat janji yang ia buat beberapa jam yang lalu pada adiknya tapi janji itu tidak sesuai apa yang mereka harapkan.

"Sha....katanya mau peluk cici Lagi kalo udah bangun....ayo bangun....cici pengen di peluk kamu...."

" nanti Kalo bangun cici harus peluk aku lagi ya!" ~ marsha.

Jika christy tau itu adalah pelukan terakhir yang ia rasakan dari kedua adiknya, demi tuhan ia tidak akan pernah melepasnya, christy masih saja menangis sembari menghentakkan kakinya karna sangat tidak ingin menerima fakta jika semua sahabatnya telah Pergi meninggalkanya, sendiri, di dunia yang tidak adil untuknya.

Christy mencium alis kedua adiknya sangat lama bahkan lebih lama dari yang lain lalu dengan tangannya yang gemetar ia kembali menutup kain itu.

Sebelum melangkah ke arah gita yang tengah terhisak hebat di atas jasad adiknya christy terlebih dulu memeluk dan mencium lama alis mandira Lalu melangkah untuk memeluk tubuh atin.

Christy memeluk erat tubuh sahabatnya yang dulu ia tahan dengan sekuat tenaga tidak terjatuh dari atap rumah sakit tapi kini tubuh itu Kini tergeletak bersimbah darah tak bernyawa di hadapannya.

"Kita harus bareng terus yah trus perginya juga harus baren, aku ga mau tau pokonya kita harus bareng terus" ~bokem

Christy teringat akan janji konyol yang buduka buat saat mereka masih duduk di bangku kelas tiga SD dan epiknya mereka benar benar bersumpah untuk selalu bersama, jika satu pergi maka semuanya juga harus ikut pergi seolah ajal bisa di negosiasi.

Christy mencium lama alis atin lalu berbisik di telinganya.

"Jangan khawatir aku tetap akan menepati janji kita, sabar yah" christy mengecup pipi atin lalu memeluk erat gita yang masih terhisak memeluk tubuh adiknya.

"dedek" panggil seseorang yang ternyata itu adalah cici keduanya yang baru saja selesai melakukan operasi pada shani jinan dan chika.

"Cici" christy menatap sendu gracia lalu menubrukkan diri Ke dalam dekapan cicinya itu, sama seperti adiknya, gracia juga sangat terpukul dengan kejadian ini tapi ia harus terlihat kuat di depan christy walaupun sebenarnya jiwanya meringis menahan sakit dari fakta ini dan ia berulang kali berpikir bagaimana caranya ia memberi tau adiknya jika salah satu dari ketiga kakaknya tidak bisa ia di selamatkan.

Melihat kondisi adiknya yang terlihat sangat memilun karna baru saja kehilangan semua sahabatnya gracia rasanya tidak sanggup jika harus menambahkan fakta bahwa adiknya harus kehilangan satu orang lagi yang pastinya akan membuat christy sangat hancur.

VOTE YAH MANTEMAN

PESAWAT KERTAS UNTUK CICITempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang